Sering kita menganggap remeh janji-janji kita. Teman atau rekanan, terpaksa menunggu kedatangan kita berpuluh-puluh menit bahkan berjam-jam. Orang lain kita suruh mengerti kita, mengerti kesibukan kita, mengerti pelupanya kita, mengerti apapun alasan kita. Sementara kita tidak mau mengerti kepentingan teman dan rekan kita, bagaimana menyebalkannya menunggu kita.
Rasulullah saw pernah mengalami hal seperti itu, bahkan menunggu hingga tiga hari. Walau saat itu belum diangkat sebagai utusan Allah, tapi beliau sudah memegang janji dengan sempurna. Nah beginilah Kisahnya…
Al-Qadhi ’Iyadh meriwayatkan dalam asy-Syifa’ dengan sanadnya sampai kepada ’Abdullah bin Abil Hamsa, dia berkata, ”Aku pernah berjanji kepada Nabi saw sebelum beliau diutus. Ada barang milik beliau yang tertinggal. Aku berjanji akan membawa barang tersebut di suatu tempat. Namun aku terlupa. Setelah tiga hari baru aku teringat. Lalu aku mendatanginya. Ternyata beliau masih tetap berada di tempat itu. Beliau berkata kepadaku, ’Hai pemuda, sungguh engkau telah menyengsarakanku. Aku tetap di sini selama tiga hari menunggumu.’” (UMAR ABDULLAH)