Pembebasan Konstantinopel: Dahsyatnya Pertempuran

Episode 2

Muhammad al-Fatih

Pada tahun 1451 M berkuasalah Sultan Muhammad II putra Sultan Murad II. Sejak memerintah Kesultanan Turki Utsmani, Sultan Muhammad langsung mengarahkan pandangannya untuk membebaskan Konstantinopel. Sultan Muhammad berusaha mempersiapkan berbagai cara dan strategi untuk menaklukkan Konstantinopel. Kekuatan militer Utsmani diperkuat hingga 250.000 mujahid. Jumlah yang sangat besar untuk kekuatan pasukan di masa itu. Beliau juga memperhatikan pelatihan pasukan dengan berbagai seni tempur dan ketangkasan menggunakan senjata, yang bisa membuat tentaranya ahli dan dan cakap dalam operasi jihad. Dalam hal ruhiyah, beliau memperhatikan penanaman semangat jihad di dalam diri pasukannya. Beliau selalu mengingatkan mereka akan pujian Rasulullah saw pada pasukan yang mampu membebaskan kota Kontantinopel. Beliau selalu berharap, tentara yang dimaksud Rasulullah adalah tentaranya. Inilah yang memberikan dorongan moral yang sangat kuat dan tiada tara pada pasukannya. Kehadiran para ulama di tengah-tengah pasukan, makin menguatkan semangat jihad pasukan.

Infrastruktur angkatan perang diperkuat. Sultan Muhammad membangun Benteng Romali Hishar di wilayah selatan Eropa di selat Bosporus berhadap-hadapan persis dengan benteng yang dibangun oleh Sultan Bayazid di seberangnya, di daratan Asia. Sehingga kedua benteng tsb mampu mengontrol armada laut yang menyebrang dari arah timur Bosphorus ke arah sebelah barat.

Dalam hal persenjataan, Sultan Muhammad mengumpulkan senjata-senjata yang dibutuhkan dalam pembebasan Konstantinopel. Diantaranya yang terpenting adalah meriam. Beliau mengundang seorang ahli pembuat meriam yang bernama Orban. Insinyur ini mampu merakit meriam-meriam. Yang sangat terkenal adalah meriam Sultan yang memiliki bobot ratusan ton dan membutuhkan ratusan lembu untuk menariknya.

Untuk mengepung Konstantinopel dari arah laut, Sultan Muhammad memperkuat armada laut Utsmani dengan memperbanyak beragam kapal. Kapal yang dipersiapkan berjumlah sekitar 400 kapal.

Dan untuk berkonsentrasi menyerang satu lawan, Sultan Muhammad melakukan perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan dengan Konstantinopel, seperti negara Galata.

* * *

Pada tanggal 6 April 1453 M bertepatan dengan 26 Rabi’ul Awwal 857 H berkumpulah sekitar 250.000 pasukan Utsmani. Sultan Muhammad berpidato di hadapan mereka dengan berapi-api dan penuh semangat. Memicu pasukan untuk berjihad dan meminta kemenangan kepada Allah, atau mati syahid. Dalam Khutbahnya Sultan menjelaskan arti pengorbanan dan keikhlasan dalam berperang tatkala berhadapan dengan musuh. Beliau membacakan ayat-ayat al-Qur`an yang berisi seruan berjihad. Beliau juga menyebutkan hadits-hadits Rasulullah yang mengabarkan pembebasan kota konstantinopel dan keutamaan tentara yang membebaskannya, juga keutamaan pemimpin pasukan tersebut. Beliau mengatakan bahwa dengan dibebaskannya Konstantinopel berarti akan memuliakan nama Islam dan kaum muslimin.

Kaisar Byzantium berusaha membujuk Sultan Muhammad untuk menarik pasukannya, namun sultan menolak. Sultan mengirim utusan untuk menyampaikan surat kepada Kaisar Byzantium, ”Hendaklah Kaisar menyerahkan kota Konstantinopel kepada saya. Dan saya bersumpah, bahwa tentara saya tidak akan melakukan tindakan jahat apa pun pada kalian, atas jiwa dan harta kalian. Barangsiapa yang ingin tetap tinggal di kota ini, maka tetaplah dia tinggal dengan damai dan aman. Dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya, maka tinggalkanlah dengan aman dan damai pula.”

Namun tawaran menyerah ini ditolak oleh Kaisar Konstantin. Maka mulailah serangan atas Konstantinopel dilakukan.

* * *

Tanggal 18 April 1453 M meriam-meriam Utsmani mampu membuka pagar-pagar Byzantium di Lembah Likus di bagian barat pagar kota. Setelah terjadi pertempuran kecil, Sultan memerintahkan pasukan penyerbu untuk menarik diri setelah mereka mampu membuat hati musuh sangat kecut dan dilanda ketakutan.

Kesulitan-kesulitan yang terjadi selama perang, justru memunculkan ide-ide cemerlang yang belum pernah terpikirkan orang. Sultan Muhammad bertekad menyerang Kontantinopel dari semua arah, termasuk dari arah Golden Horn (Tanduk Emas). Maka mucullah ide cemerlang untuk memindahkan kapal-kapal dari pangkalannya di Bayskatasy ke Tanduk Emas.  Selama ini kapal-kapal perang Utsmani tidak bisa masuk ke Tanduk Emas karena terhalang rantai besar yang dipasang pihak Byzantium untuk menghalangi kapal musul yang ingin masuk. Ide itu dilakukan dengan cara yang tidak lazim, yaitu memindah kapal-kapal melalui darat ke pelabuhan di Tanduk Emas.

Mulailah rencana itu direalisasikan. Sultan memerintahkan agar tanah tadi didatarkan. Kemudian didatangkan kayu-kayu yang dilapisi minyak dan lemak. Setelah itu kayu-kayu berminyak itu diletakkan di atas tanah yang akan dilalui kapal. Kemudian ditariklah perahu-perahu itu dari Bosporus ke daratan dengan menggunakan kayu-kayu yang telah diberi minyak. Hingga akhirnya kapal-kapal itu berhasil dilabuhkan di Tanduk Emas. Malam itu berhasil dipindahkan 70 kapal di tengah-tengah kelengahan musuh dan dengan cara yang tidak lazim.

Pada subuh pagi tanggal 22 April 1453 penduduk kota yang lelap itu terbangun oleh suara-suara takbir tentara Utsmani dan genderang mereka yang bertalu-talu dan nasyid-nasyid imani yang menggema di Tanduk Emas. Mereka dikejutkan oleh datangnya kapal-kapal Utsmani yang telah menguasai perairan Tanduk Emas. Sehingga kini tidak ada lagi air penghalang antara pasukan Byzantium dengan pasukan Utsmani.

Salah seorang ahli sejarah Byzantium menyatakan kekaguman ide ini dengan mengatakan, ”Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang. Sungguh perbuatannya ini jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung.”

Kehadiran kapal-kapal Utsmani di Tanduk Emas berperan besar dalam melemahkan kekuatan pasukan Bizantium. Bizantium terpaksa menarik sejumlah besar kekuatannya dari perbatasan yang lain untuk mempertahankan pagar pembatas yang ada di Tanduk Emas, mengingat pagar pembatas ini merupakan wilayah yang paling lemah, karena sebelumnya dilindungi air. Namun sekarang air bukan lagi jadi penghalang.

Yang paling menggetarkan tentara Byzantium adalah teriakan pasukan Utsmani yang memecah langit. Pasukan Utsmani meneriakkan kalimat Allahu Akbar…Allahu Akbar. Teriakan ini laksana petir yang memekakkan. [Umar Abdullah]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *