Di luar terdengar orang yang mengobrol. Itu tandanya yang mau ngeronda udah pada datang. Ogi melihat kamar mamanya. Sudah gelap. Ogi segera menuju pintu depan. Dibukanya dan keluar. Lalu menutup dan mengunci pintu depannya. Ogi pun udah siap dengan jaket tebal melindungi tubuhnya.Read More →

“Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku. Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum. Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa. Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro. Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium. Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku. Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih. Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas”Read More →

Sejak baca e-mail dari seseorang yang mengaku sebagai penggemar rahasianya, Ogi jadi nggak enak ati. Kok masih aja masa lalunya diungkit-ungkit. Masa lalu Ogi sebagai vokalis band sekolahan yang sedikit demi sedikit ingin dikuburnya. Masa lalu yang indah dari panggung ke panggung. Tentu saja, lengkap dengan pujaan dan pujian dari para penggemar beratnya. Meski nggak ngetop-ngetop amat, minimal dikenal anak sekolah di wilayahnya.Read More →