Diskusi Aktual Pesantren Media: “BBM Belum Naik, Harga-harga Sudah Naik, Rakyat Mulai Tercekik”
Diskusi Aktual Pesantren Media: “BBM Belum Naik, Harga-harga Sudah Naik, Rakyat Mulai Tercekik” Rabu, 21 Maret 2012, pukul 16.00-18.00 WIB di Rumah Media, Jl. Raya Laladon No. 54. BOGOR.
Seperti Tak Punya Pemimpin, Seperti Tak Ada Negara
Ketika rakyat kecil sibuk mengais sisa-sisa gusuran, meratap di bawah timbunan longsoran, menatap sendu rumahnya yang hanyut kebanjiran, pasrah di tengah bencana alam, bencana ekonomi dan entah bencana apa lagi. Maka para petinggi berjibaku dengan wacana bail out century, kelanjutan koalisi partai, siapa bisa jadi menteri, siapa harus bertanggung jawab, debat soal kebebasan, debat soal UU pro demokrasi, debat soal kemajuan negeri, dan pamer data tentang kenaikan angka ekonomi.
The Untouchable; Yang Tak Bisa Disentuh [2]
Di masa pemerintahan Amirul Muminin Umar bin Khaththab, sistem hukum Islam terus membuktikan tidak adanya Untouchable (orang-orang yang tidak tersentuh hukum) dalam Islam. Keadilan untuk semua baik untuk muslim maupun non muslim, baik rakyat jelata maupun untuk pejabat. Bahkan polah anak pejabat bisa menyeret sang bapak yang pejabat yang juga seorang pahlawan pembebas.
Doa Kalian, Itulah yang Kuharapkan
Umar sang kepala negara itu mengomentari laporan kafilah tersebut, Bagi yang takut kepadaku, seandainya ia memperlakukan Umar dengan baik tidaklah perlu Umar ditakuti. Harta benda yang memenuhi kapal-kapal, maka itu adalah untuk Baitul Mal (Kas Negara) Kaum Muslimin. Adapun doa yang kalian dengar dari orang-orang, itulah yang kuharapkan.
Kenyangkan Rakyatmu dengan Makanan Kaum Elit
Umar segera menutup kembali wadah kue itu baik-baik dan berkata kepada utusan itu, Dimana untamu? Ambilah kue itu dan kembalikan ke Utbah serta katakan kepadanya, Umar berkata kepadamu: Takutlah engkau kepada Allah dan kenyangkalah orang-orang muslim dengan makanan yang membuat engkau kenyang.
Pemimpin Harus Merasakan Langsung Penderitaan Rakyatnya
Tahun itu memang tahun paceklik yang berujung pada kelaparan penduduk Madinah. Dapur umum pun diadakan agar masyarakat tetap bisa makan daging. Namun tetap saja Umar tidak mau diistimewakan dalam penjatahan daging. Suatu hari Umar menyuruh petugas menyembelih unta dan membagikannya ke penduduk Madinah.