Nggak terasa waktu begitu cepat berlalu. Persiapan demi persiapan terus dilakukan panitia. Ogi makin sibuk aja. Mulai dari kontrol pembicara untuk acara puncak, ya, sekadar untuk memastikan kehadiran sampe koordinasi dengan berbagai divisi dilakukan Ogi. Maklum, kadang suka ada aja pembicara yang udah bilang siap, eh, pas hari “H”-nya suka berhalangan.Read More →

Di luar terdengar orang yang mengobrol. Itu tandanya yang mau ngeronda udah pada datang. Ogi melihat kamar mamanya. Sudah gelap. Ogi segera menuju pintu depan. Dibukanya dan keluar. Lalu menutup dan mengunci pintu depannya. Ogi pun udah siap dengan jaket tebal melindungi tubuhnya.Read More →

Nggak ada yang berani mendekat karena si bapak tadi kemudian mengacungkan sebilah pisau belati yang ia ambil dari balik jaketnya. Suasana makin tegang. Ogi sendiri tetap dalam kondisi leher hampir tercekik. Ogi meronta sebisanya. Tapi rasanya tuh cengkeraman tangan kekar si bapak makin kuat menekan. Sia-sia usaha Ogi.Read More →