44 Janur Kuning Melengkung
Kami melewati jalur barat dan selatan kota Bogor. Jalan Pagelaran kami telusuri. Mulai ada satu dua JKM. Melewati Jalan Ciomas lebih banyak lagi JKMnya. Ada yang satu gang dua JKM. Bahkan ada yang satu gang empat JKM. Wow, mudah-mudahan para tamu tidak keliru mendatangi tempat walimahnya.
Kegetiran di Bis Antarkota
Wuih, bisnya penuh sesak dengan penumpang, pengamen, dan pengasong. Kami dapat tempat duduk di belakang persis di depan pintu bagian belakang. Konsekuensinya saya harus pasang badan melindungi bayi kami dari angin yang berhembus kuat dari pintu. Kami duduk di jok tambahan yang tidak dipasangi busanya, alias langsung duduk di besinya. Lumayan, bikin pantat harus geser sana geser sini karena kesakitan bergesekan dengan besi.
Catatan Perjalanan ke Sumedang: Makan Tahu Sumedang di Tempat Asalnya
Rasanya tak sabar untuk menikmati Tahu Sumedang di tempat asalnya. Dan ternyata beda rasanya! Rasanya enak banget! Isinya terasa padat, tidak kopong. Tidak seperti yang pernah saya beli di bis Jakarta-Bogor. Dengan izin Allah, alhamdulillah dalam lima menit sudah enam tahu melewati kerongkongan saya. Mak Nyus!
Catatan Perjalanan ke Sumedang: Sowan ke Radio Citra FM
Setelah beristirahat satu jam, Sabtu siang jam 13.00 saya bergerak menuju Radio Citra 99,4 FM. Radio Citra 99,4 FM adalah stasiun radio mitra Media Islam Net yang menyiarkan Majalah Udara Voice of Islam dua kali dalam sehari, pagi dan sore. Letaknya di Sumedang Kota tepatnya di Jl. Mayor Abdurrahman. Cukup dekat dengan tempat kami menginap di Cimalaka. Cukup sekali naik angkot 01 sampailah saya di Radio Citra FM.
Catatan Perjalanan ke Sumedang: Hotel Anti Maksiat
Walau disebut hotel, namun Hotel Hegarmanah ini lebih tepat disebut losmen atau penginapan/ homestay. Teringat saya dengan istilah “taksi” di kota-kota kecil yang ternyata adalah mobil omprengan alias sewaan. Jadi jangan bayangkan ada “taksi” di kota kecil ya, sebagaimana pula sangat jarang ada “hotel” di kota kecil.
Catatan Perjalanan ke Sumedang: Pengembaraan Dimulai
Tepat jam 09.00 kami turun di Pintu Keluar Tol Pasir Koja. Kami tidak meneruskan perjalanan sampai Terminal Leuwipanjang di Bandung, karena tujuan kami memang bukan ke Bandung, tapi ke Sumedang. Dari sini kami naik Elep. Elep itu istilah orang Sunda untuk menyebut Colt L300.





