Ceritanya seseorang bertanya kepada saya,
” Kamu percaya teori konspirasi?” Lalu saya jawab gini.
”Saya percaya banget konspirasi itu ada.”
“Waaah kamu tuh suka nonton filem dan baca novel-novel konspirasi sih yaa.” Si dia melanjutkan. Saya jawab aja lagi,
“Nggak juga. Justru penulis novel dan skenario filem itu yang suka mengamati masalah konspirasi. Karena konspirasi itu memang ada.”
Hehehe. Bagi orang yang menganggap konspirasi itu cuma teori, emang nyebelin ya ngobrol sama saya. Saya tuh memang orangnya keras kepala. Kalau suami saya biasanya langsung nyeletuk,
“ Ya iyalaaah, kalau kepala nggak keras, ntar gampang penyok dong.” Hiks, out of the box.
Jadi begini, saya percaya konspirasi itu ada, karena saya orang yang membaca Al Qur’an dan meyakininya. Juga karena saya, pembaca kisah-kisah para nabi, dan secara khusus Nabi Suri Tauladan kita Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam.
Lho apa hubungannya? Iya jelas ada.
Konspirasi itu adalah makar. Tujuan jahat yang direncanakan. Bila kita membaca Al Qur’an, maka kita akan tahu asal usul konspirasi itu dari mana.
Al Qur’an menjelaskan di dalam Surat Al Baqarah. Yakni tentang penciptaan manusia dan penentangan Iblis. Allah Subhanahu wa Ta’ala, menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Iblis yang merupakan ciptaan Allah juga, kemudian menentangnya. Iblis tidak mau manusia itu menjadi makhluk yang paling sempurna. Apalagi kemudian Allah Ta’ala memerintahkan semua untuk sujud (penghormatan) kepada manusia pertama, yakni Nabi Adam as. Semua bersujud, kecuali Iblis.
Kemudian terjadilah makar. Saat itu manusia hanya ada Nabi Adam as dan Istrinya yang bernama Hawa. Iblis pun masih sendiri untuk melakukan konspirasi menjatuhkan kemuliaan manusia dan menyeretnya ke jurang neraka.
Kisah makar Iblis menjerumuskan Nabi Adam as dan Istrinya Hawa, tentu tidak sesederhana bayangan benak kita. Iblis melakukan berbagai macam upaya serta bersungguh-sungguh dengan segala cara, hingga sumpah palsu pun dilakukannya. Allah Ta’ala berfirman:
Syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”, maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya… (TQS. al-A’raf: 20 – 22)
Semua konspirasi dan makar itu bermuara pada perbuatan Iblis. Adanya kedengkian dan kesombongan Iblis tampak jelas ketika ia menolak perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menyuruhnya bersujud kepada Nabi Adam as.
Allah berfirman, “Hai iblis! Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi? Iblis berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. (TQS. Shaad/38:75-76).
Iblis pun mendapatkan laknat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala mengusirnya dari surga dengan penuh kehinaan. Iblis memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar bisa hidup sampai hari kiamat dan Allah mengabulkan permohonannya.
Iblis berkata, “Ya Rabbku! Beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan!’ Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” Iblis menjawab, “Demi keperkasaan-Mu! Aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (TQS. Shaad/38:79-83).
Sejak saat itu, Iblis mulai menebarkan permusuhannya dengan Nabi Adam Alaihissallam dan keturunannya. Dalam ayat yang lain, disebutkan tekad kuat iblis untuk menyesatkan manusia. Allah Ta’ala berfirman : Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari arah depan dan dari arah belakang mereka, dari arah kanan dan arah kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapatkan kebanyakan mereka bersyukur.’ (Al-A’râf/7:16- 17)
Demikianlah asal usul konspirasi yang berlangsung hingga saat ini. Pada generasi manusia pertama, Iblis telah berhasil melakukan makar untuk menjadikan Qabil sebagai pembunuh Habil.
Di era Nabi Nuh as, Iblis telah berhasil membuat manusia-manusia saat itu, yang awalnya menyembah Allah Ta’ala, kemudian beralih mensekutukan Allah dengan berhala.
Di dunia ini, Iblis telah berhasil menghimpun kalangan jin dan manusia untuk membantu dan mendukung makarnya.
Begitu banyak kisah dalam Al Qur’an dan hadits yang menjelaskan bagaimana Iblis bekerja. Iblis melakukan makar. Iblis membuat konspirasi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pelindung, KepadaNya seluruh hambaNya bergantung. Allah Ta’ala menyampaikan peristiwa-peristiwa ini dalam FirmanNya. Tentu agar kita, anak keturunan Nabi Adam as bisa berhati-hati dan mengambil pelajaran. Tidak hanya menceritakan hal ini agar menumbuhkan kewaspadaan, namun Allah Ta’ala juga menjelaskan bagaimana agar kita terjaga dari makar jahat Iblis dan gerombolannya laknatullah alaih. Gerombolannya ini dari kalangan jin dan manusia.
Begitulah ceritanya, eh kenyataannya. Jadi, kesimpulannya bagaimana?
Sebenarnya kita harus fokus. Itu saja. Bila ada hal-hal yang bisa memalingkan kita dari kebaikan-kebaikan yang telah Allah Ta’ala perintahkan, maka itulah kerjaan Iblis.
Bila ada hal-hal yang menjauhkan kaum muslimin dari kebangkitan, dari kemenangan, dari kekuatannya, dari harga dirinya sebagai umat terbaik, maka itulah kerjaan Iblis.
Upaya memahami konspirasi ini adalah dengan memandang dunia sebagai satu kesatuan. Kaum muslimin sebagai satu kesatuan dan Iblis beserta bala tentaranya di pihak lain.
Ini akhir zaman. Ada arus menuju jalan taqdir dunia, dimana Islam akan memperoleh kemuliaannya kembali.
Tentu tidak sesederhana itu skenarionya. Akan ada banyak peristiwa sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wa sallam mengenai peristiwa akhir zaman.
Tentu akan ada beragam fenomena yang terkait Ipoleksosbudhankam. Tentu akan ada begitu banyak kelompok, komunitas, golongan dan lain-lain yang terlibat.
Tapi yang penting fokuslah pada tujuan. Apapun konspirasi yang terjadi.
Kita hanya perlu membuka mata terhadap kenyataan, dan tentunya qalbu terhadap kebenaran.
Kita semua hamba Allah harus selamat sampai ke surga. Hasbunalllah wa ni’mal wakiil. Ni’mal maula wa ni’man nashiir. Laa haula wa laaquwwata illaa billaah.
Bogor, 26 Mei 2020
Lathifah Musa