Tanya:
Ustazah mengenai hijrah ini kadang ada yang kaget alias belum siap sepenuhnya untuk meninggalkan kebiasaanČ lama seperti kumpul bareng teman lawan jenis. Kalau begitu bagaimana ustazah?
Jawab:
Hijrah itu ibarat menghadapi jalan-jalan. Yakni jalan kebaikan dan jalan keburukan. Jalan keburukan dipenuhi kenikmatan-kenikmatan dan keasyikan. Seperti misalnya hura-hura, gaul dengan lawan jenis dll. Sementara jalan kebaikan dipenuhi onak duri dan berbagai macam kesulitan.
Inilah ujian hijrah. Untuk itu, harus dikuatkan diri yang berhijrah ini dengan tak pernah putus menimba ilmu, menjalankan ibadah kepada Allah dan berdoa. Ini sunnatullah yang harus dijalani. Bila kita ingin dicintai Allah dan sampai kepadaNya, maka mendekatlah kepadaNya. Boleh saja rehat dari kesibukan, asalkan dengan cara yang diridhoi Allah.
Boleh saja menikmati dunia, asalkan dengan yang halal dan thoyyib. Bagaimana dengan gaul bebas atau bersahabat dengan lawan jenis yang non mahrom? Ini termasuk yang diharamkan dan bukan jalan menuju surga. Jauhilah.
Carilah jalan-jalan yang diridhoiNya. Awalnya biasanya berat, tetapi semakin lama semakin nikmat karena kuatnya iman. Sebaliknya jalan-jalan yang tidak diridhoi Allah, misalnya pacaran, awalnya saja nikmat dan menyenangkan, tapi percayalah ujungnya pasti sengsara. [Lathifah Musa]