Menolak Miss World, Menyelamatkan Indonesia

1003643_514448821944393_659954051_nMEDIAISLAMNET.Com — Haruskah kita menolak Kontes Miss World (KMW)? Mengapa kita menegaskan untuk menolak penyelenggaraannya di Indonesia? Ya, ada setidaknya ada tujuh alasan, setiap muslim harus menyampaikan penolakannya:

 

Pertama, KMW menyalahi cara hidup dan berperilaku umat Islam.

Sudah jelas dalam Al Qur’an Surat An Nur: 31 dan Al Ahzab 59 tentang busana bagi muslimah. Dipertegas juga dalam hadits :

? ?????????? ???? ?????? ???? ???????? ???? ????? ???????? ???? ????? ??????? ???? ????? ?????????? ??????? ????? ??????? ?????????? ?????????? ?????????? ?????????? ??? ?????????? ?????????? ????? ???????? ???????? ?????????? ??????? ???? ????????? ?????? ??????? ?????

 Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Muslim bin Abu Maryam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; “Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, dan berjalan melenggak-lenggok tidak akan masuk surga atau pun mencium baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun.” (HR Bukhori)

Kedua, KMW memberi peluang toleransi terhadap pornografi.

Barangkali  kaum liberal berkata, pornografi sudah menjalar kemana-mana di Indonesia, di TV-TV dan dunia maya. Mereka ingin mengatakan bahwa KMW bukan apa-apanya dibandingkan dengan berbagai kerusakan yang telah terjadi. Tentu hal ini bisa dibantah bahwa, pornografi hingga kini masih illegal di bumi persada ini. Pemerintah belum bisa menanggulangi, bahkan dengan adanya Depkominfo (Departemen Komunikasi dan Informasi), yang menterinya adalah seorang Ustadz. Pornografi masih terus diberantas dan dihabisi.  Namun dengan adanya KMW, maka pornografi menjadi legal. Walaupun pentas bikini diselenggarakan di Pantai Bali, namun opininya akan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Bukankah ada gelar People’s Choice. Mereka memilih melalui dunia maya. Tidak ada yang bisa disembunyikan dari berbagai lekuk tubuh para kontestan.

Ketiga, KMW membiasakan hidup hedonis dan materialistis.

Para remaja putri diarahkan untuk terpukau dengan kesuksesan para Miss World. Mereka menjadi ikon kecantikan di berbagai produk dagangan. Mereka diopinikan cantik, brilyan, cerdas, kaya dan sukses sebagai seorang perempuan muda. Sesungguhnya kita diajak untuk menjadi seorang hedonis dan materialis. Bukankah al-Quran telah menyampaikan bahwa setan seringkali menjadikan indah kesesatan-kesesatan dan kemaksiatan yang dilakukan manusia. Allah Swt berfirman, “Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,” (QS an-Naml [27]:24)

Keempat, KMW memberi kesempatan generasi muslim untuk terpukau dengan keindahan menjerumuskan.

KMW bisa membuat generasi muda muslim terpukau dengan keindahan atau kegemerlapan dunianya. Al Qur’an memerintahkan kita untuk tidak takjub (terpesona) dengan kecantikan wanita-wanita musyrik. Karena mereka akan menyeret ke jurang neraka. Adapun bagi wanita-wanita muslim, hendaklah tidak mengikuti gaya hidup dan berperilaku orang-orang kafir. Wanita-wanita muslim harus dijaga kehormatan dan kemuliaannya. Barangkali ada yang mengatakan, yang salah adalah mata yang memandang, bukan fakta yang dipandang. Namun Islam memberi arahan agar keduanya, baik fakta maupun mata harus dijaga agar tidak rusak dan merusak.

Kelima, KMW memberi kesempatan generasi muslim untuk tunduk pada rayuan kaum kafir.

Faktanya kaum kafir sedang melakukan rayuan agar kaum muslimin Indonesia tunduk pada keinginan-keinginan mereka. Sementara keinginan mereka adalah mengeruk keuntungan dari negeri-negeri muslim dan merusak generasi muda umat Islam. Bentuk rayuan adalah menawarkan agar Indonesia mau menjadi tuan rumah KMW. Indonesia dijanjikan “kepopuleran” di tingkat dunia. Indonesia diiming-imingi  akan mampu menarik wisatawan-wisatawan mancanegara.

Keenam, membiarkan para pemimpin muslim menggadaikan ketaqwaan mereka sebagai seorang muslim.

Pemimpin negara tidak mampu berkata apa-apa. Pemimpin daerah berkilah, ijin telah diberikan pemerintah pusat. Bahkan pemimpin daerah berbendera partai berbasis umat Islam mempersilakan asal di panggung tidak berbikini dan meminta mengenakan kebaya. Pemimpin daerah pun meminta agar KMW turut mempopulerkan pariwisata Jawa Barat.  Memprihatinkan. Sesungguhnya ketaqwaan jauh lebih bernilai dari ketenaran dan popularitas. Keimanan jauh lebih berharga daripada dunia dan seisinya yang ditawarkan oleh para pemuja kenikmatan.

Ketujuh, membiarkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap penguasa ditinggalkan.

Rasa takut kepada Allah SWT tidak membiarkan kita diam terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh para pemimpin.  Keimanan terhadap Hari Akhirat tidak menyebabkan kita membisu terhadap kemaksiatan yang berusaha dilegalkan melalui tangan-tangan pemimpin umat.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)

Kedelapan, KMW membiarkan bencana menimpa Indonesia.

Indonesia tidak jarang dilanda bencana. Tanah longsor, banjir bandang, gunung meletus, gempa bumi, tsunami, lumpur meluap, dan lain-lain. Bencana alam ini menjadi peringatan bagi orang-orang beriman dan azab bagi pelaku kemaksiatan. “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS al-A’raaf [7]: 96)

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS as-Syuraa [42]: 30)

Ya Allah, Ampunilah kami. Masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang tetap bersabar dalam memberi peringatan. [LM]

*foto dari sini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *