Kedele, Daging Sapi, Bawang Merah, Bawang Putih, Setelah Itu Apalagi?

Oleh Ir. Umar Abdullah

 

bawangMenyebalkan memang, melihat tingkah polah SBY dan jajaran kementriannya. SBY yang doktor ekonomi pertanian dan seorang presiden itu tidak mampu mengendalikan harga berbagai bahan makanan rakyatnya. Masih segar dalam ingatan bagaimana produsen tempe dan tahu menjerit ketika harga kedele melonjak. Lalu daging sapi menjadi sangat mahal semakin tak terjangkau rakyat bawah. Kemudian dua minggu terakhir ini bawang merah dan bawang putih harganya melangit. Setelah ini, giliran bahan makanan apalagi yang akan mencekik rakyat dan pedagang kecil? Apalagi sudah ada desakan dari para kapitalis agar harga BBM dinaikkan per April 2013 ini. Beranikah SBY melawan para kapitalis?

 

KASUS BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

Sebab kenaikan harga bawang merah dan bawang putih sebenarnya sama. Yakni kelangkaan stok di pasaran sementara permintaan tetap bahkan cenderung meningkat. Tetapi sebab kelangkaannya berbeda. Bawang merah langka karena jarang petani di Indonesia yang memanen bawang merah di musim hujan ini karena takut busuk jika dipanen di musim hujan. Paling cepat panen bawang merah dilakukan pada bulan April ini. Adapun kelangkaan bawang putih karena terjadi penimbunan bawang putih oleh para importir jahat. Bawang putih di Indonesia hampir 100 % disuplai dari luar negeri, khususnya Cina.

 

LAMBAN DAN TIDAK CERDAS

Sebenarnya penanganan kenaikan harga bawang putih lebih mudah dan cepat dibanding bawang merah. Bongkar saja ratusan peti kemas berisi bawang putih impor yang ditimbun itu, bayar ke importirnya dengan harga murah seperti harga di tempat asalnya (Cina) plus biaya angkutnya ke Indonesia, lalu jual di pasar-pasar induk berbagai kota di Indonesia dengan harga tadi. Pemerintah tidak boleh mengambil keuntungan sepeser pun dari operasi pasar ini. Insya Allah harga bawang putih akan segera turun. Selesai.

Sementara itu kepada para importir jahat yang menimbun bawang putih penjarakan saja selama beberapa tahun tergantung tingkat kejahatannya agar mereka tidak mengulangi perbuatannya. Rasulullah saw bersabda:

”Laa yahtakiru illaa khaati`un [tidaklah menimbun kecuali orang yang bersalah]” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud)

 

Menunggu para importir brengsek mengurus surat-surat dan denda, tentu hanya akan mengulur waktu dan akan membuat harga bawang semakin tinggi.

Tindakan menyita lalu membakar bawang putih sitaan tersebut adalah tindakan yang lebih bodoh lagi.Stok bawang putih yang sudah langka akan semakin langka. Padahal bawang putih ini adalah komoditas halal dan sedang dibutuhkan oleh masyarakat. Komoditas yang boleh dibakar hanyalah komoditas haram, seperti minuman keras dan babi. Jika pun harus disita karena tidak diketahui atau ditinggal pemiliknya, maka jangan dibakar, bagikan saja ke fakir miskin. Pasti berpahala.

 

INDONESIA NEGERI BAWANG MERAH

Adapun mengenai bawang merah, negeri Indonesia ini adalah tempat yang sangat cocok untuk pertanaman bawang merah. Sebagian besar stok bawang merah di pasaran disuplai oleh petani-petani Indonesia. Oleh karena itu seharusnya pemerintah mengupayakan agar stok bawang merah bisa tetap melimpah hingga akhir musim hujan (Maret-April).

Caranya dua. Pertama, menambah areal pertanaman bawang merah, misal dengan membagikan benih bawang merah secara gratis, agar petani cukup dana untuk menanam bawang merah di areal yang lebih luas lagi. Kedua, dengan menanam dan memanen bawang merah pada musim hujan di rumah-rumah plastik agar bawang merah tidak busuk. Cara kedua ini memang lebih mahal. Oleh karenanya pemerintahlah yang harus menanamnya sendiri di lahan-lahan milik negara. Tak mengapa, toh dana yang keluar tidak sia-sia. Semuanya dikembalikan untuk menjaga kesejahteraan rakyat.

Sayangnya, pemerintahan SBY belum punya misi menjadikan Indonesia sebagai negeri bawang merah. Belum punya kemauan keras menjadikan Indonesia yang subur ini swasembada kedele sehingga tidak perlu impor dari Amerika Serikat. Belum punya cita-cita besar mengelola Indonesia yang melimpah rumput dan bungkil kelapa sawit ini menjadi sentra sapi dunia sehingga tidak perlu impor dari Australia. Ketiadaan misi ini menyebabkan rakyat Indonesia seperti anak ayam mati di lumbung padi. Negeri Islam tapi tidak diterapkan di dalamnya hukum Islam. Inilah hasilnya.  Allah SWT berfirman:

Walaw  anna aHlal quraa aamanaw wat taqaw lafatahnaa ’alayHim barakaatin minas samaa`i wal ardhi walakin kadzdzabuw fa`akhadznaaHum bimaa kaanuw yaksibuun. [Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf: 96)[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *