“Raksasa” Menyantap “Raksasa”

Oleh Umar Abdullah

Dua ikan mas betina raksasa

“Tongkol besar nggak ada! Ikan-ikan laut susah didapat!” begitu kata istriku yang mengurusi belanja bahan makanan untuk Santri Pesantren Media. ”Kenapa ya?” tanyaku, ”Apa karena nelayan tidak berani ke laut karena ombak setinggi enam meter akibat badai?” ”Mungkin saja,” sahut istriku seperti mengiyakan.

Awal Januari hingga tengah Januari 2013 Indonesia kebagian badai siklon. Di daratan badai menyebabkan rumah ambruk dan pohon tumbang. Di lautan badai memompa air membentuk ombak yang tinggi sekali. Di Selat Sunda saja tingginya enam meter, apalagi di laut lepas. Enam meter itu setinggi dua rumah, bro. Wajar jika nelayan tidak berani ke laut. Resiko perahu akan terbalik mendekati kemungkinan 99 % alias hampir pasti. Akibatnya hasil tangkapan nelayan berkurang drastis. Harga ikan laut hampir pasti naik. Harga ayam pasti naik karena diserbu pembeli sebagai pengganti ikan laut. Di sisi lain, istriku juga belum berminat membeli ayam. Katanya, mengingat kasus flu burung  terbaru (serangan Virus H5N1) yang  menyerang bebek-bebek di negeri ini. Serangan mematikan yang berpeluang juga menerpa ayam-ayam.

 

IKAN MAS RAKSASA

”Kalau begitu beli ikan Mas saja, ya!” kataku memberi solusi. ”Dua saja tapi yang besar agar durinya terlihat,” tambah istriku. Kesepakatan kecil itu menghantarkan kami pergi ke Grosir Ikan Tawar di belakang Terminal Laladon Bogor.

Alhamdulillah ikannya masih banyak. Kami mendapatkan ikan Mas raksasa. Dua ikan bobot totalnya 3,7 kg. Berarti rata-rata 1,85 kg/ ekor. Ikan dengan bobot segitu baru kali ini kami dapatkan. Jadi wajar saja kusebut ia ”Ikan Mas Raksasa”.

Biasanya kami minta ke penjualnya agar ikan dibersihkan sisik, isi perut, dan insangnya, lalu dipotong-potong agar kami di rumah tinggal memberinya bumbu dan langsung memasaknya. Tapi karena ukurannya besar, kali ini aku ingin tunjukkan ke anakku yang paling kecil, Muhammad Mujahid fi Sabilillah Leboe. Ikan sebesar ini tahan hidup beberapa jam tanpa air. Dan benar saja, selama di dalam mobil dua ikan ini bergerak-gerak meronta dan berhasil merobek tas plastik yang mengungkungnya. Dalam hati aku ingin mengagetkan anakku jika dia nanti memegang ikan yang sangat besar ini. Dipegang dan tiba-tiba bergerak, dengan gerakannya yang kuat.. ha..ha..

Sesampai di rumah, Muhammad kupanggil. Mulailah ia memegang-megang ikannya. Dan wuaa… ikannya bergerak-gerak. Muhammad kaget dan melompat ke belakang!!

Muhammad lari mau sembunyi setelah megang ikan mas raksasa

SANTAPAN CALON RAKSASA

Setelah puas memegang-megang ikan besar, Muhammad harus merelakan dua ikan Mas ”raksasa” itu dimasak Bu Cucun, khadimah masak di Pesantren Media. Saat dibelah perutnya ditemukan telur kecil-kecil banyak sekali ter bungkus jaringan tipis. Ternyata ikan mas raksasa ini ikan betina. Jadilah kami menyebutnya ”Ikan Mas Betina Raksasa”.

Dan siang itu Ikan Mas Betina Raksasa menjadi santapan lezat santri-santri Pesantren Media yang insya Allah akan menjadi raksasa-raksasa media. Doakan ya![]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *