“Warga Bentrok, Polisi Tak Berdaya”

Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media. Rabu, 31 Oktober 2012

Foto dari: citizenjurnalism.com

Kini, banyak berita yang menayangkan perihal bentrokan antar warga. Seperti halnya di Lampung. Tapi, sebelum semua itu dikupas dengan tajam, terlebih dahulu kelengkapan data akan waktu, tempat dan suasana dijelaskan.

Waktu menunjukkan pukul 10.45 siang yang bertepatan dengan hari Rabu, 31/10/2012. Ada saja keceriaan yang terpancar dari raut wajah santriwati saat ini. Mungkin karena hari ini, salah satu santriwati Pesantren Media ulang tahun dan memberikan hidangan special berupa kue dan mangga.

Tapi sayangnya, keceriaan itu tidak berlangsung lama karena sebentar lagi, seluruh kru Pesantren Media akan mengadakan acara Diskusi Aktual, salah satunya santriwati dan santriwan di Pesantren Media dan Ustad Oleh selaku guru Teknik Menulis di Pesantren Media.

Acara yang berlangsung di Pesantren Media sendiri agak berbeda dari sebelumnya yakni waktu. Karena biasanya, acara yang tidak lepas dari pertanyaan-pertanyaan ini dilaksanakan pada sore hari pukul 4. Sedangkan untuk hari ini, acara dilakukan pada pukul 10 setelah pelajaran teknik menulis angkatan kedua. Dan kebetulan, santri yang bertugas menjadi notulen kali ini adalah Novia, salah satu santri angkatan pertama Pesantren Media.

Pengantar moderator

Pengantar adalah salah satu teknik yang biasa dilakukan, sebelum pertanyaan diajukan oleh peserta diskusi. Dan seperti biasa, moderator yang akan memimpin diskusi aktual ini adalah Ustad Umar Abdullah yang berjabat sebagai Pemimpin di Pesantren Media. Dan pengantar yang beliau jelaskan adalah seputar bentrok yang mulai marak di media, salah satunya TV. Seperti halnya di Lampung yang menewaskan 14 orang warga disana. Salah satunya pencopotan jabatan seorang KAPOLDA Lampung, akibat pihak polisi yang tak mampu menangani bentrokan tersebut.

Beliau juga menjelaskan bahwa, bentrokan bisa terjadi oleh siapa saja dan dimana saja. Contohnya bentrokan antar preman yang terjadi di Jakarta. Bentrokan juga bisa terjadi dengan antar kampung dan supporter sepakbola, seperti The Jak Mania, Arema dan Viking.

Pertanyaan seputar topik

Yang namanya diskusi, pasti tidak pernah lepas dari pertanyaan. Dan kini saatnya, santriwan dan santriwati menunjukkan keberaniannya untuk bertanya, bisa juga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh santri lain. Tapi sayangnya, diskusi aktual yang terjadi secara mendadak ini membuat sebagian santriwan dan santriwati tidak bisa mengikuti berita. Bahkan, hanya ada dua orang penanya dari pihak santriwati yakni Mba Dini dan Novia, yang bertugas sebagai notulen kali ini.

Dan pertanyaan yang diajukan oleh mereka adalah:

  1. Mba Dini: Apa penyebab bentrokan yang terjadi di Lampung?
  2. Novia: Bagaimana cara mengatasi kasus bentrokan ini agar tidak terjadi lagi?

Menjawab Pertanyaan diskusi

Pertanyaan pertama yang dijawab adalah dari Mba Dini, Mba Dini yang berasal dari Aceh tersebut tampak serius mendengar jawaban dari pihak santri dan moderator. Dan pihak santri yang menjawab pertanyaan Mba Dini adalah Yasin dan Heri yang berasal dari Lampung. Yasin mengatakan bahwa, bentrokan yang terjadi di Lampung tahun ini akibat pelecehan yang dilakukan oleh tiga orang pemuda kepada seorang gadis yang berasal dari Lampung asli. Dan gadis itupun melaporkan kejadian itu ke bapaknya dan membuat bapaknya marah dan terjadilah bentrokan antar dua desa yang kini mulai bertambah menjadi tiga desa. Selain itu, Yasin juga mengatakan bahwa bentrokan yang terjadi di Lampung sudah sering terjadi akibat warga Lampung yang mudah terpancing emosi dan amarah. Bahkan, warganya sendiri merasa bangga jika ia ikut dalam bentrokan tersebut, meskipun ada salah satu warga mereka yang tewas akibat tawuran tersebut. Dan jawaban yang dikatakan oleh Yasiin sendiri sama halnya dengan jawaban Heri yakni mudah terpancing emosi dan suka tawuran. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa, bentrokan yang terjadi diantara mereka biasa dipicu oleh hal sepele yang dibesar-besarkan.

Kembali ke pertanyaan selanjutnya yakni pertanyaan dari Novia. Sebelum Ustad Umar menjawab pertanyaan dari Novia, terlebih dahulu Ustad Umar meminta santri untuk menjawabnya, dan tepat setelah beberapa menit santriwan dan santriwati terdiam. Ada salah satu santriwan Pesantren Media yakni Hawari yang berasal dari Temanggung menjawab bahwa berikanlah pemahaman keislaman karena tidak pantas sesama muslim melakukan pertumpahan darah satu sama lain. Meskipun jawaban Hawari sendiri kurang tepat, tapi keberanian yang ditunjukkan oleh Hawari sangatlah bagus.

Dan kembali lagi ke posisi awal, Ustad Umar menjelaskan bahwa, kekurangtepatan jawaban dari Hawari yakni yang melakukan bentrokan di Lampung sendiri itu adalah orang Hindu. Karena, rata-rata warga yang tinggal di Lampung adalah beragama Hindu. Ada juga jawaban yang diajukan oleh Mba Dini yakni, diterapkannya UUD. Dan benar saja, saat Ustad Umar mendengar jawaban dari Mba Dini, Ustad Umarpun kembali menjawab lagi bahwa jika UUD dilaksanakan, tentu bentrokan tersebut masih bisa di redam seperti halnya Pancasila yang ke tiga, yakni Persatuan Indonesia. Tapi ada pula kendala dalam menegakkan Pancasila sendiri yakni, orang-orang liberal membuat warga Indonesia tidak tahu akan pancasila.

Ada juga kendala pada pancasila yang pertama yakni, Ketuhanan yang Maha Esa. Di pancasila pertama tersebut menjelaskan seputar kedekatan manusia terhadap Tuhan-Nya, apakah mereka beribadah untuk lebih dekat kepada Tuhan-Nya? Apakah mereka menjalani perintah Tuhan-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Tentu itu masih dipertanyakan.

Seperti halnya di jaman Bung Karno, dulu Beliau berjanji untuk menegakkan syariat islam kepada warga Aceh. Tak disangka, Bung Karno menghianati warga Aceh karena tidak ditegakkan syariat islam di Indonesia. Bahkan Bung Karno sendiri tidak menegakkan Pancasila yang jelas-jelas sudah ia buat. Atas kasus tersebut, sama halnya Bung Karno tidak menjalankan Pancasila yang kedua yakni, Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Ustad Umar juga menjelaskan bahwa, jika kaum muslimin menyerang kaum kafir, maka ia termasuk dalam kafir Harbi ataupun kafir Zirmi.Dan itu akan terus berlangsung jika pemerintah tidak menegakkan syariat islam.

Siapa yang menengahi?

Beredarnya kasus bentrokan yang terjadi di Indonesia, tentu akan terus meresahkanwarga di sekelilingnya. Belum lagi dengan pemerintah Indonesia yang masih belum mampu mengatasi kasus bentrokan yang sudah menewaskan warga mereka.

Dan kini, dalam diskusi aktual kali ini. Akan dijelaskan pula, bagaimana cara mengatasi bentrokan tersebut agar tidak terjadi lagi? Seperti halnya pertanyaan dari Novia.

Kasus bentrokan yang terjadi di Lampung akibat dipicu pelcehan kepada seorang gadis, tentu bisa dengan mudah diatasi yakni, ke tiga pemuda tersebut harus meminta maaf kepada gadis tersebut. Tapi, jika kasus pelecehan tersebut telah mencoreng kehormatan gadis tersebut, maka jangan salah jika ia sulit untuk  memaafkan orang itu. Karena di dalam islam sendiri, zina hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Dan masalahnya sekarang adalah, ada nggak hukumnya di Indonesia sedangkan dalam islam sendiri ada hukumnya.

Ada pula yakni, tidak sekedar pengetahuan islam saja yang kita tahu tapi, kita juga harus tahu hukum islam seputar melecehkan kehormatan seorang wanita. Dan jika hukum isalm ditegakkan, meskipun itu hanya dengan omongan, maka itu bisa menjadi bahan untuk memasukkan mereka ke penjara. Dan yang lebih tepatnya lagi, semua itu tidak akan terjadi jika hukum islam ditegakkan.

Kembali lagi ke awal, masyarakat harus sama-sama menjaga, jika ada seorang anak perempuan yang digoda atau dilakukan tidak senonoh oleh orang lain. Jangan ikut menggodanya, tapi masyarakat harus melindungi dan membela anak tersebut. Meskipun butuh suatu keberanian untuk melakukan hal itu.

Ustad Umar juga kembali menjelaskan bahwa, masyarakat sendiri juga harus bisa menjalankan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, meskipun akan ada resiko yang diterima oleh kita.

Sekian diskusi aktual ini yang ditutup tepat pukul 11.58 siang. Semoga bisa menjadi manfaat bagi kita semua. Khusunya mempermudah pemerintah agar cepat menegakkan syariat islam dan meninggalkan system demokrasi di Indonesia. Amin [Novia Handayani, santriwati angkatan ke-1, jenjang SMA di Pesantren Media]

Catatan: tulisan ini adalah sebagai bagian dari tugas menulis reportase di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *