Androgini yang Berbahaya!

Akhir-akhir ini mulai muncul di layar kaca, kaum laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan. Mereka  tidak bergaya seperti banci kaleng, tetapi laki-laki yang mirip sekali dengan perempuan. Mulai dari sinetron sampai film-film layar kaca, sepertinya ada tantangan sendiri bagi seorang aktor laki-laki untuk berhasil memerankan perempuan secara sempurna. Ada pula yang tetap menyatakan diri laki-laki sejati, tetapi menyatakan dirinya  adalah seorang androgini.  Artinya seorang laki-laki bisa tampil  maskulin dan bisa juga tampil feminin. Istilah androgini juga pernah dipopulerkan sebagai sebuah  metode pendidikan tersendiri. Apa dan mengapa tentang androgini? Mengapa hal ini dikatakan berbahaya dalam pandangan Islam? Tulisan ini mencoba memaparkann

Feminin sekaligus maskulin

Apa itu androgini? Androgini adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pembagian peran yang sama dalam karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Kata ini muncul pertama kali sebagai sebuah kata majemuk dalam Yudaisme Rabinik, kemungkinan sekali sebagai alternatif untuk penggunaan istilah hermafrodit yang berkaitan dengan budaya kafir-Yunani. Androgini berasal dari bahasa Yunani yang artinya “andros-” berarti laki-laki dan “gyné -“ berarti perempuan.

Ada lagi yang mengatakan bahwa seorang androgini dalam arti identitas gender, adalah orang yang tidak dapat sepenuhnya cocok dengan peranan gender maskulin dan feminin yang tipikal dalam masyarakatnya. Mereka juga sering menggunakan istilah ambigender untuk menggambarkan diri mereka. Banyak androgini yang menggambarkan dirinya secara mental “di antara” laki-laki dan perempuan, atau sama sekali tidak bergender. Androgini bukan semata-mata fashion, tetapi ia juga merupakan identitas gender manusia.

 

Androgini bukan sekadar fashion

Saat ini memang masyarakat tidak terlalu tahu istilah androgini. Karena androgini ini seolah-olah hanya diidentifikasikan dengan fashion saja. Misalnya ada jenis pakaian perempuan yang maskulin, atau jenis pakaian laki-laki yang feminin. Tapi secara identitas gender para pemakainya masih tulen perempuan yang diistilahkan sebagai gaya tomboy, atau yang laki-laki tetap laki-laki karena mereka masih tertarik pada perempuan. Androgini ini bahkan dipopulerkan sebagai sebuah kreativitas.

Ada sebuah penelitian yang menyesatkan karena berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat yang telah liberal. Tahun 1981, Harrington dan Anderson menemukan bahwa partisipan yang masuk ke dalam kategori maskulin dan androgini memiliki skor yang tinggi pada kreativitas, daripada orang-orang yang ada dalam kategori feminin atau undifferentiated. Selain itu, Ellis Paul Torrance (1963) menunjukkan bahwa laki-laki yang kreatif memiliki karakteristik feminin yang lebih banyak dibandingkan kelompoknya, dan perempuan yang kreatif lebih maskulin dari perempuan lainnya.

Padahal jelas, tidak ada hubungannya antara kreativitas dengan androgini. Orang-orang yang tercatat dalam sejarah, berhasil memimpin dunia, menyumbangkan manfaat besar bagi kemajuan kemanusiaan, para penemu, ilmuwan, sastrawan dan tokoh-tokoh yang namanya tertera dalam tinta emas sejarah, mereka bukanlah androgini.

Layaknya kemampuan berpikir yang lain, kreativitas adalah sesuatu yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang dan perlu dilatih untuk dikuasai. Selain beberapa ahli menyetujui bahwa kreativitas dapat diajarkan, dan dengan demikian ia dapat dimiliki oleh setiap manusia, meskipun mungkin dalam tingkatan yang berbeda. Jadi persoalan kreativitas adalah dengan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki.

Androgini, godaan untuk menjadi homoseksual

Betul bahwa secara identitas, para androgini mengaku tetap berkelamin semula. Artinya seorang pria androgini tidak akan mau disebut waria atau transgender (ganti kelamin), dia mengaku tetap laki-laki normal. Namun tipikal seperti ini biasanya akan mudah untuk menjadi biseks. Mungkin saja ia masih tertarik dengan perempuan, tetapi masalahnya mereka rawan didekati oleh kaum gay, sehingga bisa masuk dalam jeratan cintanya laki-laki. Intinya, penyebutan androgini sendiri, adalah bentuk keraguan terhadap identitas dirinya. Yang satu kali dia bersifat laki-laki (maskulin) dan kali yang lain menjadi feminin (yang tentu lebih mendekati sifat perempuan). Ini yang secara psikis membuat keraguan terhadap identitas dirinya.

 

Pandangan Islam terhadap androgini

Islam menentang konsep androginia. Hal ini akan membahayakan masyarakat.  Karena secara fakta, identitasnya ambivalen/ tidak jelas.

Dengan demikian, konsep pendidikan androgini yang sekarang juga sedang dipopulerkan, berbahaya dalam kacamata Islam. Dalam konsep PAUD androgini, anak diajarkan untuk tidak boleh terikat dengan konsep keperempuanan atau kelelakian. Dalam PAUD Androgini tidak boleh diajarkan lagu, Lihat kebunku, misalnya. Karena dalam bait kedua, syairnya berbunyi bapak pegang tongkat, ibu pegang sapu. Bapak naik pangkat, ibu jadi guru. Dalam konsep androgini, Perempuan pun juga bisa naik pangkat dan bapak pun juga harus pegang sapu.

Secara pemikiran, PAUD androgini lebih dekat pada ideologi feminisme atau kesetaraan perempuan dengan laki-laki. Permisalan yang lain, konsep androgini memandang buku-buku bacaan sekolah dasar sekarang menyesatkan. Sering digambarkan seorang ibu menjahit atau bapak membaca koran, anak lelaki berolah raga dan anak perempuan bermain masak-masakan atau boneka, anak cewek identik dengan warna pink dan cowok lebih cocok warna biru, perempuan adalah peran domestik dan lelaki peran publik dan seterusnya.

Bagaimana hukum Islam, bila fenomena androgini ini terjadi dalam sebuah masyarakat Islam? Jelas hukumnya haram. Allah SWT dan RasulNya melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.

Mu’ad bin Fadholah menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami, dari Yahya, dari ‘Ikrimata, dari Ibnu ‘Abbas berkata: Nabi saw. melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan Beliau berkata: keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan, dan Umar juga mengeluarkan si fulan” (HR Bukhori)

Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami, dari Yahya, dari ‘Ikrimata, dari Ibnu ‘Abbas berkata: Sesungguhnya Nabi saw. melaknat melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan Beliau berkata: Dan keluarkan ,mereka dari rumah kalian dan keluarkan si fulan, dan si fulan adalah al-mukhannatsin. (HR Abu Dawud)

Jadi jelas bahwa perilaku Androgini hukumnya haram. Seorang laki-laki harus beridentitas dan berperilaku layaknya laki-laki. Seorang perempuan harus beridentitas dan berperilaku perempuan. [Lathifah Musa]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *