“Ketika Pemerintah Sudah Tak Dipercaya”

Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media, Rabu, 28 Maret 2012

Unjuk rasa menentang pemerintah | Foto: www.seruu.com

“Kalau orang berpikir sulit, maka jadilah sulit, seolah-olah sulit. Tapi kalau orang itu berpikir bisa, maka bisa juga. Pepatah Inggris mengatakan ‘You can if you think you can’ [kamu bisa jika kamu berpikir bahwa kamu bisa].” Itulah kata pengantar pertama yang diucapkan oleh Ustadz Umar Abdullah pada saat memulai diskusi aktual minggu ini, yaitu hari Rabu, tanggal 28 Maret 2012. Kata pengantar itu ditujukan kepada saya yang takut-takut untuk menjadi notulen diskusi aktual.

Ditemani dengan segelas teh dan pisang goreng, saya mulai berpikir untuk mencoba.

”Topik kita berjudul ’Ketika Pemerintah Sudah Tak Dipercaya’.” kata Ustadz Umar Abdullah. ”Topik ini kita bahas karena sebenarnya terjadi di masyarakat.”

”Langsung saja, silahkan bertanya,” kata Ustadz Umar Abdullah mempersilahkan untuk mengajukan pertanyaan. Seketika ada enam orang yang ingin mengajukan petanyaan: Abdullah, Taqi, Qais, Kak Novia, Ibu Lathifah Musa, dan Om Farid. Ustadz Umar mempersilahkan Qais untuk bertanya terlebih dahulu.

”Nanti aja, ah!” itulah jawaban yang keluar dari mulut Qais. Akhirnya, Ustadz Umar mempersilahkan Abdullah yang dari tadi ribut dengan Taqi untuk bertanya,

”Kenapa pemerintah tidak dipercaya?” tanya Abdullah.

”Aku mau tanya itu!” kata Taqi.

”Taqi, silahkan!” kata Ustadz Umar.

”Kenapa pemerintah tidak dipercaya sama rakyat?” kata Taqi  sambil menggoyang-goyangkan badannya. Taqi bertanya lebih lengkap.

”Ya Qais, sekarang!” kata Ustadz Umar.

”Kalau sekarang, ada tidak pemerintah yang dapat dipercaya?” tanyanya.

”Ya, bagus. Ya, silahkan, Novia.” kata Ustadz Umar kepada Kak Novia.

”Yang pertama, kalau pemerintah sudah tidak dipercayai lagi oleh masyarakat, nanti nasib pemerintah Indonesia itu bagaimana?” kata Kak Novia. ”Dan, bagaimana cara membuat masyarakat itu percaya lagi sama pemerintah Indonesia?”

”Terus yang kedua, alasannya apa aja, kok masyarakat bisa tidak percaya sama pemerintah” tanyanya lagi. ”Lalu bagaimana Islam memandang, dan ada enggak solusinya?” katanya mengakhiri pertanyaannya.

”Sadar enggak, sih, kalau pemerintah itu enggak dipercaya sama rakyat?” Ibu Lathifah bertanya.

”Ya, silakan Farid!” kata Ustadz Umar.

”Apa yang harus dilakukan rakyat ketika pemerintah mereka sudah tidak dipercayai lagi?” tanya Om Farid.

”Abi, aku mau tanya lagi!” kata Taqi.

”Ya silahkan,” kata Ustadz Umar melihat Taqi ingin bertanya.

”Apa sudah ada pengganti presidennya?” kata Taqi.

”Nih, bapakmu nih!” kata Ustadz Umar yang langsung disambut ’Ooo…’ oleh Taqi. Dia pikir serius, padahal jawaban Ustadz Umar hanya bercanda.

 

Kenapa Pemerintah Tidak Dipercaya Rakyatnya?

”Baik, pertanyaan pertama, Taqi tadi nanya apa?” kata Ustadz Umar.

”Kenapa pemerintah tidak dipercaya oleh rakyat?”

”Siapa yang bisa jawab?” kata Ustadz Umar. Saya langsung mengangkat tangan.

”Karena pemerintahnya bohong terus!”

”Betul!!” seru Ustadz Umar. ”Itu jawabannya. Betul, betul, betul, betul. Karena pemerintahnya bohong terus, betul itu jawabannya.” kata Ustadz sambil tertawa.

”Pertama, bohongnya apa? Misalnya itu, janji-janji ketika kampanye. ’Saudara-saudara, kalau kalian memilih saya, maka pendidikan akan saya gratiskan, BBM tidak naik, korupsi, saya akan yang paling depan memberantas korupsi.’ Nah, kenapa pemerintah itu tidak dipercaya, ya itu, karena bohong terus. Sama seperti orang. Kalau bohong terus, dia ngomong pun, itu tidak akan dipercaya. Ingatlah Rasulullah saw itu digelari dengan sebutan al-Amin. Al-Amin adalah orang yang bisa dipercaya. Kenapa Rasulullah itu diberi gelar al-Amin? Selalu Rasulullah kalau ngomong itu enggak pernah bohong. Sampai suatu saat, ketika itu Rasulullah sudah diangkat menjadi Nabi, Rasulullah pernah bilang ke orang-orang, “Hai manusia, maka orang-orang pun berkumpul (menyambut seruan) beliau, ada yang datang sendiri dan ada yang mengutus wakil-wakilnya. Lalu Rasulullah saw. menyeru, “Wahai Bani Abdil Muthalib, wahai Bani Fihir, wahai Bani anu, Bani anu..! Bagaimana menurut kalian seandainya aku beritahukan pada kalian bahwa di balik bukit ini ada pasukan musuh berkuda yang siap menyerang kalian, apakah kalian mempercayai ucapanku?” Mereka menjawab, “Ya, (kami percaya).” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian akan azab yang pedih.” Mendengar hal itu, Abu Lahab langsung berkata, “Celakalah kamu sepanjang hari ini, apakah kamu mengundang kami semua hanya untuk ini?” (Sebagai jawaban atas celaan Abu Lahab ini), maka Allah ‘Azza wajalla menurunkan ayat (QS al-Lahab ayat 1): “Celaka kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah ia.”  (HR Ahmad V/17)

Jadi sebenarnya, walaupun orang-orang tidak beriman, tapi aslinya, Rasulullah itu orang yang dipercaya. Karena, Rasulullah itu orangnya itu tidak pernah bohong. Lebih goncang lagi, ketika mereka melihat Abu Bakar itu masuk Islam. Abu Bakar itu juga orangnya dipercaya. Mereka bingung. Dua orang yang sangat dipercaya oleh kaumnya itu masuk Islam, tidak mungkin mereka itu bohong. Nah, jadi itulah, kalau pemerintah tidak bisa dipercaya, karena bohong terus. Termasuk urusan BBM ini. Ketika masyarakat melihat, khususnya debat-debat di TV, maka orang akhirnya tahu. Selama ini kan satu arah saja. Ketika misalnya Kwik Kian Gie berbicara, mereka baru terbuka. Oh, ternyata selama ini kita ditipu. Informasi-informasi itu tipu-tipu semua. Mana ada yang disebut subsidi. Barangnya aja mereka ngambil dari bumi Indonesia. Mereka kan selalu menghitung 120 US Dollar per barel ditambah 20 US Dollar per barel untuk biaya eksplorasi, sampai distribusi, sampai jadi BBM yang bisa dikonsumsi. Artinya kalau 120 US Dollar ini yang beli dari luar negeri, aslinya kan ngambil dari bumi Indonesia. Berarti 0 dollar, bukan 120 dollar. Masalahnya, informasi tentang penipuan pemerintah ke masyarakat itu sudah merata atau belum? Orang-orang Demokrat selalu menutup-nutupi. Selalu bilangnya, ’Ini itu subsidi untuk orang kecil, bukan untuk orang kaya.’ Dikatakan yang memakai BBM adalah orang-orang kaya. Ini bohong lagi. Kenapa? Karena yang punya mobil mewah di Indonesia hanya 5%. Selebihnya yang memakai BBM banyak itu adalah angkot, bis kota, yang kalau harga BBM naik akan naik juga. Terus siapa lagi yang banyak pakai BBM? Itu tuh sepeda motor. Mereka membeli sepeda motor supaya lebih irit daripada naik angkutan umum. Nah, artinya apa? Orang pakai motor itu sangat irit. Walaupun kadang belinya kredit. Artinya, pengguna BBM terbanyak itu motor, angkot, lihat aja kalau lagi di SPBU, biasanya selalu ada aja angkot di situ. Mobil pribadi belum tentu ada. Yang ada, angkot, truk yang mengangkut barang-barang. Sehingga, yang mempunyai mobil kategori mewah itu cuma 5%. Dan yang menggunakan mobil-mobil mewah itu yang jelas para menteri dan SBY. Jadi, ketika kebohongan-kebohongan pemerintah sudah diterima oleh rakyat, rakyat menjadi tidak percaya!” ungkap Ustadz Umar panjang lebar.

Kemudian, Ibu Lathifah menambahkan, ”Data terakhir yang menggunakan BBM itu 65% pendapatannya di bawah Rp 3,5 juta/ bulan. Jadi bukan orang kaya.”

Ustadz Umar melanjutkan, ”Nah, pemerintah bohong lagi kan. Ketika kebohongan itu semakin dipahami oleh masyarakat, ya semakin tidak dipercaya. Sebenarnya itu saja. Nah, apa lagi, faktor yang membuat rakyat jadi tidak percaya kepada pemerintah?”

”Boros! Korupsi!” ada yang menjawab.

”Yang lain?” tanya Ustadz Umar.

”Berkhianat!” kata Ustadz Oleh Solihin.

”Ya, betul! Pemerintah yang jahat kepada rakyatnya,” kata Ustadz Umar. ”Raja saja tidak semuanya jelek. Ada raja yang baik terhadap rakyatnya. Contohnya?” Ustadz Umar balik bertanya.

”Raja Sulaiman!” kata Abdullah langsung menyambar.

”Ya betul. Siapa lagi?”

”Raja Dzulqornain!” kata Abdullah lagi.

”Bagus. Siapa lagi?”

”Raja Namruj! Eh,” kata Abdulah. Mendengar itu, spontan semua orang tertawa. Ha..ha..ha..

”Walaupun terkadang, banyak juga raja yang zhalim terhadap rakyatnya. Tetapi, yang lebih parah adalah penguasa yang dipilih oleh rakyat, malah jahat kepada rakyatnya. Itu namanya berkhianat kapada rakyatnya. Kalau kejahatan mereka ini terungkap atau diungkap, dan diketahui oleh rakyatnya, maka rakyatnya tidak akan percaya lagi kepada pemerintahnya. Nah, biasanya dua itu. Yang pertama, bohong terus, yang kedua berkhianat. Makanya, kalau kalian ingin membuat pemerintah tidak dipercaya oleh rakyatnya, ungkap saja kebohongan-kebohongan dan kejahatan-kejahatan yang telah pemerintah perbuat terhadap rakyat,” kata Ustadz Umar mengakhiri pertanyaan pertama.

 

Nasib pemerintah yang tidak dipercaya rakyatnya

”Oke, pertanyaan berikutnya dari Novia.” kata Ustadz Umar.

”Kalau pemerintah sudah tidak dipercayai lagi oleh masyarakat, nanti nasib pemerintah Indonesia itu bagaimana?” kata Kak Novia. ”Dan, bagaimana cara membuat masyarakat itu percaya lagi sama pemerintah Indonesia?”

”Aku bisa jawab!” kata Abdullah mengacungkan jari telunjuknya. ”Dibunuh atau diusir!” katanya.

”Betul,” kata Ustadz Umar. ”Jawabannya. Yang pertama, pemerintah tersebut akan dicuekin rakyatnya. Yang kedua, diusir atau diturunkan. Yang ketiga, ini yang paling berat, bisa dibunuh oleh rakyatnya. Contoh yang diturunkan adalah Pak Harto. Contoh yang dibunuh adalah Khadafi. Jadi, apa yang terjadi jika pemerintah tidak dipercaya lagi oleh rakyatnya. Ada yang dicuekian, ada yang memberontak dengan cara mengusir, atau bahkan membunuh.

Bagaimana supaya dipercaya lagi oleh rakyatnya? Sebenarnya jawabannya dibalik saja dari yang tidak dipercaya tadi. Yang pertama, pemerintah tadi harus meminta maaf atas kejahatan-kejahatannya terhadap rakyat. Yang kedua, berbalik 180°, yang tadinya jahat terhadap rakyat, menjadi sayang terhadap rakyat dan melindungi rakyatnya. Yang ketiga, dia tidak boleh berbohong lagi terhadap rakyat. Karena, sekali lagi dia bohong, rakyat tidak akan mempercayainya,” kata Ustadz Umar.

”Pertanyaan berikutnya apa, Novia?” tanya Ustadz Umar.

”Bagaimana pandangan Islam masalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan bagaimana solusinya?” Jawab Kak Novia.

”Kalau begitu, pertanyaan Farid dulu. Pertanyaan Farid apa?” tanya Ustadz Umar.

”Apa yang harus dilakukan rakyat ketika pemerintah mereka sudah tidak dipercayai lagi?” kata Om Farid.

”Ya, itu tadi, biasanya mereka akhirnya mencueki pemerintahnya. Jika mereka berani, penguasanya akan diturunkan atau diusir, seperti Husni Mubarak yang diturunkan dan penguasa Tunisia yang kabur ke Arab Saudi. Yang lebih keras lagi, adalah ketiga, melakukan kudeta berdarah yang ditandai dengan dibunuhnya penguasanya, seperti yang dialami Khadafi penguasa Libya,” kata Ustadz Umar.

”Oke, tadi Qais bertanya, ’Kalau sekarang, ada tidak pemerintah yang dapat dipercaya?’ Ya, silahkan, siapa yang mau menjawab?” tanya Ustadz Umar.

Karena tidak ada yang menjawab, akhirnya, Ustadz Umar yang menjawab,

”Setahu saya ada. Ini masalah kepercayaan rakyat, lepas dari Islam atau tidak. Setahu saya, Venezuela, itu pemerintahnya lagi bagus. Pemerintah Venezuela sedang dipercaya oleh rakyatnya. Perlu diketahui bahwa harga BBM di Venezuela hanya Rp 460/ liter. Lebih murah dari harga BBM di Arab Saudi Rp 1.100-1.500/ liter, Mesir Rp 2.300/ liter. Dan jauuuh lebih murah daripada harga BBM di Indonesia Rp 4.500/ liter. Sehingga pemerintah bohong kalau bilang harga BBM di Indonesia itu murah. Yang benar, harga BBM di Indonesia itu mahal. Sekarang, di Venezuela ditemukan lagi deposit minyak sehingga deposit minyak Venezuela menjadi lebih besar daripada deposit minyak Arab Saudi.

 

Sadar nggak sih kalau sudah tidak dipercaya?

Oke, pertanyaan berikutnya. Tadi Bu Lathifah nanya apa?” tanya Ustadz Umar.

”Sadar enggak sih, kalau pemerintah itu enggak dipercaya sama rakyat?” kata Bu Lathifah.

”Sadar, pemerintah itu sadar! Buktinya si Ruhut Sitompul menyatakan keresahan dia bahwa sekarang kepercayaan rakyat ke Demokrat tinggal 14%. Berarti, partai pemerintah ini sadar, bahwa rakyat Indonesia sudah tidak percaya lagi ke mereka. Hanya saja, untuk meningkatkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, mereka belagu. Sedikit-sedikit ’’atas nama rakyat”, sedikit-sedikit ”untuk kepentingan rakyat”. Supaya apa? Supaya menaikkan pamornya. Kenapa? Karena pamor Demokrat secara hukum sudah hancur.” kata Ustadz Umar.

 

Pandangan Islam terhadap pemerintah yang tak dipercaya rakyat

”Pertanyaan Novia, ’Bagaimana pandangan Islam masalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya, dan bagaimana solusinya?’ Siapa yang bisa jawab?!” tanya Ustadz Umar.

”Saya!” kata Abdullah. ”Pandangan Islam itu, kalau presidennya tidak dipercaya lagi itu, pemerintahannya tidak baik!”

”Ada dalilnya dong!” kata Ustadz Umar.

”Ada dalilnya.” kata Abdullah.

”Apa?”

”Nggak tahu.” jawab Abdullah malu.

Ustadz Umar menjawab, ”Dalilnya adalah Rasulullah saw bersabda: Sebaik-baik penguasa adalah penguasa yang sayang kepada rakyatnya. Dia mendoakan rakyatnya, dan rakyatnya pun mendo`akan dia. Dan seburuk-buruk penguasa adalah penguasa yang membenci rakyatnya, dan rakyatnya pun mencaci maki penguasanya.

Nah, dari situ nampak, bahwa penguasa yang membenci rakyatnya, dan rakyatnya mencaci maki penguasanya adalah seburuk-buruk penguasa. Jadi, pandangan Islam tentang penguasa yang tidak dipercayai oleh rakyatnya adalah penguasa yang buruk, tidak bagus.

Solusinya bagaimana? Jadilah sebaik-baik penguasa. Yaitu apa? Penguasa yang sayang kepada rakyat, yang ia mendoakan rakyatnya dan rakyatnya mendo`akannya.

Itu solusi yang pertama. Yang kedua, sayang. Maksudnya apa? Penguasa tadi mengurus rakyatnya dengan sebaik-baiknya. Apa saja urusan rakyat itu? Mulai dari pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, keamanan, itu urusan rakyat. Semua diurus dengan sebaik-baiknya. Tidak membuat rakyatnya terlantar. Semua rakyat harus bisa makan, punya pakaian, punya rumah, rakyat harus dilindungi biar aman. Jadi uruslah masyarakat dengan sebaik-baik kepengurusan. Kemudian, doakanlah rakyat itu dengan sebaik-baik doa. Itu solusi Islamnya,” jawab Ustadz Umar panjang lebar.

Lalu Ustadz Umar menasehati bocah-bocah laki-laki yang hadir, ”Abdullah, Taqi, Qais… Kalian itu, kalau mau jadi pemimpin, kalian harus berpikir untuk menjadi pemimpin yang baik. Sebaik-baik pemimpin. Jangan pemimpin yang biasa-biasa saja. Tapi harus jadi sebaik-baik pemimpin!”

”Kalau jadi pemimpin pakai uang tidak?” tanya Abdullah.

”JANGAN PAKAI UANG!!!” teriak Ustadz Umar bikin kaget.

”Kan bayar tingkatannya,” kata Abdullah. Mungkin Abdullah menyamakan dengan di taekwondo tempat ia berlatih beladiri. Kalau mau naik tingkat, harus ujian. Kalau mau ikut ujian, harus bayar dulu.

”Memang sekarang orang-orang kalau mau jadi presiden mesti bayar. Tapi kalian, harus jadi pemimpin, tanpa membayar. Enggak pakai uang!” itulah kalimat terakhir yang saya tulis pada akhir pembahasan karena saya langsung tertawa mendengar keanehan komentar Abdullah itu.

 

You Can If You Think You Can

”Baik, sudah cukup, silahkan dibacakan kesimpulan,” kata Ustadz Umar yang langsung membuat saya gelagapan. Notulen di diskusi ini harus siap membacakan kesimpulannya. Ya, tapi saya harus mencoba berpikir optimis. Ingat, you can if you think you can!

Saya mulai membacakan kesimpulan.

“Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh!” Selanjutnya… mandek, karena belum saya catat semua. Untung diskusi tadi saya rekam di netbook. Dari rekaman itulah alhamdulillah akhirnya saya bisa menuliskan laporan diskusi ini.

 

Fathimah Nurul Jannah Leboe

Santri Pesantren Media, Kelas 6 SD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *