Suriah Membara, Khilafah Solusinya

Kekerasan yang terjadi di Suriah semakin mendapat sorotan dunia. Rezim Bashr al Asaad tidak membiarkan rakyat protes menghadapi kezhalimannya. Banyak penduduk Suriah yang menjadi korban  akibat kejahatan penguasanya sendiri. Ada apa dengan Suriah? Mengapa Suriah kini mulai menjadi pusat perhatian dunia, khususnya bagi kaum muslimin?  Kita akan membahas topik  SURIAH MEMBARA, KHILAFAH SOLUSINYA bersama Ustzh. Ir Lathifah Musa. Beliau adalah Pemimpin Redaksi Majalah Udara Voice Of Islam.

Ustadzah, apa yang terjadi dengan Suriah saat ini?

Sebenarnya masih terkait dengan gelombang revolusi Arab-Timur tengah, rakyat  Suriah semakin berani menentang kezhaliman penguasanya, yang saat ini ada di bawah pemerintahan Bashr al Assad, anak dari penguasa terdahulu yaitu Hafez al Assad. Korban tewas sejauh ini, menurut PBB berjumlah lebih dari 8.000 orang tewas. Semua diakibatkan oleh tindakan keras pemerintah Suriah terhadap para pengunjuk rasa. Jadi bisa dikatakan, saat ini rakyat Suriah mempersenjatai diri untuk melawan tentara rezim penguasanya. Unjuk rasa sudah tidak mempan lagi. Dan kini untuk menghadapi kejahatan penguasa Bashr al Asaad, rakyat yang tergabung dalam kelompok oposisi pun mengangkat senjata terhadap penguasanya.

Seperti apa sih kekejaman rezim Al Assad ini?

Sangat kejam.  Sampai saat ini mereka melarang bantuan kemanusiaan masuk, padahal rakyat Suriah, wanita, anak-anak dan bayi banyak yang menderita. Banyak yang tewas, karena tidak mendapat pertolongan. Sejak hari pertama aksi unjuk rasa, rezim ini mulai membunuhi orang. Mereka tidak menggunakan peluru karet, pemukul atau lainnya, mereka langsung menggunakan peluru tajam Belum lama ini, tentara rezim Suriah memasang juga ranjau darat dekat perbatasannya dengan Lebanon dan Turki, sepanjang rute yang digunakan pengungsi untuk menyelamatkan diri dari kekerasan.

Menurut seorang mantan penjinak ranjau militer Suriah, ia dan teman-temannya telah menjinakkan 300 ranjau dari wilayah Hasanieih pada awal Maret. Daerah itu merupakan rute yang digunakan pengungsi untuk menuju Turki. Suriah tidak menandatangani Traktat Ottawa 1997 yang melarang produksi, penggunaan, dan penyimpanan ranjau anti-personil. Traktat Ottawa telah didukung oleh 159 negara.

Siapa Bashr al Assad? Mengapa begitu kejam terhadap rakyatnya?

Assad adalah putra dari Hafez al Assad, pemimpin Suriah sebelumnya.  Seperti ayahnya, Bashr al Assad  memimpin partai Baath di Suriah. Kepemimpinnya didukung oleh China dan . Rusia . Saat ini Rusia dan China telah dua kali menggunakan kekuasaan mereka sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk memveto resolusi dewan di Suriah. Bashr Al Assad menikah dengan Asma’ al-Akhras, seorang Suriah Syiah yang tinggal di Inggris sejak kelahirannya maupun masa dewasanya. Assad yang dalam pemerintahannya selalu didukung oleh pemerintah Cina dan Rusia, ia menganut idealisme sosialis komunis. Banyak kaum muslimin di Suriah merasa tertindas bahkan terbunuh dengan keji oleh pemerintahannya terutama dari kalangan Sunni. Sekalipun mengaku muslim, dalam pemahamannya, Assad mengikuti sekte Syiah Isma’iliyah. Iran (Syiah Itsnaa Atsariyah) juga ikut mendukung pemerintahannya, dan tidak peduli terhadap pembantaian kaum Muslimin Sunni. Syiah Iran maupun Suriah walaupun merbeda sekte namun bersatu membantai kaum Sunni. (www.wikipedia)

Pada masa pemerintahan, Hafez al-Assad, ayah dari Bashr, ia banyak melakukan tindakan represif pada kelompok Islam militan.

Pada 1979, terjadi serangan terhadap sekolah kader militer di Aleppo dan kantor Partai Ba’ath. Pihak yang dituduh melakukannya ialah kelompok dakwah Ikhwanul Muslimin. Kelompok gerakan Islam ini kemudian berdemo besar-besaran dan melakukan aksi boikot di Hama, Homs, dan Aleppo pada Maret 1980. Dengan alasan inilah al-Assad lebih ketat dalam melaksanakan kebijakan represifnya terutama terhadap kelompok dakwah Islam seperti Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin. Tidakan kekerasan politiknya ini memuncak dalam peristiwa pembantaian Hama di awal 1980-an. (www.wikipedia)

Bagaimana dengan negara-negara lain, khususnya negara-negara  besar dalam menyikapi persoalan Suriah?

Rusia dan China tetap mendukung Suriah. Rusia sampai sekarang tidak berencana mempersingkat kerjasama militer dengan Suriah. Hal ini berbeda dengan Barat (AS-Eropa yang menginginkan rezim Presiden Bashar Assad berakhir).

Rusia tetap akan mematuhi kontrak dengan Suriah mengenai pengiriman senjata. Rusia tampaknya tidak peduli dengan kerusuhan berkepanjangan di Suriah yang telah menewaskan 7.500 orang.  Negara komunis tersebut melindungi rezim berdarah Assad dari sanksi PBB. Moskow merupakan sekutu kuat Suriah sejak masa kepemimpinan Hafez Assad, ayah Bashar Assad.

Rusia menyediakan pesawat, misil, tank dan senjata berat lainnya. Bahkan, pelabuhan Tartus di Suriah kini menjadi pangkalan udara Rusia. Skuadron udara Rusia berada di sana sejak Januari lalu. Keberadaan mereka dinilai banyak kalangan sebagai dukungan terhadap rezim Assad.
Sementara Iran saat ini menarik dukungannya terhadap Assad.

Mengapa  bisa terjadi konflik besar di Suriah?

Pertama, penguasa Suriah memang sangat kejam. Apalagi kalau Bashr al Assad menganut sekte syiah ismailiyah. Ini sekte yang sesat yang di masa kekhilafahan Islam. Mereka menentang kekhilafahan yang sah pada saat itu. Syiah Ismailiyyah dalam sejarahnya pernah membantu pasukan salib melawan pasukan kaum muslimin. Kedua, Muslim Suriah, terkena gigih dalam mempertahankan diri, bila mereka merasa benar. Rakyat Homs dan Suriah secara umum, dalam sejarahnya telah sanggup bertahun-tahun berperang melawan pasukan salib, sebelum dibebaskan oleh Pasukan Salahuddin al Ayyubi. Ketiga, adanya dukungan dari negara-negara kafir, khususnya Rusia dan China dalam mendukung rezim berideologi sama, yaitu sosialis-komunis. Keempat, adanya campur tangan negara-negara kapitalis-liberal yang turut mengopinikan faham demokrasi liberalnya, dalam rangka  menghambat tegaknya kekhilafahan Islamiyah yang sedang diperjuangkan oleh orang- orang muslim yang ikhlas di Suriah. Keempat,  belum kuatnya persatuan umat Islam sedunia dalam menyelesaikan persoalan umat Islam sedunia. Walaupun upaya ini, insya Allah telah mulai mengarah ke sana.

Bagaimana solusi Islam terhadap masalah Suriah?

Problem rakyat Suriah adalah problem umat Islam yang tertindas, sebagaimana problem umat Islam di belahan dunia lain seperti Palestina, Afghanistan, Iraq dll. Solusinya bukanlah dengan berharap pada PBB yang selama ini justru selalu terhambat dengan veto-veto kejam dari negara-negara besar seperti Rusia, China dan  AS. Atau menyandarkan pada OKI (Organisasi Negara-negara  Islam) yang tidak bisa berbuat banyak untuk menolong umat Islam yang tertindas. Umat Islam tidak bisa berharap banyak kepada para penguasa negeri-negeri muslim yang masih disibukkan dengan perkara korupsi, pornografi, dan hall-hal lain yang disebabkan karena mereka mengambil demokrasi sebagai sistem hukum mereka. Solusi bagi rakyat Suriah adalah perjuangan bersama kaum muslimin yang ikhlas, yang masih meyakini bahwa Al Qur’an dan As Sunnah adalah pedoman hidup dan berperilaku yang wajib dilaksanakan dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Rakyat Suriah hanya bisa terselamatkan bila umat Islam memiliki kepemimpinan Islam yang satu, yang akan menerapkan syariat Islam secara kaffah bagi seluruh kaum muslimin.

Saat ini telah banyak umat Islam yang menyadari, penting serta wajibnya menegakkan Khilafah Islamiyah di atas Manhaj Kenabian. Untuk itu, penting bagi kita semua untuk menguatkan keyakinan terhadap agama Islam, mendakwahkannya secara ikhlas kepada seluruh kaum muslimin, dan menyerukan dukungan terhadap penegakan syariah Islam di seluruh penjuru bumi ini. Keyakinan kita bahwa tidak ada hukum lain yang lebih baik selain dari hukum Allah SWT harus selalu kita kuatkan, dengan terus bersungguh-sungguh mempelajari Al Qur’an dan As Sunnah serta mengamalkannya dengan ikhlas dan penuh tawakkal. Allah SWT berfirman: ”Afahukmal jahiliyyati yabghuun. Wa man ahsanu minallahi hukman liqaumiy yuuqinuun: Apakah hukum jahiliyyah yang kalian cari. Hukum siapa yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang meyakini.” (QS Al Maidah:50)[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *