Apa Itu Agama, Islam, dan al-Quran?

Tanya:

dari +62852111XXX : Aslmlaikum wrwb… saia punya ptanyaan tentang 1. Apa arti agama (penjabaanya) 2. Apa arti islam (penjabaranya) 3. Alqur’an itu sbnrnya apa (penjabaranya) trimakasih…

Jawab:

‘alaikumussalam wrwb

Istilah agama tentu saja bukan istilah dari Islam tapi berasal dari Bahasa Sanksakerta yang digunakan oleh Agama Hindu dan Budha, yang secara bahasa berarti a = tidak dan gama = kacau. Sehingga menurut bahasanya sendiri agama artinya tidak kacau yakni seperangkat aturan yang digunakan oleh penganutnya supaya mereka tidak hidup kacau.

Oleh karena itu adalah haram menggunakan istilah agama untuk memadankan istilah اَلدِّيْنُ dalam Islam, sebab istilah اَلدِّيْنُ dalam Islam bermakna rule of law dalam Bahasa Inggris atau اَلنِّظَامُ dalam Bahasa Arab dan inilah yang ditunjukkan oleh pernyataan Allah SWT :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا (المائدة : 3)
Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kalian din kalian dan telah Aku cukupkan ni’mat Ku bagi kalian dan Aku ridla bagi kalian Islam sebagai din (QS al-Maaidah [5]: 3)

Tentang realitas Islam, banyak dalil dalam Al-Quran yang menunjukkan realitas Islam antara lain :
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْءَانِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا (الإسراء : 89)
Dan sungguh Kami telah menetapkan segala hal dalam Al-Quran ini bagi manusia lalu sebagian sangat besar manusia menolaknya, kecuali kekufuran (QS al-Isra [17]: 89)

وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْءَانِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ وَلَئِنْ جِئْتَهُمْ بِآيَةٍ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُبْطِلُونَ (الروم : 58)
Sungguh Kami telah menetapkan segala hal dalam Al-Quran ini bagi manusia dan jika engkau mendatangkan kepada mereka satu ayat maka pastilah orang-orang kafir akan berkata: kamu tiada lain hanyalah manusia pembawa kebathilan (QS ar-Ruum [30]: 58)

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ (آل عمران : 19)
Sungguh din yang benar menurut Allah adalah Islam (QS Ali Imron [3]: 19)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (آل عمران : 85)
Dan siapa saja yang mencari selain Islam sebagai din maka tidak akan pernah diterima darinya dan dia di akhirah adalah bagian orang-orang yang rugi (QS Ali Imron [3]: 85)

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا (المائدة : 3)
Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian din kalian dan telah Aku cukupkan bagi kalian nikmat Ku dan Aku ridla bagi kalian Islam sebagai din (QS al-Maaidah [5]: 3)

Lalu berdasarkan seluruh dalil tersebut realitas Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
هُوَ الدِّيْنُ الَّذِيْ اَنْزَلَهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَنْظِيْمِ عَلاَقَاتِ الإِنْسَانِ بِخَالِقِهِ وَهِيَ تَشْمُلُ الْعَقَائِدَ وَالْعِبَادَاتِ وَعَلاَقَاتِهِ بِنَفْسِهِ وَهِيَ تَشْمُلُ الأَخْلاَقَ وَالْمَطْعُوْمَاتِ وَالْمَلْبُوْسَاتِ وَعَلاَقَاتِهِ بِغَيْرِهِ مِنْ بَنِيْ الإِنْسَانِ وَهِيَ تَشْمُلُ الْمُعَامَلاَتِ وَالْعُقُوْبَاتِ
Adalah Din yang Allah SWT turunkan kepada Sayyidina Muhammad saw untuk mengatur interaksi manusia dengan Khaliqnya yang mencakup aqidah dan ibadah, dan interaksinya dengan dirinya sendiri yang mencakup akhlaq, makanan dan pakaian, serta interaksinya dengan sesama manusia yang mencakup muamalat dan uqubat

Tentang Al-Quran. Al-Quran adalah :
اَلْقُرْآنُ هُوَ اللَّفْظُ الْمُنْزَلُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا يَدُلُّ عَلَيْهِ مِنْ مَعَانِيْهِ فَالْقُرْآنُ هُوَ اللَّفْظُ وَالْمَعْنَى مَعاً
Al-Quran adalah lafadz yang diturunkan kepada Sayyidina Muhammad saw yang menunjukkan makna-maknanya, sehingga Al-Quran adalah lafadz dan makna secara bersamaan

Dengan demikian, jika hanya ada maknanya (seperti terjemahan) maka tidak boleh dikatakan sebagai Al-Quran, begitu juga jika hanya lafadznya maka itu adalah tidak mungkin sebab keberadaan lafadz selalu membawa serta makna karena secara asal penetapannya lafadz itu tiada lain adalah yang menunjukkan makna tertentu. Rasulullah saw menyatakan :
هُوَ الَّذِي مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ عَمِلَ بِهِ أُجِرَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (رواه الدارمي)
Dia itu (Al-Quran) adalah yang siapa saja berkata berdasarkan ketentuannya pastilah benar, dan siapa saja yang berhukum dengannya pastilah adil, dan siapa saja yang beramal dengannya pastilah diganjar dan siapa saja yang mendakwahkannya pastilah telah ditunjukkan kepada jalan yang lurus (HR ad-Daromi)

[Ust. Ir. Abdul Halim]