Agar Mendapat Hidayah

Tanya:

dari +62852277xxxx : bgmn agar kita bisa mndpt hidayah ?

Jawab:

Nabi Muhammad saw dipastikan adalah manusia pertama yang memperoleh hidayah dari Allah SWT yakni dengan diturunkannya Islam kepada beliau :

قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قُلْ لَا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (الأنعام : 56)

Katakanlah bahwa sesungguhnya aku dilarang untuk mentaati orang-orang yang kalian seru selain Allah, katakanlah aku tidak akan mengikuti keinginan kalian itu sebab jika itu aku lakukan sungguh aku telah sesat dan aku bukan orang yang memperoleh hidayah (QS al-An’aam [6]: 56)

 

قُلْ إِنْ ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ (سبأ : 50)

Katakanlah jika aku sesat maka hanya sesungguhnya aku sesat akibat diriku sendiri dan jika aku memperoleh hidayah maka itu adalah apa-apa yang diwahyukan Rabbku kepadaku, sungguh Dia Maha Mendengar Maha Dekat (QS Saba’ [34]: 50)

 

Jadi jelaslah bahwa hidayah Allah SWT telah seluruhnya diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yakni berupa Al-Quran dan Al-Hadits yang keduanya adalah sumber hukum Islam. Inilah yang dimaksudkan oleh pernyataan Rasulullah saw :

أَلَا وَإِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ هُوَ حَبْلُ اللَّهِ مَنْ اتَّبَعَهُ كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ تَرَكَهُ كَانَ عَلَى ضَلَالَةٍ (رواه مسلم)

Ingatlah dan aku telah tinggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara yang besar, salah satunya adalah Kitabullah ‘Azza wajalla yakni tali Allah, siapa saja yang mengikutinya pasti berada dalam hidayah dan siapa saja yang meninggalkannya pasti dia berada dalam kesesatan (HR Muslim)

Oleh karena itu, hidayah Allah SWT itu tiada lain tiada bukan adalah Islam dan untuk membuktikan iman kita kepada Allah SWT maka hanya satu jalan yang wajib kita tempuh yakni masuk ke dalam Islam secara utuh dengan cara mencontoh praktik riilnya yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw selama 10 tahun menjadi Kepala Negara Islam untuk pertama kalinya di yang bepusat di Madinah al-Munawwarah :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (البقرة : 208)

Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara utuh dan janganlah kalian mengikuti langkah perbuatan setan, sungguh dia (setan) adalah musuh yang sebenarnya bagi kalian (QS al-Baqarah [2]: 208)

 

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (الأنعام : 153)

Dan ini adalah jalanku yang lurus maka ikutilah itu oleh kalian dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain lalu kalian pasti bercerai berai dari jalan Nya, hal itu Dia washiatkan kepada kalian supaya kalian taqwa (QS al-An’aam [6]: 153)

 

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى بَعْدِي اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ (رواه احمد)

Aku washiatkan kepada kalian untuk taqwa kepada Allah dan kalian wajib mendengar dan mentaati walau dia (Khalifah) itu dulunya adalah hamba sahaya Habsyi, maka ingatlah siapa saja di antara kalian yang hidup setelah aku lalu dia melihat penyimpangan yang sangat banyak maka wajib kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Khulafa`ur Rasyidun al-Mahdiyyun dan gigitlah itu oleh kalian dengan geraham kalian dan kalian harus menjauhi perkara-perkara yang diada-adakan karena semua yang diada-adakah adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat (HR Ahmad)

 

Jadi selama kita berusaha keras dan sungguh-sungguh untuk melaksanakan semua ketentuan Islam maka selama itu pula kita dipastikan telah mengambil hidayah Allah SWT yang telah diturunkan lengkap 1433 tahun yang lalu kepada Nabi Muhammad saw. [Ust. Ir. Abdul Halim]