Shalat Tahajud; Tata Cara dan Keutamaannya

Ilutrasi shalat | Foto: www.republika.co.id

Oleh Umar Abdullah*

Shalat Tahajjud termasuk Qiyamul Lail (shalat malam). Hukumnya sunnah (sangat dianjurkan untuk dikerjakan).

TATA CARA

DILAKUKAN SETELAH TIDUR MALAM

Yang termasuk qiyamul lail (shalat malam) adalah shalat tarawih, shalat witir, dan shalat tahajjud. Bedanya, shalat tarawih dikerjakan sesudah seseorang shalat Isya’, sedangkan shalat Tahajjud dikerjakan setelah seseorang shalat ‘Isya dan setelah ia tidur di malam hari. Secara bahasa, tahajud berarti an-Naum (tidur).

WAKTU UTAMA

Shalat Tahajjud bisa dikerjakan setelah bangun malam hingga adzan shalat Shubuh. Adapun waktu yang paling utama untuk mengerjakannya adalah di sepertiga malam terakhir.
Amr bin ‘Abasah berkata: Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, bagian malam yang manakah yang paling didengar?” Beliau saw berkata: “Sepertiga malam terakhir, maka shalatlah sekehendakmu.” (HR. Abu Dawud, al-Hakim, dan Tirmidzi)

Jika malam diawali saat Maghrib (matahari tenggelam) misal jam 18.00 dan Fajar terbit jam 04.00 maka panjang malam saat itu adalah 10 jam.

Sepertiganya adalah 3 1/3 jam. Maka sepertiga malam terakhir dimulai sekitar pukul 01.00 pagi.
Dari Masruq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang amal yang dilakukan Rasulullah saw. Ia berkata: ‘Beliau suka sesuatu yang terus menerus dilakukan.” Aku bertanya: “Saat kapankah dia shalat?” Aisyah berkata: “Jika beliau mendengar kokok ayam jantan (yang berkokok di akhir malam) maka beliau bangun kemudian shalat.” (HR. Muslim, an-Nasa`i, Abu Dawud, Bukhari, dan Ahmad)

BERSIWAK SEBELUM SHALAT TAHAJJUD

Disunnahkan membersihkan gigi dengan siwak sebelum shalat Tahajjud.
Hudzayfah ra meriwayatkan: “Bahwa Nabi saw jika berdiri untuk shalat Tahajjud di waktu malam, maka beliau membersihkan mulut beliau dengan siwak.” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasa`i dan Ibnu Hibban)

DOA SHALAT TAHAJJUD

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, ia berkata:
Adalah Nabi saw jika berdiri di waktu malam untuk bertahajjud maka beliau saw mengucapkan:  “AllaaHumma lakal hamdu (Ya Allah, bagi-Mulah segala puji),Anta qayyimus samawaati wal ardhi wa man fiiHinna (Engkaulah penegak langit dan bumi dan segala isinya), Walakal hamdu (dan bagi-Mulah segala puji), Lakal mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiiHinna (bagi-Mu kerajaan langit dan bumi dan segala isinya).  Walakal hamdu (bagi-Mulah segala puji).Anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiiHinna ( Engkaulah cahaya langit dan bumi dan segala isinya). Walakal hamdu (Bagi-Mulah segala puji),Anta malikus samaawaati wal ardh (Engkaulah yang merajai langit dan bumi), Wa lakal hamdu (dan bagi-Mulah segala puji), Antal haqq (Engkau adalah haq),Wa wa’dukal haqq (janji–Mu adalah haq),Wa liqaa`uka haqq (pertemuan denganMu adalah haq), Wa qawluka haqq (dan firman-Mu adalah haq),Wal jannatu haqq (dan surga itu adalah haq),Wan naaru haqq (dan neraka itu adalah haq),Wan nabiyyuuna haqq (dan para Nabi adalah haq), Wa Muhammadun shallallaahu ‘alayhi was salaamu haqq (dan Muhammad saw adalah haq),Was saa’atu haqq (dan Hari Kiamat itu adalah haq). AllaHumma laka aslamtu (Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri),Wa bika aamantu (dan kepadaMu aku beriman/percaya),Wa ‘alayka tawakkaltu (dan terhadapMu aku bertawakal), Wa ilayka anabtu (dan kepadaMulah aku kembali),Wa bika khaashamtu (dan dengan-Mu aku berhujjah), Wa ilayka haakamtu (dan kepadaMu aku berhukum), Faghfirlii maa qaddamtu wa maa akhkhartu (maka ampunilah aku atas dosa yang telah dan belum aku lakukan),Wa maa asrartu wa maa a’lantu (dosa yang aku sembunyikan dan aku nyatakan).  Antal muqaddimu wa antal mu`akhkhiru (Engkaulah yang mengawalkan dan mengakhirkan). Laa ilaaHa illaa anta (Tidak ada Tuhan selain Engkau), Au laa ilaaHa ghayruka (atau tidak ada Tuhan selan-Mu).” (HR Bukhari)

BERAPA RAKAAT?

Jumlah raka’at shalat Tahajjud bisa 2, 4, 6, atau 8 raka’at. Dua rakaat salam, dua rakaat salam.

Dari Ibnu Umar ra: “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw tentang Shalat Malam, maka beliau berkata, “Shalat Malam itu dua raka’at dua raka’at…”(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Yang lebih utama dilaksanakan sebanyak delapan raka’at, kemudian diikuti dengan tiga raka’at shalat witir.

Dari Amir bin as-Sya’biy, ia berkata: “Aku bertanya kepada Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Umar tentang shalat Rasulullah saw pada waktu malam, maka keduanya berkata: Tiga belas raka’at, diantaranya: delapan raka’at, dan berwitir tiga raka’at , dan dua raka’at setelah fajar.” (HR. Ibnu Majah)

BACAAN BOLEH DIKERASKAN, BOLEH DISIRRKAN

Jika seseorang shalat Tahajjud sendirian, maka dia boleh menjahrkan (mengeraskan) bacaan, boleh juga mensirrkannya (dengan berbisik). Namun jika ia shalat di masjid atau di suatu tempat yang ada orang lain yang sedang shalat juga, maka hendaknya dia merendahkan suaranya agar tidak mengganggu orang yang shalat yang ada di sampingnya.

Dari Abdullah bin Abi Qais, ia berkata: “Aku bertanya kepada Aisyah… bagaimanakah bacaan Rasulullah saw di waktu shalat malam, apakah dijaharkan atau disirrkan? Ia berkata: “Semua itu pernah beliau saw lakukan, kadang-kadang beliau menjaharkan, dan kadangkala pula beliau mensirrkan. “ (HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa`i, dan Ibnu Majah)

KEUTAMAAN SHALAT TAHAJJUD

1)    SHALAT SUNNAH YANG PALING UTAMA

Karena shalat tahajjud termasuk shalat malam, maka shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang paling utama melebihi shalat sunat rawatib.
Dari Abu Hurayrah ra. Ia barkata: Rasulullah saw bersabda: “Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa syahrullah, yakni bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Tirmidzi)

2)    MENJADI SUAMI ISTRI YANG DIRAHMATI ALLAH SWT

Dari Abu Hurayrah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Allah SWT merahmati seorang laki-laki yang bangun malam hari lalu dia shalat dan membangunkan istrinya sehingga istrinya pun ikut shalat. Jika tidak mau maka dia memercikkan air ke wajah istrinya itu. Dan Allah SWT merahmati seorang istri yang bangun di waktu malam, lalu ia shalat dan membangunkan suaminya, kemudiaan dia pun shalat. Jika tidak mau, maka dia memercikkan air ke wajah suaminya.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Dawud, Tirmidzi, dan an-Nasa`i)

3)    JALAN ORANG SHALIH, SARANA PENDEKATAN DIRI KEPADA ALLAH, PENEBUS KESALAHAN, PENCEGAH BERBUAT DOSA

Abu Umamah al-Bahili ra meriwayatkan dari Rasulullah saw : beliau bersabda: “Kalian harus menjaga shalat malam, karena ia merupakan jalan orang-orang shalih sebelum kalian, cara yang kalian miliki untuk mendekati Tuhan kalian, penebus kesalahan-kesalahan, dan pencegah dari dosa-dosa.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, ath-Thabrani, dan al-Hakim)

4)    SEBELUMNYA PERNAH DIWAJIBKAN

Shalat Malam sebelumnya pernah diwajibkan selama satu tahun penuh sejak turun firman Allah SWT:
1)    Yaa ayyuHal muzzammil (Hai orang yang berselimut (Muhammad)) 2) Qumil laila illaa qaliilaa ( bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)) ( QS. Al-Muzzammil [73]: 1-2)

Kemudian hukum wajib ini dinasakh (dihapus) sehingga shalat malam hukumnya jadi sunat yang sangat dianjurkan dengan turunnya firman Allah SWT Surat al-Muzzammil [73]: 20.

5)    AMALAN CALON PENGHUNI SURGA

Allah SWT berfirman:
Waminal laili fataHajjad biHi naafilatallaka ‘asaaaa ayyab’atsaka rabbuka maqaamam mahmuudaa ( Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Israa’ [17]: 79)


Disampaikan dalam Pertemuan Para Haji pada hari Ahad, 29 Januari 2012 di Rumah Bapak Prof. H. Cecep Kusmana di Komplek Laladon Permai Bogor

* Direktur Pesantren Media, Laladon Permai Jl. Seruni Blok E No. 3 Bogor, Telp. 0251-8630166. Website: mediaislamnet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *