Mata Uang Umat Islam

Pertanyaan:

Dari +628522770XXXX : asslmlkm. Ust abdl halim . apakah sbnrny mata uang ummat islam? apkh uang kertas? hamba alloh d cilacap

Jawaban:

Sistem keuangan yang saat ini diberlakukan di seluruh negara kebangsaan yang ada di dunia adalah uang kartal, baik yang berupa lembaran kertas maupun bentuk koin. Sistem uang kartal tersebut, nilainya bukan berdasarkan realitas intrinsik kertas atau logam yang menjadi bahan pembuat uang melainkan ditetapkan berdasarkan catatan Bank Central alias banknote (BI di NKRI atau The Fed di USA) yang kemudian dikenal secara mendunia sebagai nilai nominal. Akibatnya adalah terjadi perbedaan nilai mata uang yakni nilai nominal dan nilai intrinsik atau dengan kata lain memiliki “kepribadian ganda” yakni nilai nominal dan nilai intrinsik.

Dengan demikian dapat dipastikan bahwa sistem uang kartal tersebut tidak pernah dikenal dalam Islam tapi muncul lalu berkembang hingga kini dalam sistem kapitalisme, bahkan saat ini uang kartal tersebut tidak hanya sebagai alat tukar (آلَةٌ لِلتَّدَاوُلِ) melainkan telah menjadi komoditas yang diperdagangkan layaknya beras, gula, garam, baju, kendaraan dan sebagainya.

Sepanjang kepemimpinan Rasulullah saw dan Khulafa Rasyidun, umat Islam menggunakan mata uang dinar Bizantium (اَلدَّنَانِيْرُ الْبِيْزَنْطِيَةُ) dan dirham Kisra (اَلدَّرَاهِمُ الْكِسْرَوِيَةُ) dan sama sekali belum membuat sistem keuangan khusus khas mereka. Keadaan itu terus berlangsung hingga masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan (Khalifah ke lima dari Bani Umayah yang berkuasa dari tahun 66-86 H/685-705 M). Saat itulah, Abdul Malik bin Marwan menetapkan sistem keuangan Islami yang khas yang bertumpu kepada emas dan perak dengan rincian sebagai berikut :

[Ust. Ir. Abdul Halim]