Kaya Tapi Miskin

Oleh Farid Abdurrahman (Santri Pesantren Media)

Jika disebutkan nama Indonesia, tentu akan terbayang di benak kita sebuah negeri yang hijau nan elok. Tanahnya yang subur memungkinkan berbagai jenis tanaman bisa tumbuh di sana. Saking suburnya, lahirlah sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa tongkat kayu saya akan menjadi tanaman hanya dengan menancapkannya di atas tanah. Sungguh menakjubkan.

Ini baru cerita tentang tanahnya. Sekarang kita akan menengok lautnya. Indonesia terkenal sebagai sebuah negeri kepulauan. Hal ini menyebabkan wilayah Indonesia sebagian besarnya berupa lautan. Lautan yang luas ini mengandung berbagai kekayaan yang melimpah ruah. Berbagai jenis ikan baik itu kecil maupun besar ada di dalamnya. Belum lagi kekayaan laut yang lain seperti terumbu karang, rumput laut, mutiara, dan lain sebagainya semakin menambah daftar kekayaan laut Indonesia.

Kekayaan Indonesia tidak hanya berhenti sampai di sini. Indonesia juga memiliki cadangan barang tambang yang melimpah. Jenisnya juga beragam, baik itu batu bara, emas, perak, minyak bumi, besi, dan lain sebagainya.

Harusnya, kondisi Indonesia yang demikian akan mampu memberikan penduduknya kemakmuran dan kesejahteraan. Namun, kita tidak akan menjumpainya. Jika kita melihat fakta di lapangan, kita akan melihat bahwa sebagian penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Yang merasakan kesejahteraan hanya segelintir orang saja. Selebihnya, banyak di antara mereka yang sehari-hari masih berjuang sekuat tenaga untuk mencari sesuap nasi, tinggal di kolong-kolong jembatan, mengorek sisa-sisa makanan di tempat-tempat sampah, dan lain sebagainya.

Kondisi demikian bukanlah hal yang terjadi begitu saja. Kondisi ini lebih disebabkan karena para pejabat di negeri ini salah dalam mengelola kekayaan negeri. Misalnya, kekayaan tambang yang seharusnya dinikmati oleh rakyat, malah diambil oleh pihak asing. Contoh dari hal ini misalnya tambang emas di Freeport, Papua. Seharusnya yang mengelola kekayaan emas di sana adalah pemerintah. Hasilnya digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Namun, keadaannya berbeda. Pemerintah menyerahkan pengelolaan tambang emas ini pada pihak asing. Akibatnya, sebagian besar keuntungan dari tambang ini mengalir ke pihak asing. Malah, para penduduk yang hidup di sekitar pertambangan hidup di bawah garis kemiskinan.

Sudah saatnya rakyat Indonesia merasakan kemakmuran dari kekayaan negerinya sendiri. Sudah saatnya pemerintah mengelola dengan baik kekayaan negeri ini dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jangan sampai keadaan ini berlarut-larut karena pejabat yang berwenang tidak mau mengambil pelajaran, jatuh berkali-kali ke dalam lubang yang sama.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *