Program: Voice of Islam | Rubrik: Editorial | Narasumber: Ir. Lathifah Musa | Tema: Masa Depan Ekonomi Indonesia
Krisis ekonomi masih menghantui AS dan Eropa. Dunia masih menunggu apakah ada cara untuk mengatasi krisis yang melanda AS dan Eropa? Namun yang pasti, cepat atau lambat AS tidak akan lagi menjadi yang Nomor Satu di dunia. Eropa juga masih dalam kondisi mengenaskan. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia? Kita akan membahas dalam tema MASA DEPAN EKONOMI INDONESIA bersama Usth Ir Lathifah Musa. Beliau adalah Pemimpin Redaksi Majalah Udara Voice Of Islam
Ustadzah, bagaimana kondisi perekonomian dunia saat ini?
Kondisi perekonomian dunia saat ini masih didominasi AS. Tetapi AS sedang dalam tekanan yang sangat berat. Hutangnya mencapai 100% PDB. Secara pergerakan, perekonomian AS memang masih terus bergerak. Tetapi sangat lambat dengan pengangguran yang tinggi. Jadi dalam waktu dekat, perekonomian AS masih yang terbesar. Karena ekonomi China masih 1/3 ukurannya dari AS. Namun yang pasti saat ini, AS tidak lagi menjadi yang nomer satu dalam perekonomiannya. Bagaimana dengan perekonomian Eropa? Ternyata lebih mengenaskan lagi. Terjadi krisis utang publik di negara-negara Uni Eropa, seperti Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol dan Italia. Rasio utang negara-negara ini melebihi PDBnya. Akhirnya karena perekonomian Eropa sudah bersatu, maka masalah utang ini sangat tergantung pada Jerman dan Prancis. Dua negara ini, cukup kewalahan. Jadi bisa dikatakan masa depan perekonomian Eropa cukup kelam, kecuali Jerman dan Prancis.
Ustadzah, bagaimanapun dalam konstelasi politik dunia, termasuk di dalamnya aspek ekonomi, siapa yang akan menjadi kekuatan utama saat ini?
Antara ekonomi dan politik memang saling terkait. Ketika sebuah negara tidak lagi memiliki kekuatan ideologi, maka negara-negara besar seperti Daulah Utsmaniyah (di masa akhir kekhilafahan), Romawi, Spanyol dan Inggris terancam mengalami penurunan kejayaan hingga keruntuhan. Hal ini juga karena negara-negara tersebut sudah memiliki ketergantungan kepada negara-negara lain. Artinya sejarah menunjukkan bahwa negara-negara tadi memiliki utang yang sangat besar. Dalam hal ini AS harus belajar dari sejarah, bahwa masa depannya akan sangat suram. Sistem perekonomian Kapitalisme tidak akan mampu menyelamatkannya. Selama ini Inggris dan AS menggunakan pola kapitalisme keuangan non riil. Produk-produk perdagangannya tidak jelas dan spekulatif. Inilah sebenarnya yang memukul perekonomian dunia.
Bagaimana ustadzah memandang kondisi Indonesia?
Indonesia harus mempelajari betul bagaimana posisinya saat ini dalam percaturan politik internasional. Saat ini pergeseran kekuatan perekonomian menuju Asia. China memegang posisi yang terdepan. Hanya China akan menjadi yang terbesar di dunia kalau AS tidak terlalu anjlok. Tetapi kalau perekonomian AS mengalami krisis berkepanjangan,maka perekonomian dunia, termasuk China akan menderita juga. Ini karena sistem perekonomian Kapitalisme-Liberal masih menjadi satu jaringan yang membelit dunia. Kemudian salah satu ciri perekonomian yang akan tampil ke depan adalah perekonomian dengan jumlah penduduk yang besar seperti China, India, Brazil dan Indonesia. Sehingga kalau melihat analisa perekonomian dunia, maka perekonomian negara maju seperti AS dan Eropa akan melemah, dan akan berkembang perekonomian dengan jumlah penduduk yang sangat besar terutama di Asia. Di sinilah sebenarnya Indonesia harus mempelajari peta kekuatannya. Memang perekonomian Indonesia tidak terlepas dari kepastian perekonomian AS dan Eropa. Tetapi, berbeda dengan China, perekonomian Indonesia lebih bersifat domestik. Ekspornya hanya sekitar 28% dari PDB. Inilah yang sebenarnya juga menyelamatkan Indonesia sehingga tidak terseret krisis terlalu jauh. Sebenarnya kondisi Indonesia akan tetap stabil dan mungkin akan semakin bertumbuh apabila lebih memfokuskan pada perekonomian dalam negeri. Bagaimana caranya pemerintah lebih serius menangani perekonomian dalam negeri agar semakin tumbuh. Kuncinya adalah pembangunan sektor riil. Dan yang terutama, berarti pemerintah harus membenahi infrastruktur dalam negeri. Karena inilah yang menjadi hambatan perekonomian dalam negeri. Bisa dibayangkan, dengan kondisi jalan yang selalu rusak, bagaimana sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian bisa berjalan baik. Anggaran perbaikan jalan dan jembatan sebenarnya ada. Tetapi masalahnya tata kelola anggaran itu yang bermasalah. Terlalu banyak yang dikorupsi. Sebagai contoh, belum lama ini terjadi korupsi di departemen tenaga kerja dan transmigrasi. Ada anggaran pembangunan infrastruktur untuk 19 kabupaten di Papua. Satu kabupaten ada yang mendapat 500 milyar.Itu kan besar sekali. Tetapi proyek apa yang dijalankan di sana? Belum jelas. Yang saat ini sudah jelas malah kasus korupsinya. Sekiranya 500 milyar itu benar-benar digunakan untuk pembangunan, insya Allah akan menampung tenaga kerja yang tidak sedikit, bila sudah berhasil dibangun akan menggeliatkan perekonomian daerah.
Ustadzah, apa yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia, sebagai bagian dari kaum muslimin dunia?
Pertama, pemimpinnya harus banyak-banyak bertaubat, karena banyak sekali amanah yang terlanggar. Mulai dari pimpinan tertinggi, anggota dewan, aparat dll, harus banyak introspeksi diri. Mumpung masih ada umur. Setelah bertaubat, baru berpikir bagaimana sebaiknya mengelola negeri ini. Tentu kembali kepada Allah SWT, memohon petunjuk Allah SWT agar bisa menjalankan negeri ini sesuai keridhoannya. Dengan demikian, yang namanya pemimpin harus lebih wajib mengaji. Maksudnya mengkaji ilmu Islam. Karena amalnya akan berpengaruh kepada masyarakat. Kalau amalnya adalah amal shalih, maka pahalanya akan berlipat ganda. Kalau amalnya bertentangan dengan Islam, maka dosanya akan berlipat ganda juga. Karena mudharat yang ditimbulkannya juga lebih besar dalam posisinya sebagai pemimpin.
Kedua, para Ulama dan guru-guru agama, untuk lebih kuat dalam menyampaikan kebenaran. Nasihat-nasihat yang baik dan bermanfaat tentang bagaimana mengelola negeri ini sesuai dengan jalan yang diridhoi Allah SWT.
Ketiga, kita semua anggota masyarakat, harus semakin pintar dan banyak wawasan. Harus semakin rajin menimba ilmu, baik menyangkut masalah fiqh atau wawasan kemasyarakatan. Jangan memisahkan antara urusan agama dengan dunia. Jangan memisahkan antara masalah ekonomi dengan hukum fiqh. Karena Islam memiliki solusi untuk seluruh aspek kehidupan. Di dalam Islam, riba itu haram. Orang yang yang memakan riba digambarkan akan berjalan limbung seperti orang mabuk. Perekonomian ribawi akan membuat negara menjadi limbung dan tidak stabil. Contohnya sekarang adalah AS dan Eropa. Basis perekonomiannya non riil, landasannya ribawi semua. Akhirnya perekonomiannya sekarang amblas. Indonesia harus belajar dari kegagalan negara-negara maju. Jangan lagi tergantung pada perekonomian ribawi. Sekarang memang banyak perbankan sudah mulai berali ke syariah, tetapi belum ada yang sempurna. Kesempurnaan itu akan tercapai kalau pengaturan politiknya juga berlandaskan syariah. Umat Islam akan bangkit, kalau menjalankan sistem politik Islam. Rasulullah Saw telah memberikan keteladanan dengan peran Beliau sebagai Kepala Negara Daulah Islamiyah. Para Shahabat dan kaum muslimin sesudahnya melanjutkannya dalam bentuk Khilafah Islamiyah.[]