Orang-orang Pilihan

Seorang sahabat mencetuskan kalimat,”Kita sih inginnya mendapatkan yang terbaik, tapi ternyata dapatnya yang sisa-sisa!” Konteks kalimat ini bisa diterjemahkan dalam banyak versi dan fakta.

Misalnya dalam komunitas para lajang, akhwat-akhwat yang tercantik biasanya (walaupun tidak selalu), cepat dapat jodoh. Yang antri mengkhitbah pun banyak. Sang akhwat kembang komunitas ini pun lantas bisa memilih. Kalaupun ketaqwaan dianggap standar, bahwa insya Allah Islam-nya para ikhwan ini baik, maka kriteria pun ditambah dengan yang mapan, cakep, keren, aktivis populer de el el. Walhasil seiring waktu para akhwat dan ikhwan populer (pilihan pemirsa) ini pun telah ke pelaminan dan tinggallah yang tersisa. Yang tersisa pun akan mendapatkan yang tersisa. Ini konteks dunia perjodohan.

Contoh lain, seorang guru mengeluh bahwa sekolahnya hanya mendapatkan murid yang sisa-sisa. Maklum saja, sekolah populer pastinya mematok nilai Ujian Akhir Nasional tertinggi (plus orang tua terkaya). Artinya kalau hanya yang nilainya pas-pasan  dengan gaji ortu yang pas-pasan pula, maka silakan masuk ke sekolah yang tersisa. Apalagi kalau nilai minim dengan penghasilan miskin, masuklah kriteria orang-orang terbuang!

Benarkah demikian? Yah, demikianlah kebenaran dalam masyarakat kita saat ini. Kelompok manakah anda? Kelompok pilihan atau kelompok sisa-sisa atau barangkali kelompok terbuang?

Jangan tertipu dengan opini sesat paragraf di atas. Karena sebenarnya ketika seseorang telah memilih Allah SWT sebagai pilihan satu-satunya Sang Pencipta, tempat menyandarkan ketaqwaan, bagai seorang bayi yang hanya akan bertahan hidup dengan kasih sayang orang tua atau manusia dewasa yang merengkuhnya, maka sesungguhnya anda tak pernah akan menjadi yang tersisa atau mendapatkan yang tersisa. Siapapun anda, dalam taraf kecantikan dan ketampanan, tingkat pendidikan, kekayaan atau jabatan apapun, maka selain taqwa, semua kriteria hanyalah asesoris. Allah SWT berfirman: ” Inna akramakum ‘indallaahi atqaakum” [Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.]” (QS. al-Hujurat: 13)

Suami anda adalah manusia pilihan. Murid-murid anda adalah orang-orang pilihan. Anda telah berusaha memilih. Namun, bisa jadi hasilnya bukan pilihan terbaik kriteria anda. Atau bahkan jauh lebih baik? Bersyukurlah dan yakinlah bahwa Allah SWT telah memilih yang terbaik.

Untuk itu marilah kita selalu menyandarkan pilihan kepada Allah SWT dalam setiap urusan. Shalat Istikharah dan mohonlah dengan sangat:

Allahumma inni astakhiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as`aluka min fadhlikal ‘azhiim. Fainnaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta  ‘allaamul ghuyuub. Allahumma inkunta ta’lamu anna hadzal amra khairul lii fii diini wa dunyaayaa wa ma’aasyii wa aaqibati amri aw aajili amri wa aajilihi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarikli fiihi. Wa inkunta ta’lamu anna hadzal amra syarrul lii fii diini wa dunyayaa wa ma’aasyii wa aaqibati amri aw ajili amrii wa aajilihii fashrifhu annii washrif nii ‘anhu waqdurlii khaira haitsu kaana tsumma radhdhiini  bihi. Innaka ‘alaa kulli syai`in qadiir [Ya Allah, aku memohon petunjuk untuk memilih yang baik dalam pengetahuanMu, aku memohon ditaqdirkan yang baik dalam kodratMu, aku mengharapkan karuniaMu yang besar. Engkau Maha Kuasa dan aku adalah hambaMu yang dhaif. Engkau Maha tahu dan aku adalah hambaMu yang jahil. Engkau Maha Mengetahui semua yang ghaib dan yang tersembunyi. Ya Allah, jika hal ini bagi pengetahuanMu adalah baik bagiku dan bagi agamaku, baik bagi kehidupanku sekarang dan masa yang akan datang, taqdirkanlah dan mudahkanlah bagiku kemudian berilah aku berkah daripadanya. Tetapi jika dalam ilmuMu, hal ini akan membawa bencana bagiku dan bagi agamaku, dan membawa akibat dalam kehidupanku, baik sekarang ataupun masa yang akan datang, jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku daripadanya. Semoga Engkau taqdirkan aku pada yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas setiap sesuatu.]

Dengan demikian syukurilah apapun pilihan Allah SWT, baik anda ada hak untuk memilih (memilih suami, istri, sekolah, rumah dll) ataupun anda tidak bisa memilih (seperti siapa orang tua anda, bagaimana kondisi fisik anda, warna kulit dll).

Cara pandang ini akan mempengaruhi sikap anda terhadap hasil akhir pilihan yang telah ditaqdirkan Allah SWT. Anda menghormati suami pilihan dan menempatkannya dalam posisi terbaik, anda menghargai murid-murid anda dan berusaha memberikan yang terbaik, anda memelihara dengan baik apapun karuniaNya. Inilah makna syukur, dan insya Allah segala sesuatu akan berjalan lebih baik lagi, karena Allah SWT akan menambah nikmatNya.

Allah berfirman,

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Akhirnya, janganlah pernah merasa menjadi yang tersisa apalagi orang-orang terbuang. Terima kasih Pembaca, andalah orang-orang pilihan, yang telah membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat.

(Lathifah Musa, 19 Juli 2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *