Salah satu materi penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia setingkat SMP adalah membaca berita. Karena kalau sekadar belajar membaca, maka itu sudah dituntaskan di SD. Berita yang dilihat atau dibaca, umumnya TV atau media online. Kebetulan saya adalah salah seorang guru bahasa Indonesia.
Seperti biasa awal pertemuan belajar, saya selalu bertanya, “Berita apa yang menarik dalam minggu ini?” Dua minggu yang lalu, jawabannya Konser Justin Bieber. Minggu sesudahnya adalah kasus bom bunuh diri di Cirebon. Maklum, itulah yang mendominasi mata dan telinga anak-anak ketika melihat TV atau membaca berita online.
Minggu ini ada yang menjawab pernikahan William dan Kate. Namun topik ini katanya hanya menarik untuk ditonton “anak perempuan”. Seperti menonton film putri Cinderella dan Sang Pangeran yang naik kereta kencana. Bagi pelajar putra, topik semacam ini membosankan.
Ketika saya menyebut berita yang menjadi headline semalam adalah kematian Osama bin Laden. Sebagian murid tahu siapa Osama. Tetapi sebagian lain bertanya. Siapa dia? Mengapa menjadi berita besar? Siapa yang membunuhnya? Kenapa dia dibunuh? Dimana dia dibunuh? Kenapa Obama sangat bergembira dengan kematian Osama? Ini pertanyaan-pertanyaan anak-anak kelas satu SMP, murid-murid saya.
Jawaban pertanyaan mereka dengan mudahnya saya sampaikan sebagaimana berita Harian Kompas, tanggal 2 Mei 2011. Siapa dia, dibahas dalam biografi di halaman 8. Selanjutnya bagaimana CIA telah lama mengintai Osama, serta apa saja yang dilakukan oleh Osama, dengan bantuan persenjataan AS, dalam memerangi Uni Soviet ketika Negara Komunis ini menggempur Afghanistan. Dan bagaimana Osama, pasca mundurnya Uni Soviet, berbalik memerangi AS. Tinggal dibaca.
Sejujurnya, sebagai guru, saya pun ingin tahu apa yang ada dalam benak remaja-remaja ini tentang Osama? Juga ketika mereka menerima informasi tentang kematian Osama yang dikutip dari media massa?
Ada berita, ada opini. Apa sih opini para remaja yang sebagian besar masih pra baligh ini? Berikut beberapa kutipannya: (1) Kalau Osama meninggal karena dibunuh CIA, berarti dia adalah pejuang; (2) Saya kira dia adalah seorang mujahid karena dia memerangi Uni Soviet yang memerangi kaum muslimin di Afghanistan; (3) Menurut saya, Osama itu bukan teroris; (4) Belum ada kepastian siapa yang menghancurkan WTC, tetapi Obama sudah menuduh Osama. Padahal banyak bukti yang menjadi teroris bukan Islam. Apa yang dikatakan Obama berarti bohong.; (5) Karena Osama dibunuh oleh CIA dan dia tidak melakukan bom bunuh diri, berarti dia pejuang. Dan masih banyak pernyataan senada. Hanya satu pelajar yang tidak berani menjawab. Namun ia memaparkan berita-berita di Koran dengan rinci. Seperti wartawan. Namun saya menangkap satu kesimpulan yang sama, bahwa tak ada satupun murid yang percaya pada kata-kata Obama bahwa Osama adalah teroris.
Mereka, para remaja ini menerima berita-berita setiap minggu. Menonton TV dan membaca media online sambil sekali-sekali menengok FaceBooknya.
Kali ini Osama mereka sebut mujahid pejuang Islam. Minggu lalu pemuda pelaku bom bunuh diri di mesjid, mereka sebut teroris. Minggu yang lalu pula mereka percaya NII KW9 bertentangan dengan syariat Islam.
Ada berita, ada opini. Sesungguhnya itulah yang juga kita hadapi setiap saat. Namun sebagai seorang muslim, kewajiban kita membongkar yang rusak, menyingkap kebohongan, meluruskan yang menyimpang, dan membangun persepsi yang benar. Setiap muslim adalah pengemban dakwah. Kita harus membaca fakta, berita, peristiwa dan menyampaikan opini yang benar. Seperti para remaja ini, menjalaninya adalah proses belajar yang terbaik. Wallahu A’lamu Bish Shawab. (LATHIFAH MUSA)