Tanya:

Aslmwrwb. Dari muko2 bengkulu utara. Nama saya Y. Saya mau Tanya. Saya punya suami yg punya hoby variasi sex nya gaya barat, contohnya, sebelun berhubugan suami istri harus pemanasan dulu dengan gaya barat, seperti menjilati seluruh tubuh termasuk kemaluan, dengan istilah angka 69 saling menjilat. Jujur, karna sudah terbiasa enak juga. Yang ditanya, apa hukumnya menurut Islam? Atas jawabannya maksh… (0852739XXXXX)

Jawab:

Wa ‘alaykumus salaam wr. wb.

Bagi suami istri, pemanasan sebelum melakukan hubungan badan memang sangat dianjurkan. Kesiapan istri sebelum penis suami memasuki vagina istri sangatlah penting.   Bahkan Rasulullah saw melarang seorang suami mendatangi istrinya to the point langsung ke vaginanya.

Sahabat Nabi saw yang bernama Jabir bin Abdullah meriwayatkan:

“Rasulullah saw melarang bersetubuh sebelum mencumbu sang istri.”

Istri yang sudah terbangkitkan gairah seksualnya akan siap secara fisik dan psikis. Secara fisik, paling tidak vaginanya sudah basah terlumasi lendir yang mencegah iritasi berlebihan pada vagina yang akan dimasuki penis suami. Secara psikis, dengan pemanasan, sang istri mulai menuju puncak kenikmatan (orgasme).

Hanya saja yang perlu diperhatikan, pemanasan versi Islam berbeda dengan pemanasan versi Barat. Islam yang diturunkan oleh Allah SWT yang menciptakan wanita sangat tahu bagaimana cara membangkitkan gairah seksualnya. Wanita sangat suka dirayu. Kata-kata pujian yang masuk ke telinganya cukup membuat seorang wanita terbangkitkan gairah seksualnya. Islam pun tahu bahwa seluruh tubuh wanita menjadi tempat yang sensitif secara seksualnya. Beberapa titik di tubuhnya, seperti leher, bibir, telinga, payudara, pantat, paha, dan bibir luar vagina, bahkan sangat sensitif. Sentuhan dalam bentuk ciuman terhadap titik-titik tersebut akan mempercepat keterangsangan sang istri sehingga ia siap didatangi oleh suaminya.

Rasulullah saw bersabda:

Laa yaqa’anna ahadukum imra`ataHu kamaa taqa’ul baHiimatu walyakun bainaHumaa rasuulun.

Qiila wa maa ar-rasuulu yaa rasuulallaaHi?

Qaala al-qublatu wal kalaamu.

Artinya:

“Sungguh tidak boleh dari kalian mengauli istrinya sebagaimana yang terjadi pada hewan (keledai). Maka hendaklah antara keduanya ada perantara.”

Beliau ditanya, “Dan apakah perantara itu, wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda, ”Yaitu ciuman dan rayuan.” (HR. Dailami)

Jadi, suamilah yang diperintahkan untuk aktif merangsang istri. Pada umumnya wanita memang lambat terangsang seksualnya dan perlu upaya suami untuk membangkitkannya sebelum memasukkan penisnya ke vagina istri. Berbeda halnya dengan laki-laki yang pada umumnya sangat mudah terangsang. Cukup dengan melihat tubuh istri, mencium harum tubuhnya, dan tersentuh sedikit saja sudah menyebabkan penis suami tegak dan siap memasuki vagina istri. Di sinilah letak perbedaan perangsangan bagi istri dengan perangsangan bagi suami. Suami boleh menciumi seluruh tubuh istri agar ia terangsang dan mulai menuju puncak orgasme, sedangkan istri tidak.perlu merangsang suami karena penis suami mudah ereksi, kecuali jika suaminya kurang normal (penisnya sulit tegak) sehingga perlu terapi perangsangan dari sang istri.

Adapun pemanasan gaya Barat jauh berbeda dengan Islam. Masyarakat Barat adalah masyarakat liberal (serba bebas) termasuk dalam urusan seksual. Tujuan akhir yang mereka cari hanyalah kepuasan, dalam hal ini orgasme. Jika pemanasan dalam Islam adalah agar vagina istri siap dimasuki penis suami, maka Barat tidak mengharuskan jalan ini. Jika dengan dimasukkan dubur wanita/ pria atau mulut wanita/ pria bisa tercapai kepuasan, maka hal itu akan dilakukan. Itulah sebabnya kenapa Posisi 69 menjadi pilihan masyarakat Barat, khususnya kaum gay dan lesbian. Bagi suami dan istri, Posisi 69 sering dilakukan dengan cara suami di bawah istri di atas, lalu istri (mohon maaf) menjilati dan mengulum penis suami yang sudah ereksi, sedang suami menjilati clitoris istri. Bagi yang sudah merasa puas dengan posisi ini, memasukkan penis suami ke vagina istri sudah bukan menjadi keharusan. Karena dengan posisi ini suami bisa orgasme, demikian pula istri. Dan orgasme inilah satu-satunya yang dicari oleh masyarakat Barat. Posisi ini tentu bukan posisi yang dianjurkan oleh Islam baik untuk pemanasan, untuk mencapai orgasme, apalagi untuk menanam benih keturunan. Karena dalam Islam, penis suami tidak mampir ke bibir istri apalagi masuk mulut istri, tapi masuk ke vagina istri yang satu itu.

‘An Ummu Salamata ‘anin nabiyyi (saw) fii qauliHi ta’aalaa (nisaa`ukum hartsun lakum fa`tuu hartsakum anna syi`tum) ya’nii shimaaman waahidan.

Artinya:

Dari Ummu Salamah dari Nabi saw tentang firman Allah: “Istri-istrimu itu laksana tanah tempat bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu (dengan cara) bagaimana saja kamu kehendaki”, yakni pada vagina yang satu (itu).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dan Tirmidzi berkata: hadits ini Hasan)

Jadi, tinggalkan Posisi 69 gaya liberal itu! Pakailah cara Islam, pasti selamat, sehat, ni`mat, dan sampai pada tujuan diadakan naluri seksual pada diri manusia, yakni mendapatkan keturunan.

Wallaahu a’lamu.

[UMAR ABDULLAH]