Bersedekah dengan Berdusta ke Ibu

Tanya:

Assalmu alaikm wr.wb. Sya ifa 18 thn Ustadz apa sya berdosa kalau saya bersedekah, tapi dngn bersembunyi dari ibu karna ibu keberatan & setiap ibu bertanya so’al uang saya, saya bilang kalau uangnya habis, sedangkan saya sudah menjelaskan kepada ibu kalau dengan sedekah Allah akan menambah rezki kita, tapi ibu tetap keberatan, sedangkan saya takut kalau tidak sedekah Allah akan murka, mohon jaln keluarnya wassalam (+6285255063xxx)

Jawab:

Berbuat baik kepada orang tua (بِرُّ الْوَالِدَيْنِ اَيْ حُسْنُهُمَا) antara lain kepada ibu adalah salah satu kewajiban dalam Islam yang harus dilakukan oleh setiap muslim termasuk Ifa, bahkan jika pun orang tua memaksa anak-anaknya untuk berbuat syirik kepada Allah SWT atau maksiat lainnya, maka anak-anak haram menuruti keinginan mereka namun tetap wajib berbuat baik kepada mereka. Allah SWT menyatakan:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ(14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا (لقمان : 15-14

Dan Kami (Allah SWT) telah memerintahkan kepada manusia tentang kedua orangtuanya, ibunya telah mengandung dia dalam keadaan susah payah dan menyusuinya dalam dua tahun, hendaklah kamu bersyukur kepada Aku dan kedua orang tuamu, kepada Akulah kalian akan dikembalikan. Dan jika keduanya memaksa kamu untuk berbuat syirik kepada Aku yang kamu tidak memiliki ilmu bahwa perbuatan itu adalah boleh dilakukan, maka kamu tidak boleh menurutinya dan tetaplah kamu bergaul dengan mereka di dunia dengan ma’ruf (QS Luqman [31]: 14-15)

Ketentuan Islam tersebut juga ditunjukkan oleh hadits Nabi Muhammad saw berikut :

حَدَّثَنَا يَزِيدُ حَدَّثَنَا بَهْزُ بْنُ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَبَرُّ قَالَ أُمَّكَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ أُمَّكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ثُمَّ مَنْ قَالَ أُمَّكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبَاكَ ثُمَّ الْأَقْرَبَ فَالْأَقْرَبَ (رواه احمد

Telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Bahz bin Hakim bin Mu’awiyah dari bapaknya dari kakeknya berkata : saya bertanya, wahai Rasulullah, kepada siapakah saya harus berbuat baik? Beliau menjawab : ibumu. Saya bertanya lagi : kemudian kepada siapa? Beliau menjawab : ibumu. Dia (sang kakek) berkata : saya bertanya lagi, wahai Rasulullah, kemudian kepada siapa? Beliau menjawab : ibumu. Dia (sang kakek) berkata : saya bertanya lagi, kemudian kepada siapa? Beliau menjawab : bapakmu, lalu begitu seterusnya yang paling dekat diutamakan (HR Ahmad)

Oleh karena itu, sikap Ifa yang memberikah shadaqah di luar pengetahuan ibu Ifa sendiri, dengan alasan sang ibu keberatan, padahal uang yang dishadaqahkan adalah dari ibu bahkan Ifa pun berdusta ketika ibu bertanya tentang uang yang beliau berikan, tentu saja adalah perbuatan yang salah dan kesalahannya tidak hanya satu melainkan banyak yakni :

a.       telah berbuat durhaka kepada orang tua (عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ) yaitu ibu dan itu jelas diharamkan oleh Islam bahkan termasuk dosa besar yang paling besar (أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ) seperti yang disampaikan oleh Rasulullah saw :

أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَوْلُ الزُّورِ أَوْ قَالَ وَشَهَادَةُ الزُّورِ (رواه البخاري

Dosa besar yang paling besar adalah sikap syirik kepada Allah, membunuh manusia, durhaka kepada kedua orang tua, ucapan kufur atau beliau berkata kesaksian kufur (HR Bukhari)

b.      mengutamakan ketentuan Islam yang hukumnya sunnah yakni shadaqah daripada ketentuan Islam yang hukumnya wajib yakni berbuat baik kepada kedua orang tua antara lain dengan mentaati perintahnya. Ketika Ifa dilarang untuk shadaqah sunnah oleh Ibu, maka seharusnya Ifa mentaatinya, karena mentaati ibu adalah wajib sedangkan shadaqah adalah sunnah.

c.       Ifa telah mengalokasikan atau mempergunakan uang dari Ibu tidak sesuai dengan peruntuk-kannya yang telah ditetapkan oleh Ibu, sehingga perbuatan ini pun adalah haram dilakukan karena menyalahi aqad dengan sang Ibu.

d.      Ifa telah berdusta kepada Ibu ketika beliau bertanya dengan uang yang beliau berikan dan berdusta adalah diharamkan oleh Islam kecuali dalam tiga hal seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah saw :

كُلُّ الْكَذِبِ يُكْتَبُ عَلَى ابْنِ آدَمَ إِلَّا ثَلَاثَ خِصَالٍ رَجُلٌ كَذَبَ عَلَى امْرَأَتِهِ لِيُرْضِيَهَا أَوْ رَجُلٌ كَذَبَ فِي خَدِيعَةِ حَرْبٍ أَوْ رَجُلٌ كَذَبَ بَيْنَ امْرَأَيْنِ مُسْلِمَيْنِ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمَا (رواه احمد

Semua dusta pasti dicatat sebagai dosa atas manusia, kecuali tiga keadaan : seorang suami berdusta kepada istrinya dalam rangka membuatnya ridla, atau seseorang berdusta dalam tipudaya perang, atau seseorang berdusta di antara dua orang muslim demi untuk menda-maikan keduanya (HR Ahmad)

Walhasil, solusinya adalah Ifa harus menghentikan semua kesalahan yang selama ini telah dilakukan dan wajib mentaati ibunya. [Ust. Ir. Abdul Halim]