Tanya:
Assalaamu’alaikum. Barokallah pak ustad. Mau konsultasi tentang aku nih. To the point. Salahkah aku bila aku merindukan seseorang yang aku sayangi sampe-sampe nafsu makan ku lebur karena orang yang aku rindu selama ini tak mempedulikan aku? (dari Sarooeny, via email)
Jawab:
Alaykum salam wr. wb.
Ada sebuah kalimat mutiara dari ulama, “cintailah kekasihmu sewajarnya karena bisa jadi ia menjadi musuhmu, dan bencilah musuhmu sewajarnya karena bisa jadi ia menjadi kekasihmu.”
Cinta dan rindu itu hal yang wajar. Tetapi cinta yang terbaik adalah karena Allah. Artinya karena orang yang kita cintai itu punya sifat-sifat yang dicintai dan diridloi Allah. Dan kita mencintainya pun sesuai dengan syariat Allah. Tidak berpacaran apalagi merusak kehormatan berdua.
Selanjutnya, cintailah orang sewajarnya. Apalagi bila jelas orang itu tidak peduli pada kita. Aduh apa kamu tidak merasa rugi? Berpikirlah dengan sehat, kita merusak diri kita tanpa mendapatkan apa-apa darinya. Rugi, kan?
Lebih baik sekarang hadapkan diri kita kepada Allah. Karena hanya Dia yang akan membalas cinta semua hamba yang mencurahkan cinta kepadaNya. Cinta kepada Allah pasti akan berbalas.
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.” (QS al-Baqarah: 152)
Begitu pesan Allah kepada kita. Sudahlah, lupakan saja dia. Mintalah kepada Allah agar diberikan kekasih hati yang terbaik; baik imannya, dan baik pula akhlaknya. Kembalilah makan seperti biasa, jangan merusak diri sendiri dengan mengingat orang yang tidak peduli pada kita. Masih banyak orang yang perhatian kok pada kita. Dan yang paling penting, ada Allah yang pasti sayang pada kita. [M. Iwan Januar]