Muslim Kok Korupsi?

Pertanyaan:

Ass. Saya sebagai pecinta dan pendengar acara Voice of Islam mau tanya ini : 1. Mengapa orang Idonesia yg mayoritas beragama Islam cenderung Koropsi. 2. Bahagia apa tidak orang yg kaya tapi  dg harta hasil uang Koropsi. 3. Apa hukumnya uang/ harta hasil Koropsi menurut  Islam d Akherat kelak.

Dari bpk Sumar d T.Agung, Jawa Timur : +62813595XXXX

Jawaban:

Realitas penduduk Indonesia yang adalah umat Islam dipastikan tidak akan pernah menjadi jaminan untuk berpikir, bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan Islam, antara lain berkenaan dengan haramnya korupsi. Hal itu karena posisi Islam hanya sebagai aturan main (rule of game) spiritualistik ritualistik dan sama sekali bukan sebagai kaidah berpikir alias asas untuk berpikir apalagi sebagai kepemimpinan berpikir. Bersamaan dengan realitas tersebut, justru yang menjadi asas berpikir dan kepemimpinan berpikir umat Islam Indonesia adalah sekularisme berikut anak kembarnya yakni demokrasi dan kapitalisme. Kedua sistema racikan tangan manusia itu secara sistemik dan sistematis telah mendorong bahkan mengantarkan secara paksa umat Islam Indonesia terutama para pejabat dan penguasa, untuk melakukan aksi culas dan curang antara lain korupsi. Jadi sekali lagi, praktik korupsi yang semakin merajalela di Indonesia bukan karena kemusliman orangnya melainkan akibat sistema yang diberlakukan yakni kapitalisme yang melahirkan struktur birokrasi yang panjang-berantai, rumit-menjelimet, sehingga menjadi super lambat dalam melayani kebutuhan masyarakat. Realitas birokrasi demikian dipastikan memunculkan kepentingan tarik menarik antara masyarakat dengan para aparat, pejabat, penguasa dan sebagainya yakni masyarakat butuh dilayani dengan mudah dan cepat, sementara itu para aparat, pejabat, penguasa dan sebagainya memegang kendali kekuasaan serta kewenangan. Tarik menarik inilah yang memunculkan praktik kecurangan antara lain korupsi. Lalu bagaimana menurut Islam dan masih mungkinkah terjadinya praktik kecurangan dalam Islam?

Good governance atau management dalam Islam tiada lain adalah سِيَاسَةُ اِدَارَةِ الْمَصَالِحِ (strategi pengelolaan kemaslahatan) dalam administrasi Islami (اَلإِدَارَةُ الإِسْلاَمِيَّةُ). Realitas سِيَاسَةُ اِدَارَةِ الْمَصَالِحِ dalam Islam dibangun di atas asas :

  1. اَلْبَسَاطَةُ فِيْ النِّظَامِ : sederhana dalam sistem
  2. اَلإِسْرَاعُ فِيْ اِنْجَازِ الأَعْمَالِ : cepat dalam pelayanan
  3. اَلْكِفَايَةُ فِيْمَنْ يَتَوَلُّوْنَ الإِدَارَةَ : kapabilitas para aparatur administrasi

Inilah realitas سِيَاسَةُ اِدَارَةِ الْمَصَالِحِ yang ditunjukkan oleh pernyataan Rasulullah saw :

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ (رواه مسلم

sungguh Allah telah mewajibkan merealisir yang terbaik dalam segala sesuatu, maka bila kalian membunuh maka lakukanlah pembunuhan itu dengan cara yang terbaik dan jika kalian menyembelih maka lakukanlah penyembelihan itu dengan cara yang terbaik

upaya mendisiplinkan para aparat, pejabat, penguasa dan sebagainya :

a. memenuhi kebutuhan pokoknya secara sempurna :

مَنْ وَلِيَ لَنَا عَمَلًا وَلَيْسَ لَهُ مَنْزِلٌ فَلْيَتَّخِذْ مَنْزِلًا أَوْ لَيْسَتْ لَهُ زَوْجَةٌ فَلْيَتَزَوَّجْ أَوْ لَيْسَ لَهُ خَادِمٌ فَلْيَتَّخِذْ خَادِمًا أَوْ لَيْسَتْ لَهُ دَابَّةٌ فَلْيَتَّخِذْ دَابَّةً وَمَنْ أَصَابَ شَيْئًا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ غَالٌّ (رواه احمد

مَنْ وَلِيَ لَنَا عَمَلًا فَلَمْ يَكُنْ لَهُ زَوْجَةً فَلْيَتَزَوَّجْ أَوْ خَادِمًا فَلْيَتَّخِذْ خَادِمًا أَوْ مَسْكَنًا فَلْيَتَّخِذْ مَسْكَنًا أَوْ دَابَّةً فَلْيَتَّخِذْ دَابَّةً فَمَنْ أَصَابَ شَيْئًا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ غَالٌّ أَوْ سَارِقٌ (رواه احمد

b. memberlakukan sanksi alias punishment dalam rangka law enforcement

عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعْمَلَ ابْنَ الْأُتَبِيَّةِ عَلَى صَدَقَاتِ بَنِي سُلَيْمٍ فَلَمَّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَاسَبَهُ قَالَ هَذَا الَّذِي لَكُمْ وَهَذِهِ هَدِيَّةٌ أُهْدِيَتْ لِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَلَّا جَلَسْتَ فِي بَيْتِ أَبِيكَ وَبَيْتِ أُمِّكَ حَتَّى تَأْتِيَكَ هَدِيَّتُكَ إِنْ كُنْتَ صَادِقًا ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَبَ النَّاسَ وَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أَسْتَعْمِلُ رِجَالًا مِنْكُمْ عَلَى أُمُورٍ مِمَّا وَلَّانِي اللَّهُ فَيَأْتِي أَحَدُكُمْ فَيَقُولُ هَذَا لَكُمْ وَهَذِهِ هَدِيَّةٌ أُهْدِيَتْ لِي فَهَلَّا جَلَسَ فِي بَيْتِ أَبِيهِ وَبَيْتِ أُمِّهِ حَتَّى تَأْتِيَهُ هَدِيَّتُهُ إِنْ كَانَ صَادِقًا فَوَاللَّهِ لَا يَأْخُذُ أَحَدُكُمْ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ هِشَامٌ بِغَيْرِ حَقِّهِ إِلَّا جَاءَ اللَّهَ يَحْمِلُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا فَلَأَعْرِفَنَّ مَا جَاءَ اللَّهَ رَجُلٌ بِبَعِيرٍ لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بِبَقَرَةٍ لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةٍ تَيْعَرُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ (رواه البخاري

حِيْنَ وُلِّيَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اِدَّخَرَ مَالاً مِنْ مَصَادِرِهِ الْحَلاَلِ وَعَلِمَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بِذَلِكَ فَدَعَاهُ اِلَى الْمَدِيْنَةِ يَقُوْلُ اَبُوْ هُرَيْرَةَ : قَالَ لِيْ عُمَرُ : يَا عَدُوَّ اللهِ وَعَدُوَّ كِتَابِهِ سَرَقْتَ مَالَ اللهِ؟ قُلْتُ : مَا اَنَا بِعَدُوٍّ ِللهِ وَلاَ عَدُوٍّ لِكِتَابِهِ لَكِنِّيْ عَدُوُّ مَنْ عَادَاهُمَا وَلاَ اَنَا مَنْ يَسْرِقُ مَالَ اللهِ قَالَ فَمِنْ اَيْنَ اجْتَمَعَتْ لَكَ عَشْرَةُ آلاَفٍ؟ قُلْتُ خَيْلٌ لِيَ تَنَاسَلْتُ وَعَطَايَا تَلاَحَقْتُ قَالَ عُمَرُ فَادْفَعْهَا اِلَى بَيْتِ مَالِ الْمُسْلِمِيْنَ وَدَفَعَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ الْمَالَ اِلَى عُمَرَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ اِلَى السَّمَاءِ وَقَالَ : اَللَّهُمَّ اِغْفِرْ لأَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ