Tanya:
Saya Zahra di Kapuas-Kalteng. Saya punya teman yang baru 1 tahun ini saya kenal lewat hp. Sampai sekarang saya belum pernah bertemu dengan teman saya itu. Umur kami berbeda 10 th. Dulu dia pernah bilang sama saya kalau dia suka saya dan mencintai saya. Tapi saya menolak dengan baik-baik kalau saya masih ingin sekolah. Dia pun menerima keputuan saya itu. Sampai sekarang kami masih berkomunikasi dan katanya dia akan menunggu saya. Pertanyaan saya, apakah keputusan saya ini salah? Terima kasih.
Zahra (via e-mail)
Jawab:
‘alaykum salam wr. wb.
Dik Dewi, bukan maksud hati berprasangka buruk, tapi untuk kewaspadaan, pernahkah adik mendengar penculikan, pelecehan seksual kepada muslimah karena pertemanan via sms, telepon, facebook, twitter, dsb.? Nah, itu sekarang sedang marak terjadi.
Saya tidak menakuti atau menuduh yang tidak-tidak kepada teman pria adik. Tapi coba adik berpikir dengan jernih, bagaimana bisa adik percaya pada seseorang yang belum tahu latar belakang dirinya, keluarganya, pekerjaannya, agamanya, bahkan bertemu saja belum pernah.
Bagaimana adik bisa yakin kalau dia tidak sedang berpura-pura? Jika lelaki itu baik dan berniat untuk menikahi adik, semestinya dia datang menemui orang tua adik sehingga bisa ada kejelasan tentang jati dirinya. Tapi dari yang adik ceritakan di email ini, sedikit pun ia tidak pernah mau menampakkan batang hidungnya ke hadapan adik dan keluarga. Apalagi ini sudah berjalan satu tahun!
Lain kali jika dia bertelepon lagi maka biar ayah adik yang berbicara dengannya. Jangan adik yang melakukannya. Agar teruji benar bahwa dia punya niat baik dan bersungguh-sungguh.
Adik sebagai muslimah harus bisa menjaga diri lebih baik lagi. Jangan melakukan kontak dengan orang asing apalagi sudah berbicara soal pernikahan [M. Iwan Januar]