Oleh Ir. Umar Abdullah
Pernah dengar nama Tar? Ya, tar adalah senyawa hidrokarbon hasil pembakaran tidak sempurna pada waktu seseorang menghisap rokok. Tar berwarna coklat kehitaman. Kalau seseorang merokok dengan menggunakan pipa, di dalam pipa rokok tertempel lendir yang berwarna merah coklat. Itulah Tar. Di dalam tar terkandung senyawa-senyawa kimia yang karsinogenik (penyebab kanker). Senyawa-senyawa inilah yang sering mengakibatkan kanker paru-paru. Dari senyawa-senyawa itu, benzo (a) piren adalah yang paling berbahaya.
Pernah lihat asap rokok? Ya, asap putih yang meliuk-liuk itu mengandung tar, nikotin, dan gas CO (karbon monoksida). CO adalah gas hasil pembakaran tidak sempurna hidrokarbon yang terkandung dalam asap rokok. CO yang terkandung dalam asap rokok termasuk senyawa asfiksian kimiawi. Asfiksian kimiawi artinya bahan kimia atau gas yang menghambat penyerapan O2 ke dalam darah karena reaksi kimia walaupun udara mengandung oksigen cukup. Jika seseorang menghisap asap rokok, CO yang terkandung dalam asap rokok ikut masuk ke dalam paru-paru bersama-sama dengan O2. Seharusnya, O2 lah yang diserap ke dalam darah dan disebarkan ke seluruh tubuh untuk oksigenasi jaringan. Tetapi dengan adanya CO bersama-sama O2, CO akan menghambat penyerapan O2 ke darah karena afinitet (daya gabung) CO ke hemoglobin (Hb) 250 – 300 kali afinitet O2 ke Hb. Sehingga CO akan diikat oleh Hb lebih dulu. Jika CO di Udara Pernapasan konsentrasinya besar, maka kadar CO-Hb juga besar. Akibatnya, darah akan kekurangan oksigen, dan okisgenasi jaringan akan terhambat. Jantung dan paru-paru pun menjadi terforsir (bekerja berat). Tanda yang terlihat, si perokok terengah-engah ketika menghirup udara. Jika kondisi ini berlangsung secara berulang dan lama bisa menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru.
Teracuni Teman Sendiri
Apakah di kantor anda ada teman yang suka merokok? Jika ya, maka anda adalah Environmental Cigaret Smokers atau Pasiv smoker atau perokok pasif. Perokok pasif adalah orang yang sebenarnya tidak merokok, tetapi menghirup udara yang mengandung asap rokok yang berasal dari perokok. Sebenarnya, orang yang merokok hanya menghirup sebagian kecil asap yang disedot. Sedangkan asap yang berasal dari rokok yang terbakar tidak dihirup oleh perokok. Asap dari api rokok ditambah dengan asap yang dihembuskan oleh perokok akhirnya tersebar di udara dan dihirup oleh orang-orang di sekitar perokok. Asap ini jauh lebih banyak dibanding dengan asap yang dihirup oleh perokok. Penelitian menemukan bahwa resiko perokok pasif lebih besar dibandingkan resiko perokok itu sendiri. Bagaimana tidak? Asap rokok yang mengandung racun-racun (tar, nikotin, dan gas CO), justru sekitar 80 % nya dihisap oleh perokok pasif.
Semua Jenis Rokok Mengandung Racun
Pada hakekatnya, semua jenis rokok mengandung komponen-komponen yang serupa: tar, nikotin, CO, CO2 dan hidrokarbon-hidrokarbon lainnya. Karena itu, baik rokok kretek, rokok putih, cerutu, rokok pipa maupun yang dilinting sendiri oleh orang-orang di desa sama berbahayanya. Begitu juga merokok model orang-orang Arab yang dilakukan dengan membakar tembakau dalam tempat tertentu, kemudian ada sejumlah pipa yang diisap secara bersama-sama atau bergantian. Yang dihisap ya asap rokok juga yang mengandung racun-racun: tar, nikotin, CO, dan CO2. Sehingga potensi bahayanya sama dengan merokok biasa.
Ketagihan Racun
Celakanya, rokok adalah racun yang bikin ketagihan. Nikotin dalam daun tembakau yang dihasilkan dari merokok bersifat adiktif (menimbulkan ketagihan). Nikotin mempunyai sifat narkosis (membius), sehingga termasuk jenis narkotika. Ketagihan nikotin inilah yang menimbulkan keinginan untuk merokok berulang-ulang. Akibatnya, terjadi akumulasi tar di paru-paru. Sehingga siap-siap saja terjangkit kanker, karena tar mengandung senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker).
(Tulisan di atas disarikan dari wawancara dengan Ir. Soedirman, Ahli Polusi Udara, Mantan Dosen Pasca Sarjana Program Studi Hiperkes di Fakultas Kedokteran UGM)
Saran Beracun (jangan diikuti)
Bahwa rokok itu berisi racun, semua orang sudah tahu. Tapi ya sudahlah… bila anda ingin mati pelan-pelan, saya sarankan untuk merokok. Atau, jika anda ingin remaja dan pemuda kita lemah, buatlah mereka bangga merokok mengikuti iklan-iklan rokok. Atau mungkin anda ingin istri dan anak anda menikmati kanker paru dan penyakit jantung, maka merokoklah di dalam rumah. Dan jika anda ingin tahu rasanya impotensi, kembali lagi saya sarankan, silakan merokok. Terima kasih, anda telah berpartisipasi meracuni bangsa ini dengan rokok.[]