Pelajaran Indah dari Kisah Ashhaabul Ukhduud [03]

Oleh: Umar Abdullah

Sayangnya, kemurnian tauhid penduduk Najran tidak berlangsung lama. Ajaran “Isa adalah Allah, Isa adalah anak Allah, Isa adalah salah satu dari tiga tuhan” akhirnya mengotori keyakinan mereka.”

Ketika Rasulullah Muhammad saw diutus dan berhasil mendirikan negara Islam di Madinah, para pemimpin Najran datang menghadap Rasulullah Muhammad saw. Rasulullah Muhammad saw menyampaikan wahyu Allah tentang Maryam dan Isa as yang tercantum dalam Surat Ali Imran mulai awal surat hingga ayat delapan puluhan. Rasulullah saw mengajak mereka masuk Islam namun mereka menolak. Rasulullah saw pun menantang pendeta Nasrani dan para pemimpin Najran untuk bermubahalah (adu laknat) agar terbukti siapa diantara Rasulullah Muhammad saw dan pendeta Nasrani yang berdusta. Namun mereka tidak berani menerima tantangan itu. Akhirnya para pemimpin Najran menyatakan bergabung dengan Negara Islam tanpa mereka masuk ke dalam Islam. Rasulullah Muhammad saw menerimanya, menggolongkan mereka sebagai kafir dzimmi (orang kafir yang dilindungi nyawa, harta dan kehormatan mereka), dan mengirimkan Abu Ubaidah bin al-Jarrah menjadi gubernur di Najran.

Pada masa pemerintahan Amirul Mu’minin Umar bin Khaththab ra, seseorang dari Najran menggali salah satu bekas rumah di Najran untuk suatu keperluan. Ia mendapati Abdullah bin ats-Tsamir, pemuda yang syahid membela tauhid itu, berada di bawahnya dalam keadaan duduk sambil meletakkan tangannya di atas bekas luka di kepalanya. Jika tangannya dilepaskan dari lukanya tersebut, darah mengucur. Jika tangannya diletakkan di atasnya, darah pun berhenti. Di tangan Abdullah bin ats-Tsamir terdapat cincin yang ada tulisannya “Tuhanku adalah Allah”. Kemudian orang dari Najran tersebut menulis surat kepada Amirul Mu`minin Umar bin Khaththab menceritakan kejadian yang dilihatnya. Umar pun mengirim surat balasan yang isinya, “Biarkan Abdullah bin ats-Tsamir dalam posisinya semula, dan kembalikan pemakamannya seperti semula.” Orang –orang Najran pun mematuhi perintah Amirul Mu`minin Umar bin Khaththab.

* * *

Demikianlah Kisah Ashhaabul Ukhduud. Banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan. Bahwa pengemban risalah tauhid Laa ilaaHa illallaaH akan selalu berhadapan dengan pemegang panji-panji thaghut. Bahwa pengorbanan jiwa adalah konsekwensi logis dari ketauhidan. Bahwa akan selalu ada utusan Allah yang akan meluruskan dan memurnikan kekotoran-kekotoran yang dibuat oleh pengikut risalah sebelumnya. Dan Rasulullah Muhammad saw adalah penutup nabi dan rasul Allah. Dan bahwa waktu yang akan membuktikan bahwa seorang pemuda yang bernama Abdullah bin ats-Tsamir adalah pemuda pengemban risalah tauhid di alam dunia maupun di alam barzakh. Subhanallah! Semoga kisah ini membawa ibrah (pelajaran berharga) baik untuk kaum muslimin maupun untuk kaum nasrani untuk kembali kepada ketauhidan. Amin. (Habis)

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *