Program: VOICE OF ISLAM | Narasumber: IR. LATHIFAH MUSA (Konsultan Klinik Anak Muda untuk Pergaulan Islami) | Topik: MUNGKINKAH INDONESIA MENJADI NEGARA KUAT?
SMS:
Ass. Wr Wb. Konon katanya Indonesia bakalan jadi Negara kuat tahun 2020. Apa iya sih. Kayaknya sulit dipercaya. Apalagi kalau melihat kondisi rakyat kita sekarang. Pemimpin yang mengekploitasi rakyat buat kepentingan partai. Gimana nih VOI. Jelasin dong analisanya. Salam dari Anak-anak Gaul buat seluruh kru VOI.
Nah gimana nih Ustadzah soal analisa yang katanya mengatakan Indonesia jadi Negara kuat tahun 2025. Bener nggak sih?
Terima kasih sebelumnya buat anak-anak gaul yang sudah ikut berpartisipasi mengirimkan pertanyaannya. Namanya juga analisa politik. Setiap orang, setiap lembaga, setiap insitusi boleh aja memprediksi. Mau percaya atau tidak terserah masing-masing. Tapi memang kenyataannya soal prediksi Indonesia menjadi Negara kuat tahun 2025 bukan dari lembaga yang sembarangan. Data ini pernah saya angkat pada perbincangan sebelumnya. Kali ini saya baca dari AntaraNews. Juga di NusantaraNews. Kantor berita ini juga merujuk ke Badan Intelijen. Yang sumbernya dari Badan Intelijen AS. National Security Council. Tugasnya memasok data bagi pemerintah AS terpilih berupa pembacaan peta politik internasional dan mengeluarkan analisa-analisanya. NIC ini melibatkan gabungan dari 15 Badan Intelijen di seluruh dunia. Kenapa kok juga melibatkan Badan Inteljen di Negara-negara lain, konon karena AS tidak mau mengulang kegagalan dalam serangan ke Iraq. Serangan ke Iraq itu alasannya karena Iraq dianggap menyimpan senjata pemusnah massal, tapi ternyata datanya keliru. Jadi memang dalam laporan NIC untuk pembacaan peta politik tahun 2025, Indonesia termasuk Negara yang kuat, disamping Turki dan Iran. Sementara yang dianggap Negara Besar nanti adalah China, India dan Brazil.
Apakah prediksi-prediksi politik itu bisa dipercaya/ logis?
Kekuatan sebuah analisa memang tergantung data. Seberapa besar informasi mengenai kondisi sebuat Negara. Ini yang disebut sebagai analisa politik. Kemampuan membaca kekuatan sebuah Negara, harus didukung oleh kesadaran politik internasional. Seorang pengamat politik harus mampu membaca peta politik internasional. Baru dia bisa memahami posisi negaranya, bahkan posisi sebuah kota dan bagaimana posisi dia sendiri. Filosofisnya seperti memahami permainan catur. Untuk bisa tahu bagaimana kedudukan raja, kedudukan menteri, kedudukan pion atau kuda, tentu kita harus mengamati seluruh meja catur dan seluruh posisi bidak-bidaknya. Harus memahami posisi kekuatan diri sendiri dan posisi kekuatan lawan. Dari situlah kita bisa memainkan bidak untuk mengalahkan kekuatan lawan. Makanya memahami politik di sebuah daerah, wilayah atau Negara sering menggunakan istilah memahami percaturan politik internasional.
Tentang analisa NIC sendiri bagaimana?
Bagaimanapun ini adalah sebuah lembaga yang menjadi rujukan bagi kebijakan pemerintah AS. Bahkan tidak sekedar itu, juga menjadi rujukan bagi Badan Intelijen di Negara-negara lain. Apalagi ini melibatkan Badan-badan intelijen lain. Dengan banyaknya data atau informasi dari badan-badan lain, memang akan semakin menguatkan analisanya. Artinya, kalau ada statemen tentang Indonesia yang menguat di tahun 2025, ini juga bukan tanpa data. Pasti ada informasi-informasi tertentu yang telah dimiliki oleh lembaga ini. Mengenai kekuatan SDAnya, kekuatan posisi wilayahnya, potensial penduduknya dll.
Terkadang orang-orang asing lebih tahu banyak tentang kondisi Indonesia itu sendiri. Lebih dari yang diketahui orang Indonesia, apa benar begitu?
Betul sekali. Mereka tahu banyak tentang kita. Bahkan kekuatan dan kelemahan kita. Saya melihat pasti ada sesuatu yang menguat di Indonesia, yang tidak terlihat oleh mata kita sendiri. Dan itulah yang menyebabkan muncul analisa Indonesia menguat tahun 2025. Apa itu? Di sinilah orang-orang Indonesia harus semakin gigih menelusuri apa kekuatan dan kelemahan kita. Untuk masalah pendataan saja. AS punya satelit. Satelit itu bisa membaca peta geologi, cuaca dan lain-lain. Sebagai contoh, pasca Tsunami Aceh, ini berita dari seorang kawan media, kondisi batuan di wilayah sumatera yang bergerak dan berubah memicu sumur-sumur minyak dalam skala besar. Data seperti ini yang bisa membaca adalah satelit Asing. Dari sisi itu akhirnya berbondong-bondong Negara-negara Asing masih ke Aceh. Mellaui LSM-LSM asing. Seringkali LSM-LSM ini menjadi perpanjangan tangan sebuah Negara untuk masuk dan menjalankan misinya. Memang alasan yang dikemukakan adalah misi kemanusiaan. Tetapi dalam cara pandang politik, pasti ada misi politiknya. Ini juga terjadi di Papua. Kita melihat banyak sekali misi Negara-negara Asing di wilayah ini. Bahkan untuk Freeport, Mantan Menlu Senior AS Henry Kissinger, dia adalah salah seorang Direktur dan Komisaris PT Freeport. Dia juga bermain di lobby politik Senat AS. Dia seorang Yahudi. Berarti Freeport kuat sekalipun sudah menghancurkan bumi papua, karena memang ada peran politik di belakang. Seorang Condoleeza Rice, bisa datang langsung ke Jakarta secara diam-diam tidak diekspose, untuk persoalan Freeport. Mengapa mereka bisa segigih itu? Karena mereka banyak tahu tentang data bumi papua. Mereka tahu betul berapa besar cadangan kekayaan alam yang ada di bawah permukaan bumi Indonesia.
Kebanyakan kita berpendapat seperti teman-teman kita dari anak gaul ini (yang mengirimkan sms), kayaknya nggak mungkin deh Indonesia kuat. Bener nggak sih sikap seperti itu?
Sebenarnya sikap seperti itu adalah sikap pesimis dan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang selalu dikerjain. Makanya yang harus kita lakukan adalah mempelajari dan memahami bagaimana posisi kita saat ini dan kemudian bagaimana caranya kita bangkit. Hanya dalam persoalan bangkit ini memang ada pilihan: apakah kita mau bangkit sebagai seorang muslim atau bangkit sebagai seorang sekuler. Bagi seorang muslim yang punya kesadaran tinggi dia akan memandang berita-berita dan analisis ini sebagai sebuah pertarungan yang akan dia hadapi di masa yang akan dating. Sehingga akan bersiap-siap menyongsongnya. AS juga mungkin akan melakukan maneuver, bangaimana mneyetir bangsa ini. Bagaimana agar potensi kekuatannya di masa dating akan berpihak kepada Negara AS. Karena prediksinya, saat itu AS akan melemah dominasinya. Bisa jadi juga posisi Indonesia dijadikan pangkalan militer untuk menghadapi dominasi adidaya China. Ini memang sebuah adu kekuatan. Makanya Indonesia harus membuktikan dirinya agar tidak selalu menjadi Negara jajahan. Sekarang ini Negara kita seperti jajahan saja karena seluruh kekayaan alamnya diangkut ke luar. Bahkan tahun 2000 pernah terjadi peristiwa memilukan di Papua. Ada penduduk lokal yang digusur ke laut untuk meluaskan proyek PT Freeport.
Ustadzah, kenapa sih kok kita justru nggak ngerti tentang diri kita sendiri?
Itulah kesalahan kita. Mengatur negeri model kompeni. Indosat dijual ke Temasek. Jelas orang luar lebih banyak info tentang kita. Lebih mengutamakan untuk go internasional, tanpa sadar bahwa kalau go internasional mestinya lebih mahal produknya. contoh PAM Jaya menggandeng Lyonase dari Perancis dan Thames dari Inggris. Bandara Sukarno-Hatta ke Schipol Belanda, Aqua ke Danone. Dan banyak lagi. Apalagi untuk urusan tanbang-tambang minyak. Sepertinya kementrian BUMN lebih focus pada bagaimana menjual asset Negara. Kalau paradigma ini tidak diubah, lama-lama Negara kita milik asing, rakyat hanya jadi budak.
Ustadzah, bagaimana kalau kita melihat sisi kita sebagai seorang muslim dan punya cara pandang Islam?
Itu yang paling menarik. Karena kalau kita membaca peta politik internasional, semuanya memang mengarah pada arus kekuatan kaum muslimin. Kekuatan umat Islam itu terletak pada aqidahnya, Keyakinannya, ketaqwaannya. Islam adalah agama akhir zaman dan menjadi penutup risalah seluruh Nabi-nabi yang diturunkan Allah SWT. Dalam nash-nash syar’iy masa depan kaum muslimin disebutkan dalam banyak hadits-hadits shahih. Bahkan kalau dikumpulkan seluruh hadits tentang akhir zaman, tidak ada satupun yang saling bertentanga, semuanya saling menguatkan makna bahwa masa depan kita adalah kebangkitan dunia Islam. Ada hadits yang menyebut tentang Kekhilafahan: Wa takuunu khilafatan alaa minhajin nubuwwah (HR Ahmad); ada yang menyebut tentang peperangan melawan Yahudi (HR Bukhori Muslim); ada yang menyebut wilayah Syam (Palestina sekitarnya) sebagai pusat kaum muslimin sedunia. Dan banyak lagi hadits, yang menyebut tentang adanya kepemimpinan kaum muslimin, Imam mahdi sebagai salah seorang khalifah dll. Kalau kita mengkaitkan dengan prediksi NIC tahun 2020; yang menyebut tentang akan tegak kekhilafahan, maka tidak terlalu jauh dengan apa yang disampaikan dalam hadits-hadits. Kalau prediksi NIC kita boleh percaya boleh tidak; Tetapi kalau hadits jelas harus percaya. Kalau yang kedudukannya mutawatir maknawi; maka harus diyakini secara makna. Sementara kalau yang kedudukannya di bawah mutawatir, baik yang ahad atau yang lain; tentu sekedar berdosa kalau tidak percaya. Tapi tidak sampai kufur. Disinilah kita sebagai seorang muslim memahami, bahwa janji Allah akan tegaknya Islam kembali di akhir zaman itu bersifat pasti. Hanya dimana, kapan, bagaimana nanti teknisnya dan siapa yang berhasil memperjuangkannya itu menjadi rahasia Allah SWT. Yang penting bagi kita, khususnya masyarakat muslim Indonesia mengambil peran yang mana. Apakah mau jadi pejuangnya, apakah mau jadi pendukung saja, apakah mau jadi penggembira yang sorak-sorai, mau jadi penonton atau bahwa hanya mencibir (emang gue pikirin)… Disinilah kedudukan dan pahalanya berbeda. Bahkan kalau mencemooh atau menentang, malah berdosa.[]