Marietta Nova Triani atau Nova (14) bikin heboh keluarga dan kepolisian Jakarta, gara-gara kabur dari rumah. Ternyata Nova ditemukan bersama pacarnya, Ari (18), yang bertemu, janjian dan kencan via facebook. Ari mengaku mereka suka sama suka. Sang pacar ini akhirnya dikenai delik pidana “membawa lari anak di bawah umur.”
Ini memang salah satu sisi negatif facebook. Kenalan dengan sembarang orang, majang foto-foto yang “nggak-nggak”, dan pria-wanita yang bukan mahrom. Selanjutnya kopi darat dan terjadilah pergaulan yang diharamkan! Pihak pembela hak asasi anak pun uring-uringan dengan kejadian yang menimpa ABG ini. Ari diancam pidana kurang lebih 15 tahun penjara.
Sebenarnya masih banyak kasus serupa Nova yang terjadi di sekitar kita. Yang harus kita fahami adalah nyatanya Nova bukan anak-anak lagi. Seharusnya ia adalah gadis yang beranjak dewasa secara biologis. Namun dengan cara berpikir masih seperti anak-anak.
Persoalannya ABG sering dianggap anak-anak. Bahkan UU Perlindungan Anak menetapkan usia 18 tahun ke bawah sebagai “masih anak-anak”. Mengacu pada batasan ini berarti sebenarnya Ari pun masih anak-anak. Pihak orang tua Ari pun punya peluang membela diri.
Demikianlah cara pandang yang melambatkan usia anak-anak ini akhirnya memasung cara berpikir mereka. Secara akal, seharusnya mereka sudah mampu berfikir sebagaimana manusia dewasa, sesuai dengan masa sampainya baligh.
Lantas di mana salahnya? Yang jelas, Islam mengharuskan orang tua menyiapkan kedewasaan akal ketika anak menjelang baligh. Karena ketika baligh itulah tanggung jawab sebagai manusia dewasa dengan konsekuensi pahala dan siksa atas setiap perbuatannya sudah harus mereka tanggung. Kedua, masyarakat harus memandang kedewasaan biologis sejalan dengan kedewasaan akal, karena Islam menetapkan ukuran kedewasaan berdasarkan standar ukuran biologis. Haid bagi perempuan dan bermimpi basah bagi laki-laki. Ketiga, sistem pendidikan dasar menyiapkan masa prabaligh (SD) agar siap memasuki masa baligh dengan pembekalan hukum-hukum dasar yang wajib diketahui oleh setiap manusia dewasa. Keempat, penerapan hukum yang sama sebagaimana manusia dewasa. Inilah yang akan membuat upaya mempersiapkan anak menuju kedewasaan menjadi begitu penting.
Dengan demikian kejadian yang menimpa Nova, menjadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa Nova bukanlah anak-anak. Dia adalah gadis dewasa yang bodoh karena sistem dan UU membuatnya untuk tetap bodoh! (el_Moesa)