Kebayang deh, kalo ortu kita jadi sahabat, serasa dunia kecil bernama keluarga itu jadi betah kita diami. Kita bisa bercengkerama apa saja dengan orangtua dan juga dengan saudara seperti kita betah berlama-lama dengan teman-teman kita di sekolah (dan juga kadang di mal). Kita bisa curhat apa saja karena kita sudah yakin dengan perhatian dan kepedulian dari mereka, seperti halnya sahabat kita di sekolah yang siap menjadi pendengar yang baik atas keluhan kita, juga siap menjadi pembela kita. Kita tetap bersama dalam kondisi apa pun.
Pengennya mah, kita nggak ada jarak dengan ortu kita. Mungkin boleh juga nih kita coba ngasih surat ke ortu kita. Ngasih surat? Kenapa nggak SMS aja? Ya, kirim SMS boleh deh. Tapi biar lebih surprise kayaknya perlu juga bikin surat dengan tulisan tangan. Asal kebaca aja, dan jangan sampe tulisan kita jenisnya mendekati huruf paku kayak bangsa jadul seperti Mesopotamia. Nanti malah nggak terbaca. Surat, nilainya lain lho daripada sekadar kirim SMS. Semoga saja ortu kita mau memahami kondisi kita. Meskipun kita selalu bersama dan sering ketemu di rumah, tapi kan belum tentu bisa bersatu. Apalagi kalo sering jalan masing-masing.
Emang ya, kita juga berusaha empati bahwa ortu kita bukan tak mau memperhatikan kita, cuma mungkin belum ada waktu khusus aja buat kita. Nah, siapa siapa tahu dengan menulis surat dan dikirimkan kepada ayah dan ibu kita, mereka mau membaca. Sambil kita berharap banget mereka juga dengan sukarela ngasih surat juga buat kita. Biarpun serumah, tapi kayaknya asik juga kalo saling berkirim surat sebagai jembatan komunikasi untuk bisa memahami kondisi masing-masing. Kita coba yuk!
Bersahabat memang butuh waktu lama dan sinyalnya kudu terus menerus nyala dalam hubungan kita agar bisa tumbuh sikap saling percaya, saling membutuhkan, dan saling peduli. Jika orang tua kita ingin seperti sahabat memang harus punya keinginan kuat dari kita untuk mewujudkannya. Jika kita udah saling kenal, akrab, tak ada jarak, maka sangat mungkin untuk membangun kepercayaan dan kepedulian. Apalagi jika persahabatan itu dilandasi oleh keimanan yang kuat dan akidah Islam yang kokoh sebagaimana dicontohkan oleh Rasul dan para sahabatnya yang juga berhak dan wajib dijadikan teladan oleh kita.
Sobat muda muslim, tentu alangkah indahnya jika kita bisa menjadikan orang tua sebagai sahabat sejati kita sebagaimana sahabat kita di sekolah dan di lingkungan sekitar. Kita bisa berbagi untuk saling mengingatkan, saling menolong, dan juga saling menghormati dan menghargai. Semoga tulisan sederhana ini bisa memberikan pencerahan dan membuat kita tetep semangat membina hubungan baik dengan ortu, layaknya dengan sahabat-sahabat kita. Kalo ortu belum berinisiatif menjadikan kita seperti sahabatnya, kitalah yang memulai untuk menjadikannya seperti sahabat kita. Gimana?[rahadi]