Oleh Umar Abdullah
Pada suatu hari datang kepada Amirul Mu`minin ‘Umar bin Khaththab sekelompok kaum muslimin dari negeri yang jauh. Umar bertanya kepada mereka tentang berita-berita yang mereka dengar di negeri-negeri yang mereka singgahi.
Kafilah itu berkata, ”Adapun Negeri A, penduduknya takut kepada kekerasan Amirul Mu`minin. Sedangkan Negeri B, penduduknya mengumpulkan harta, memenuhi kapal-kapal, dan mereka sedang berjalan menuju Anda. Adapun Negeri C, di situ terdapat suatu kaum yang shalih dan mereka berdoa kepada Allah bagimu: ”Ya Allah, ampunilah Umar dan angkatlah derajatnya.”
’Umar sang kepala negara itu mengomentari laporan kafilah tersebut, ”Bagi yang takut kepadaku, seandainya ia memperlakukan Umar dengan baik tidaklah perlu Umar ditakuti. Harta benda yang memenuhi kapal-kapal, maka itu adalah untuk Baitul Mal (Kas Negara) Kaum Muslimin. Adapun doa yang kalian dengar dari orang-orang, itulah yang kuharapkan.”
Demikianlah sobat, seorang kepala negara yang baik tentu berharap doa kebaikan dari rakyatnya dan tentu akan didoakan oleh rakyatnya. Sebaliknya, seorang kepala negara yang zalim kepada rakyatnya, biasanya hanya mendapat caci maki rakyatnya. Doa dari rakyatnya pun biasanya berupa doa keburukan. Na’udzu billaahi min dzalik.[]