Serangan Israel ke Palestina, Bukti Kejahatan Demokrasi

Program: VOICE OF ISLAM | Narasumber: IR. LATHIFAH MUSA (Konsultan Klinik Anak Muda untuk Pergaulan Islami) | Topik: SERANGAN ISRAEL KE PALESTINA, BUKTI KEJAHATAN DEMOKRASI


SMS:

Saya sangat sedih dengan kondisi rakyat Palestina saat ini. Mereka menjadi korban kebiadaban Israel. Apa yang harus kita lakukan sebagai umat muslim? Hamba Allah. 0856-253-xxxx

Ustadzah, terkait dengan serangan Israel ke Palestina. Bagaimana menanggapi aksi biadab Israel ini?

Sudah jelas dan difahami oleh masyarakat dunia, seperti apa Israel. Sudah ratusan banyaknya rakyat Palestina yang meninggal terkena serangan. Banyak yang gugur sebagai syuhada. Israel sudah tidak pandang bulu lagi dalam menyerang rakyat Palestina. Wanita dan anak-anak juga dibantai. Bahkan seratus lebih anak-anak meninggal dunia. Israel menggempur masjid-masjid, dengan alasan masjid adalah basis Hamas. Maka masyarakat Palestina menjauhkan anak-anak dari masjid. Ternyata roket-roket Israel mengejarnya sampai ke madrasah-madrasah dan bahkan rumah sakit anak-anak. Artinya, kejahatan Israel sudah tidak bisa tertandingi lagi di  abad ini. Mereka tidak sekedar membunuh para pejuang Hamas, tetapi sudah berniat untuk melakukan genoside. Memusnahkan kaum muslimin di Palestina.

Para pemimpin negara Islam ada yang menyalahkan Hamas. Menurut mereka, sekiranya Hamas menghentikan serangan, maka Israel  akan meredakan gempurannya?

Ketika ada komentar seperti itu keluar dari seorang muslim, maka bisa dipastikan bahwa orang ini kalau tidak bodoh, ya pasti pengkhianat kaum muslimin. Bila orang ini seorang pemimpin sebuah negera, pasti dialah  seorang pemimpin pengkhianat yang sudah menggadaikan kehormatan dan harga dirinya sebagai seorang muslim. Israel menyerang bukan karena serangan Hamas, tetapi memang sejak dahulu, ketika ditanamkan benih negara Yahudi dalam sebuah Konspirasi negara-negara Kapitalis  seperti Inggris, Perancis dan AS, negara ini sudah menggariskan metode untuk merampas tanah-tanah kaum muslimin, bahkan sampai Jazirah Arab, Mekah dan Madinah. Sehingga kalaupun Hamas berhenti menyerang, Israel akan terus merampas tanah-tanah kaum muslimin, bahkan Mesir, Yordania dan Suriah yang saat ini penguasanya masih diam, juga akan direbut Israel. Jadi keberadaan negara Israel ini bagaikan penyakit yang memang sengaja ditanam di Timur Tengah. Hanya satu jalan untuk menghadapi Israel, dihabisi tanpa toleransi.

Sebenarnya apa yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam menyikapi keberadaan Israel?

Hanya satu, jihad fii sabiilillah. Diperangi, karena Allah SWT telah memerintahkan agar manusia-manusia seperti ini memang tidak ada jalan lain kecuali berperang. Pada masa pemerintahan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab setelah terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan penduduk al Quds dalam rangka pembebasan al Quds, akhirnya Pendeta Xeverinus sendiri yang meminta Khalifah Umar untuk datang menerima kunci kota Yerusalem karena menurut kalangan nasrani, di Taurat mereka mengetahui bahwa orang yang bernama Umar shahabat Muhammad bin Abdullah  yang bergelar al Faruq yang tegas membedakan al haq dan al bathil adalah orang yang akan menaklukkan Yerusalem.  Umar bin Khaththab membuat perjanjian yang terkenal dengan nama perjanjian Umariay atau perjanjian Illiya. Salah satu isi perjanjian Iliyya adalah Yahudi tidak boleh tinggal di al Quds. Umar mengatakan bahwa: ”Tak seorang Yahudi pun boleh tinggal di Iliyya.” Jadi seharusnya ynag dilakukan oleh kaum muslimin adalah mengusir Israel dari tanah Palestina. Jadi bukan memerdekakan diri menjadi negara Palestina. Karena yang dimaksud dengan memerdekakan negara Palestina saat ini adalah membuat agar jalur Gaza dan tepi Barat  menjadi negara. Padahal Jalur Gaza adalah daerah pinggiran yang berbatasan dengan Mesir, sementara Tepi Barat adalah sisa yang berbatasan dengan Yordan. Justru wilayah Palestinanya sudah direbut Yahudi. Memperjuangkan kemerdekaan wilayah tersebut sama saja dengan mengakui keberadaan negara Israel yang merampas tanah-tanah rakyat Palestina. Inilah yang ditolah oleh kaum muslimin Gaza dan tepi Barat yang terus berjuang. Oleh karena itu Yasser Arafat dan Mahmoud Abbas adalah kaki tangan AS dan Inggris untuk menghalangi jihad mengusir Israel sampai hari ini.

Jihad seperti apa yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin seluruh dunia?

Jihad fii sabiilillah, berperang di jalan Allah. Bagi penduduk Palestina, wajib ain hukumnya. Bagi siapapun yang  mampu untuk berangkat jihad, berangkatlah ke Palestina. Semakin dekat jaraknya dengan  Palestina, seperti Mesir, Yordan, Suriah dan negara-negara terdekat, maka semakin utama. Dalam kondisi seperti ini, jihad harus ditegakkan. Tetapi yang juga perlu kita fahami, adalah jihad akan menjadi sebuah kekuatan dahsyat apabila kekuatan kaum muslimin bisa disatukan dalam naungan Khilafah Islamiyah. Bangsa Yahudi, sejak dahulu terkenal pintar-pintar tapi licik. Kekuatan mereka tidak terlalu berpengaruh ketika belum tereksistensi menjadi negara Israel. Mereka tersebar di seluruh penjuru dunia. Di Inggris, di Eropa, di AS dll. Mereka menguasai bisnis, pengetahuan dll. Namun kekuatan mereka terakumulasi secara nyata setelah tegak negara Israel. Jadi memenag ada gerakan yang berjuang mengeksiskan kekuatan Yahudi dalam bentuk institusi negara. Saat ini kaum muslimin sangat besar jumlahnya, mmeiliki potensi SDA dan SDM yang melimpah. Kaum muslimin hidup di tanah-tanah yang mendapat anugerah kekayaan alam yang melimpah seperti di Indonesia, di Saudi dll. Tapi keberadaan mereka seperti hadits Rasulullah Saw: “Akan tiba suatu masa dimana umat ini dipermainkan oleh umat-umat lain, seperti makanan di atas meja.”  Seseorang lalu bertanya, “Apakah jumlah kami saat itu sangat kecil?” Ia (Rasulullah Saw) menjawab, “Tidak, jumlah kalian sangat banyak saat itu. Namun kalian akan tercerai berai dan terbagi-bagi bagai makanan diperebutkan di atas meja, dan Allah telah mengambil ketakutan pada kalian dari hati musuh-musuh kalian dan menempatkan wahn di hati kalian.” Seseorang bertanya,” Apa itu wahn?” Rasulullah Saw menjawab,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Dawud). Kekuatan kaum muslimin tidak akan berpengaruh, sebelum terwujud sebuah institusi negara yang menyatukan umat. Ini harus disadari oleh seluruh kaum muslimin. Dan negara-negara Barat khususnya Inggris tahu betul bahwa lemahnya kekuatan Islam adalah dengan hancurnya Khilafah. Makanya ketika Kekhilafahan Turki di hancurkan dan diganti dengan Republik Turki, saat itu Parlemen Inggris protes, namun Curzon PM Inggris mengatakan bahwa Turki Utsmani sudah habis, karena kita sudah menghancurkan Khilafah. Artinya republik-republik yang dibentuk oleh negara-negara Barat itu memang terkendali di bawah Negara-negara Kapitalis.  Akumulasi kekuatan kaum muslimin suatu saat memang hanya dengan tegaknya Khilafah ala Minhajin Nubuwwah. Dan ini sudah diisyaratkan tersendiri dalam HR Ahmad.

Jadi sekarang mana yang lebih didahulukan, jihad atau menegakkan Khilafah?

Tidak bisa dipisahkan, karena keduanya satu ruh. Yaitu ruh Islam. Namun jihad sebagai sebuah perlawanan fisik, memang menjadi belum terorganisir sebagai satu kekuatan. Bagi kaum muslimin yang tidak di medan perang maka, dengan ruh jihad yang sama mereka harus menggalang kekuatan untuk memperjuangkan tegaknya khilafah. Di satu sisi, sebagai sebuah institusi yang bisa menyatukan kekuatan untuk melawan para agresor, di sisi lain untuk menerapkan hukum-hukum Allah yang memang wajib ditegakkan dan dijalankan oleh seluruh kaum muslimin.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *