Ketika Anak Menyukai Seni dan Sastra

Hindahnya Istana terbuat dari pualam

Lebih indah lagi bila berukir kaligrafi yang memikat

Asalkan terikat dengan hukum-hukum Islam

Maka Seni dan sastra akan memperindah penerapan Islam di masyarakat

Homeschooling kami hadirkan sebagai alternatif pendidikan berkualitas dalam keluarga kita di tengah arus liberalisasi dan kapitalisasi yang semakin merusak dan mematerialistiskan dunia pendidikan.

Dalam rubrik ini kita akan masih akan berbincang-bincang dengan Ustzh Ir Lathifah Musa. Beliau selain merupakan pemimpin redaksi majalah udara Voice of Islam, konsultan Klinik Anak Muda untuk Pergaulan Islami, ternyata juga menjadi pengamat dunia anak, penulis buku-buku pendidikan anak usia dini dan sekaligus juga seorang praktisi Homeschooling dalam keluarga. Tema kita berjudul:

KETIKA ANAK MENYUKAI SENI DAN SASTRA

Ustadzah,  bagaimana kedudukan sastra dan seni dalam pandangan Islam?

Seni dan sastra  adalah hasil dari ekspresi keindahan berbahasa dan berkarya. Di dalam Islam, seni  dan sastra ini terpancar dari aqidah islam dan terikat dengan hukum-hukum Islam. Sehingga itulah rambu-rambu wajib yang harus menyertai seni dan sastra. Penggunaannya bersifat mubah. Tetapi keterikatan kepada hukum-hukum Islam dalam ekspresi ini wajib. Misalnya adanya seni ukur pada dinding bangunan atau pembatas ruangan. Maka boleh-boleh saja penggunaannya. Sebagaimana bolehnya penyekat ruangan tanpa ukiran. Tetapi ketika ekspresi keindahan diwujudkan dalam seni ukir yang membuat manusia senang menikmati keindahannya, maka harus dibatasi bahwa seni ukir ini tidak boleh bertentangan dengan aqidah Islam dan terikat dengan rambu-rambu syariat. Inilah yang menyebabkan seni ukir tidak boleh menggunakan ukiran berbentuk makhluk bernyawa seperti hewan dan manusia. Tetapi boleh berbentuk tumbuhan, tanaman, dedaunan, bunga, gunung, bintang, langit, bangunan, atau sekedar ornamen yang indah.

Bila dikaitkan dengan kurikulum pendidikan dasar, dimana letak seni dan sastra?

Kalau Tahfizhul Qur’an dan Bahasa menjadi kurikulum Dasar, Tsaqofah Islam menjadi kurikulum inti; Sains –Teknologidan Geografi menjadi kurikulum penunjang; maka seni dan satra adalah kurikulum tambahan yang memperkaya berbagai kurikulum dasar, inti dan penunjang tadi. Kita bisa memasukkannya dalam ekstrakurikuler tetapi yang akan membuat kita bisa menilai apakah kurikulum2 wajib tadi telah teraplikasi dengan baik pada anak-anak didik.

Bagaimana aplikasi seni dan sastra dalam peradaban Islam, khususnya di Indonesia?

Ulama-ulama terkenal seperti Imam Malik, kita mengenal beliau juga adalah seniman dalam bidang sastra dan lagu. Bahkan terkenal pula kalau beliau memiliki suara yang merdu dan biasa menyampaikan syair-syair yang indah. Sekiranya Ibundanya Imam Malik tidak mengarahkan beliau menjadi ahli fiqh, maka konon beliau ingin menjadi seorang penyanyi dan penyair. Dalam sebuah riwayat – di masa beliau seni dan satra islam sangat kental— beliau pernah mengkoreksi seorang penyanyi yang salah lagu dan penyair yang keliru bersyair. Padahal saat itu beliau sudah menjadi ulama madzhab. Bagi seorang muslim yang berilmu  dan berkepribadian Islam yang baik sebagaimana ulama-ulama di masa lalu, mereka umumnya juga memiliki ekspresi seni dan sastra yang indah. Dalam sejarah Indonesia saja. Ada Sunan Kalijaga, yang dalam sejarahnya dia adalah Qadhi (Hakim) di tanah jawa. Saat ini banyak mitos-mitos yang meliputi kisah-kisah tentang beliau yang merupakan penyesatan dari orang-orang yang awam dari Islam, walaupun misalnya adalah keturunan-keturunan beliau. Tetapi ada fakta sejarah yang bisa kita temukan bahwa beliau adalah sosok ulama yang sangat terikat dengan hukum-hukum Islam sebagai seorang muslim apalagi sebagai seorang qadhi (bahkan pimpinan para qadhi di Kesultanan Demak). Dan yang sangat menarik, adalah beliau seorang yang memiliki cita rasa seni tinggi. Ekspresi cita rasa seni inilah yang membuat beliau menciptakan ukiran-ukiran Islam pada tiang-tiang penyangga gamelan. Yang awalnya masih terpengaruh budaya Hindu-Budha yaitu ornamen naga dan manusia. Beliau menggantinya dengan ornamen bunga dan daun. Seni sastranya diekspresikan dalam syair tembang-tembang lagu. Yang terkenal seperti lagu Ilir-ilir yang memiliki makna mendalam tentang perkembangan Islam di Tanah Jawa. Demikian pula dengan Sunan Bonang, Sunan Giri, dan sunan-sunan yang lain. Fakta sejarah yang akurat sebenarnya membuktikan Wali Songo periode pertama adalah para da’i utusan khilafah yang mendakwahkan dan memimpin penyebaran Islam di Indonesia. Saat itu Dunia menyebut nusantara dengan sebutan “Jawi”. Di Sumatera kita mengenal banyak ulama yang juga menghasilkan karya-karya besar dalam seni sastra. Yang paling dekat dengan zaman modern adalah seperti Buya Hamka. Selain menghasilkan karya-karya besar dalam bidang tafsir dan fiqh, beliau juga menulis buku-buku sastra. Yang terkenal seperti buku “Di bawah Lindungan Ka’bah” dan “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijch”. Ketika saya SD, saya masih diminta guru untuk membaca karya-karya tadi. Tapi anak-anak sekarang sepertinya asing dengan buku-buku sastra seperti itu, termasuk guru-gurunya. Yang lebih terkenal mungkin Novel Ayat-ayat cinta, atau “Ketika Cinta Bertasbih”.

Apa bedanya seni-sastra Islam dengan seni-sastra peradaban lain?

Seni sastra Islam terpancar dari Aqidah islam dan terikat kuat dengan rambu-rambu syariat. Karena dalam produk pendidikan Islam telah membentuk muslim-muslim dengan kepribadian Islam yang tinggi. Sehingga ekspresi seni dan stranya pun bernilai tinggi. Berbeda dengan peradaban di luar Islam yang pancaran aqidahnya jelas bukan Islam, serta tidak ada keterikatannya dengan syariat Allah SWT yang Tinggi dan Agung. Wajar bila hasil karya seninya pun bernilai bejat. Ini bisa dilihat pada peninggalan seni di masa Yunani Kuno dan Romawi Kuno. Yang masih tersisa adalah seni patung mereka yang telanjang. Penggambaran dewa dan dewinya yang mereka sembah pun telanjang. Aqidah mereka rusak, penggambarannya pun bejat. Dalam salah satu peninggalan di masa Romawi Kuno, ada patung dewa yang sedang bersetubuh dengan binatang. Ini sangat keji, menjijikkan dan sebenarnya sangat menyalahi fitrah manusia normal. Beberapa peninggalan di Indonesia masa lampau sebelum kedatangan Islam juga masih terpengaruh peradaban ini. Sehingga ornamen-ornamen pada candi masih menggambarkan manusia-manusia telanjang dan erotisme, termasuk aktivitas seksual.  Dalam filsafat Hindia, seks dianggap energi kehidupan. Bahkan sebuah kuil di India (Kuil Khajuraho) menggambarkan bangunan bentuk alat kelamin pria dan wanita. Ada ritual peribadatan yang dianggap memperingati saat terbentuknya alam, yaitu ketika Dewa Shiva dan Dewi Parvati menikah (melakukan persetubuhan). Di Indonesia bangunan-bangunan yang terpengaruh peradaban ini diistilahkan bentuk lingga dan yoni (lingga untuk alat kelamin pria dan yoni untuk alat kelamin wanita). Setelah abad pertengahan, yakni di masa Renaissance, setelah menurunnya pengaruh agama Kisten, seni dan satra Eropa Barat terpengaruh lagi peradaban Romawi dan Yunani kuno. Kalau ketika Kristen mempengaruhi, ketelanjangan kembali tabu, tapi pasca renaissance, muncul lagi seni-seni telanjang, seperti karya-karya Michaelanggelo dan Botticelli. Di abad modern jauh lebih parah lagi. Karena sudah berkembang teknologi virtual. Muncul film-film porno. Bahkan yang sekarang ini artis porno Jepang hampir diundang ke Indonesia sebagai pekerja seni. Ini menggambarkan betapa rusaknya sebagian orang-orang Indonesia dan yang lebih parah, mereka juga aktif merusak orang lain. Seperti penulis-penulis yang mengambarkan pornografi dan rumah-rumah produksi yang menampilkan pornoaksi.

Bagaimana mengarahkan anak agar bisa memiliki kepekaan seni dan sastra yang baik?

Terapkan kurikulum Islam. Al Qur’an dan Bahasa yang baik sebagai dasar; Tsaqofah Islam sebagai inti kurikulum. Sains teknologi-geografi sebagai penunjang. Gunakan metode pembelajaran dengan mendekat ke alam semesta. Mendalami alam semesta, manusia dan kehidupan sebagai obyek (makhluk Allah SWT ) yang didalami dan dipelajari untuk semakin taqarrub (dekat) kepada Allah. Kedekatan dengan alam semesta secara langsung akan membuka kepekaan cita rasa dan karsa manusia. Inilah yang membuat ekspresi dalam menyampaikan pemikiran dan perasaan menjadi indah. Anak-anak yang dekat dengan alam akan peka dengan keindahan. Untuk itu salah satu metode belajar dalam kurikulum homeschooling ini adalah belajar langsung  di tengah alam. Tidak terikat dengan kelas dan ruangan. Belajar sains dan teknologi seperti biologi dan fisika tetap akan membuat pemikiran menjadi dalam dan cemerlang serta perasaan terekspresi dengan indah. Dalam karya-karya Islam, seperti karya bangunan-bangunan megah antara lain peninggalan di masa Kekhilafahan Abbasiyah, Kekhilafahan Umayah Spanyol, dan Kekhilafahan Turki Utsmani, tingkat teknologinya sangat tinggi dengan perhitungan kedetilan yang akurat. Tetapi nilai seninya juga sangat-sangat indah. Bisa dilihat di mesjid-mesjid Turki, Syam, Persia, Eropa Timur dan India. Di India seperti Bangunan Taj Mahal. Yang inti arsitekturnya adalah bangunan mesjid. Di masa kini dinilai sebagai salah satu keajaiban dunia. Ini juga sisa-sisa pengaruh budaya Islam.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *