Program: VOICE OF ISLAM | Narasumber: Asri Supatmiati, S.Si. (Penulis buku remaja “Cewek Buka-bukaan” | Tema: Cantik Nggak Butuh Mahkota
Pengantar Presenter:
Sobat Muda, kamu pasti kenal dong ama yang namanya Kartika Sari Devi? Yup, Putri Indonesia 2004 itu sempet bikin heboh karena ikutan ajang Miss Universe. Langkahnya diikuti Nadine Candra Winata, Putri Indonesia 2005 dan Agni Pratista Arkadewi Putri Indonesia 2006. Kamu juga pasti kenal ama jebolan Miss Indonesia, Imelda Fransisca dan Kamidia Rasti. Wah, semuanya cantik-cantik loh. Bikin cewek-cewek pada ngiri. Tapi, gimana ya Islam kontes-kontes kecantikan seperti yang mereka ikuti?
- 1. Ajang kontes kecantikan banyak banget nih Mbak. Ada Putri Indonesia, Miss Indonesia, Gadis Sunsilk, dll. Gimana Mbak memandang fenomena ini?
Yup, bener banget nih Mbak… Ajang kontes yang nyari cewek paling cantik kayaknya emang trend banget. Ada yang skala daerah seperti Mojang-Jajaka, Cak dan Ning, Abang None, dll. Ada pula dan skala nasional seperti Miss Indonesia, Putri Indonesia, Wajah Femina, dll. Bahkan ada yang pesertanya ABG, seperti yang digelar oleh majalah-majalah remaja seperti Ppemilihan Model Kawanku, Gadis Sampul, Top Guest, dll. Dan tiap ada ajang kayak gitu, ribuan gadis seantero nusantara selalu antre buat dapet predikat tercantik atau tervaforit. Pokoknya yang merasa pede dengan wajah dan bodinya, udah pasti nggak melewatkan ajang kayak gitu.
- 2. Menurut Mbak Asri, kenapa ya banyak banget cewek-cewek yang tergiur ikut kontes kecantikan kayak gitu?
Ya, motivasinya macem-macem. Ada yang ngakunya cuma ingin cari pengalaman, nambah wawasan, banyak teman, dll. Tapi kalo ditarik benang merahnya, tujuan sebenarnya cuma dua: ngetop dan tajir.
- 3. Kalau menurut Islam, boleh nggak sih muslimah ikut ajang kontes kecantikan?
Jelas nggak boleh dong. Soalnya sebagai Muslimah, seluruh perbuatan kita tuh musti sesuai dengan syariat Islam. Sementara dalam ajang kontes-kontesan banyak sekali hal-hal yang bertentangan dengan tuntunan Rasulullah saw.
- 4. Contohnya seperti apa Mbak?
(1) pasti ada niat memanfaatkan kecantikan untuk tujuan komersil. Ini jelas bertentangan dengan larangan Allah SWT, dimana wanita dan pria diharamkan menjalankan aktivitas yang mengandalkan kewanitaannya atau kelelakiannya. Rasulullah saw memerintahkan Muslim dan Muslimah untuk mencari kerjaan dengan mengandalkan keahlian, bukan modal tampang, suara mendesah, kulit yang mulus atawa tubuh seksi. Rafi’ bin Rifa’ah menuturkan: ‘Nabi Saw telah melarang kami dari pekerjaan seorang pelayan wanita kecuali yang dikerjakan oleh kedua tangannya. Beliau bersabda: ‘Seperti inilah jari-jemarinya yang kasar sebagaimana halnya tukang roti, pemintal atau pengukir.”
(2) ada pamer aurat. Ini nggak bisa terbantahkan. Seorang Muslimah diperintahkan Allah SWT untuk menutup auratnya di hadapan pria yang bukan mahromnya (Lihat QS Al-Ahzab: 59 dan An-Nur: 31). La dalam kontes, peserta kudu melanggak-lenggok di hadapan dewan juri dan penonton yang sebagian kaum adam. Atau dipotret di hadapan juru foto yang bukan mahromnya dengan, pakaian serba minim. Jelas ini pelanggaran yang nyata terhadap hukum syara’.
(3) ada tabaruj. Yup, para kontestan tentunya nggak bakal enak dipandang kalo tampil polos tanpa polesan make up. Maka, dipermaklah wajah dan tubuhnya dengan berbagai produk kosmetik biar makin menawan. Bibir merah bergincu, bulu mata hitam palsu, eye shadow warna pelangi, rambut pake wig, plus parfum yang wanginya semerbak. Jelas, ada kesengajaan untuk menampakkan kecantikan. Padahal ini dilarang Allah SWT. Tabarruj berasal dari akar kata al buruj yang berarti bangunan benteng, istana atau menara yang menjulang tinggi. Jadi, wanita yang bertabarruj berarti menampakkan tinggi-tinggi kecantikannya, sebagaimana benteng atau istana atau menara yang menjulang tinggi-tinggi. Allah Swt berfirman: “Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara-saudara perempuan mereka.” (An Nur; 31)
(4) ada ajang ikhtilat alias cowok-cewek. Misal antara kontestan ama para perias atau penata busananya yang kebanyakan cowok. Juga penonton, tak terpisah antara cowok dan cewek. Jelas kan, bagi muslimah nggak perlu deh tergoda ikut kontes kecantikan.
- 5. Tapi Mbak, kalau ikutannya nutup aurat gimana Mbak? Kan dulu ada tuh kontes Putri Indonesia yang pesertanya pake kerudung.
Nutup auratnya sih oke. Tapi faktanya, peserta itu kan tetep didandani cupaya cantik. Dan dalam aktivitasnya tetap bisa menimbulkan ikhtilat. Jadi jangan merasa udah aman hanya dengan nutup aurat.
- 6. Tapi kan katanya penilaiannya nggak sekadar fisik Mbak. Ada juga kok penilaian soal perilaku dan kecerdasan.
Ah, itu mah cuma buat melegalisasi kontes kecantikan aja. Biar terkesan elegan dan nggak dianggap mengeksploitasi perempuan. Padahal jelas, ukuran fisik adalah segalanya. Coba, peserta dibatasi musti dengan tinggi badan dan berat badan tertentu. Juga usia, musti muda dan wajah menarik. Dan memang begitulah filosofi kontes kecantikan, yakni buat memilih yang tercantik, baik wajah maupun bodi seksi. Syarat intelektualitas itu hanya jadi ‘tameng’ agar kontes kecantikan terlihat elegan dan bergengsi. Coba, kalo ada peserta yang pendek tapi pintar, apa diterima? Nggak bakal. Makanya, kriteria beauty, brain and behavior sering diplesetkan dengan –sory banget neh– beauty, breast and body.
- 7. Kalau nanti ada kontes muslimah tercantik, dengan syarat peserta pakai kerudung, jurinya juga muslimah semua, penontonnya juga muslimah semua, nggak ada tabarujnya, gimana Mbak?
Wah, kayaknya nggak bakal ada deh. Siapa juga sponsor yang mau mendanai. Soalnya, motivasi bikin kontes itu apa sih? Kalau realitas yang ada, kontes kecantikan itu kan sebenernya bagian dari industri kapitalisme. Jadi motifnya murni bisnis. Kontes ditujukan buat mencari perempuan tercantik untuk jadi ikon atau ujung tombak dalam bisnis kecantikan. Makanya, sponsor kontes kecantikan biasanya produk kosmetik atau fashion yang membidik sasaran kaum wanita. Nah, pemenang kontes itu nantinya akan dijadikan model iklan buat mendongkrak produk kosmetik itu. Makanya, kalopun ada pesertanya yang pake kerudung, dijamin peluang menangnya bakal kecil banget, bahkan mungkin sampai kapanpun nggak bakal menang. Soalnya, nggak bakal menjual di dalam industri kecantikan yang sangat mementingkan kecantikan fisik itu.
- 8. Wah, jadi nggak urgen banget ya ngadain kontes kayak gitu.
Ya iyalah, kita jangan terjebak dalam gaya hidup sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, dimana segala sesuatu diukur dari kebahagiaan materi. Menurut mereka, kecantikan itu adalah sumber kebahagiaan karena dengan modal cantik dan tubuh molek itulah mereka bisa mendapatkan materi.
- 9. Jadi sebaiknya gimana nih Mbak buat muslimah supaya nggak tergoda ikut kontes kecantikan?
Syukurilah apa yang udah Allah Swt berikan. Kalao dapat nikmat cantik, itu jadi modal buat bertakwa pada Allah Swt. Jangan malah diobral, dipertontonkan atau jadi modal buat menarik perhatian lawan jenis atau mencari kerjaan. Itu namanya mengekploitasi diri.
Lagipula, cantik tidaknya seorang wanita tidaklah mempengaruhi amalannya. Cantik tidaknya wanita tidak menunjukkan kepribadiannya. Allah SWT tidak akan menghukum wanita hanya karena terlahir dengan wajah ‘biasa’, dan tidak akan memberi pahala besar bagi wanita yang konon tercantik di dunia sekalipun. Allah SWT memberikan imbalan pahala dilihat dari amal perbuatannya. Karena manusia yang paling mulia di sisi-Nya adalah wanita yang paling bertakwa, bukan yang paling cantik atau yang paling seksi.
So, kalo kamu merasa diri nggak cantik, nggak usah murung, apalagi putus asa. Itu sudah qodho’ Allah SWT yang harus kamu syukuri. Sebab, betapa banyak wanita yang dikaruniai kecantikan tapi memanfaatkannya untuk melanggar aturan Allah.
10. Terakhir nih Mbak, kalau kriteria beauty, behavior and brain itu sendiri, gimana menurut Islam?
Yang namanya beauty, behavior dan brain, emang boleh-boleh aja jadi perhatian setiap muslimah. Tapi ingat, itu bukan segalanya. So nggak salah kalo kamu-kamu pengin selalu tampil cantik, berperilaku baik dan cerdas. Gambaran putri seperti ini emang menjadi dambaan siapapun. Tapi ingat, sebagai Muslimah kamu kudu menyelaraskan itu dengan nilai-nilai Islam.
Beauty alias kecantikan misalnya, tak melulu berkonotasi dengan kesempurnaan fisik sebagaimana dipahami masyarakat kebanyakan. Cantik tak selalu identik dengan wajah yang mulus tanpa jerawat, kulit kuning, bodi langsing dan hidung bangir. Sebab, toh semua orang punya standar yang berbeda dalam menilai kecantikan fisik. Ada yang menilai kecantikan dari wajahnya saja, ada yang menilai dari bodinya dan malah ada yang menilai dari hatinya. Ada yang menilai A cantik, eh orang lain bilang biasa-biasa aja. Jadi, kecantikan itu nisbi banget. Susah ditentukan standar bakunya.
Demikian pula behavior, maka harus diselaraskan dengan perintah dan larangan Allah SWT. Seorang Muslimah harus senantiasa bertingkah laku Islami. Jaga lidah saat bicara, jaga pergaulan, dll. Muslimah juga pasti menjaga kehormatannya, nggak menjual murah senyumannya kepada sembarang orang, menjaga auratnya, dll. Tentu saja perilaku ini sangat tergantung pada pemahamannya terhadap aturan Allah SWT.
Terakhir, brain alias kecerdasan. Sesungguhnya orang yang cerdas adalah orang yang memanfaatkan akalnya untuk mencari kebenaran dan mengkaji hukum-hukum Allah SWT agar dirinya tidak terjebak ke dalam jurang maksiat. Yup, Muslimah yang cerdas adalah yang paham berbagai solusi problematika kaumnya. Ia paham gimana kudu bergaul yang baik, berpakaian sempurna, berbakti pada orang tua, dsb. Tentu aja pemahamannya itu akan ia peroleh jika ia sungguh-sungguh dan terus-menerus mengasah brainnya dengan menuntut ilmu. Terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aplikasi kehidupannya sehari-hari.
Begitulah, cantik sesungguhnya adalah keseluruhan pembawaan yang terpancar dari diri seseorang. Ya fisiknya, perilakunya, pola pikirnya, pola sikapnya dan kecerdasannya. Dan semua itu kudu distandarisasi dengan nilai-nilai Islam agar mendapat pengakuan sebagai Muslimah sejati. Kalo nggak, ya kamu nggak bakalan dinilai ‘cantik’ di sisi Allah Swt. Jadi, kamu-kamu nggak usah gerah nggak bisa ikut kontes-kontes kecantikan. Soalnya, kecantikan kamu tuh nggak butuh pengakuan sekadar dengan selempang atau mahkota.(*)