Program: VOICE OF ISLAM | Narasumber: Ir. Umar Abdullah (Penulis buku “Kapitalisme; The Satanic Ideology”) | Tema: APBN SISTEM ISLAM
PROLOG
PyB, pembahasan APBN alias anggaran pendapatan dan belanja Negara menjadi sangat penting di awal tahun. Berbagai rencana aktivitas bisnis dan kegiatan masyarakat seringkali juga mengacu pada APBN yang ditetapkan pemerintah. Namun seringkali APBN yang ditetapkan masih menggantungkan pendapatannya dari Pajak dan Utang Luar Negeri yang berujung pada inflasi dan bertambahnya beban hutang dari tahun ke tahun. Nah lalu apakah Islam memiliki cara untuk memecahkan persoalan ini? Oleh karena itu Voice of Islam kali ini akan mengangkat topik APBN SISTEM ISLAM bersama Ust. Ir. Umar Abdullah, penulis naskah VCD Sejarah Daulah Khilafah Islamiyah dan penulis buku Kapitalisme The Satanic Ideology.
Ustadz, seberapa penting sih APBN bagi sebuah negara?
Persoalan keuangan suatu negara adalah persoalan yang sangat penting. Terlebih lagi jika negara tersebut sedang mengalami kondisi dimana pengeluaran jauh lebih banyak dari pada pemasukkannya. Jangankan sebuah negara, sebuah rumah tangga saja harus dianggarkan berapa pengeluaran dan berapa pemasukannya. Pengeluarannya untuk apa saja dan pemasukannya dari mana saja. Mungkin tidak terlalu jadi masalah manakala di suatu negara pengeluarannya lebih sedikit dari pendapatannya. Tapi akan jadi masalah besar jika pengeluarannya jauh lebih banyak dari pendapatannnya.
Apa masalahnya, ustadz?
Masalah yang nampak negara itu tidak akan keluar dari persoalan anggarannya. Dan sering terjadi anggaran yang dibuat bukannya menyelesaikan masalah, justru menambah masalah. Baik masalah itu segera mencuat ke permukaan maupun sebagaimana bom waktu menunggu meledaknya. Dan negara itu pun bangkrut dan siap diambil alih negara lain.
Kenapa hal itu bisa terjadi Ustadz?
Penyebabnya ada dua, pertama karena pengelola negara itu tercengkram oleh pemikiran lama tentang anggaran negara. Sehingga ia tidak mau keluar dari frame berpikir tersebut. Yang kedua, karena pengelola negara itu tidak tahu cara menyusun anggaran di luar frame penyusunan anggaran yang selama ini ia lakukan.
Bisa diberikan contohnya Ustadz?
Contohnya adalah cara berpikir bahwa pemasukan negara bertumpu pada pajak dan utang luar negeri. Sehingga sektor pajak digenjot sedemikian rupa. Hal-hal yang sebelumnya tidak kena pajak akhirnya dipajaki. Ujung-ujungnya terjadi inflasi karena pajak dinaikkan. Dan jika terjadi inflasi, maka tingkat kesejahteraan rakyat menurun. Artinya apa? Artinya pendapatan pajak yang meningkat tidak mensejahterakan masyarakat. Padahal anggaran disusun agar masyarakat meningkat kesejahteraaannya, minimal mampu mempertahankan tingkat kesejahteraannya. Begitu juga jika penutupan defisit anggaran bertumpu pada utang luar negeri, apalagi utang luar negeri pada lembaga kapitalis yang serakah, maka BUMN-BUMN yang selama ini menjadi sumber pendapatan bagi negara sedikit demi sedikit dijual untuk menutupi utang luar negerinya. Artinya apa? Artinya sumber pendapatan yang seharusnya ditingkatkan minimal dipertahankan malah berkurang. Alhasil cara berpikir ini justru akan membangkrutkan negara. Pada gilirannya negara ini akan dijajah secara ekonomi, kemudian dijajah secara politik dan militernya. Negara semakin lemah dan bukan tidak mungkin setelah itu dipecah-pecah kemudian dilenyapkan. Contoh negara yang mengalami hal semacam ini sudah cukup banyak.
Lalu bagaimana cara melepaskan diri cengkraman pemikiran lama tentang anggaran pendapatan dan belanja negara?
Perekonomian di dunia sdaat ini sedang berada dalam cengkraman cara berpikir Kapitalistik, termasuk dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sebuah negara. Negara-negara kapitalis adidaya khususnya Amerika Serikat berusaha agar negara-negara lainnya tetap berada dalam cengkramannya, minimal tidak membahayakan eksistensinya. Oleh karena itu agar kita tidak terus menerus dalam cengkraman negra dan ideologi kapitalis ini harus ada keberanian untuk keluar dari kungkungan ini. Dulu di awal abad ke-20 M banyak negara mencoba ideologi Sosialisme. Namun ternyata ideologi Sosialisme ini pun mulai ditinggalkan tidak sampai satu abad seiring dengan runtuhnya Uni Sovyet. Indonesia sendiri di awal kemerdekaannya sempat ke arah Sosialisme. Namun semenjak Soeharto mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, Indonesia diarahkan ke Kapitalisme hingga kini. APBN dirancang dengan cara kapitalistik. Pendapatan bertumpu pada pajak. Defisit ditutup dengan utang luar negeri ke lembaga dan negara kapitalis. Dan sekarang inilah akibat yang kita rasakan bersama.
Yang belum kita lakukan adalah menggunakan cara Islam untuk mengatur urusan hidup kita, termasuk dalam mengurus ekonomi negara. Kalau Sosialisme telah gagal, Kapitalisme terbukti membuat jurang si kaya dan si miskin makin menganga. Maka saatnya Islam diberi kesempatan untuk berperan.
Lalu APBN Sistem Islam itu seperti apa Ustadz?
APBN Sistem Islam, baik pemasukan maupun pengeluarannya disusun berdasarkan wahyu dari Allah SWT sang pemberi kehidupan sang pemberi rizki, baik di dalam al-Qur`an maupun al-Hadits.
Sumber-sumber pemasukan negara Islam dimasukkan di dalam sebuah institusi yang dsebut Baitul Mal atau Kas Negara. Sumber-sumber pendapatan negara terdiri atas:
- Sumber Pemasukan yang tetap, artinya baik negara sedang membutuhkan atau tidak, sumber pemasukan ini tetap harus dipungut sebagai sbuah ketetapan syariat yang berasal dari Allah SWT. Sumber-sumber tersebut adalah harta fai’, jizyah, kharaj, seperlima harta rizki dan zakat.
- Sumber pendapatan kedua adalah jenis harta yang dapat dimaksukkan ke Kas Negara seperti cukai di pos-pos perbatasan; harta-harta yang sesungguhna milik umum namun pengelolaannya diserahkan kepada negara, seperti pertambangan-pertambangan mineral dan gas bumi, dan harta waris yang tidak memiliki ahli warisnya.
Berarti pajak tidak dijadikan andalan pendapatan negara Ustadz?
Ya, di dalam Negara yang menerapkan Sistem Islam, sumber-sumber pendapatan bukan berasal dari pajak sebagaimana yang terjadi di negara-negara yang menganut sistem Kapitalis. Sistem anggaran Negara yang menerapkan Sistem Islam ini juga tidak berpijak pada utang luar negeri. Sumber-sumber pemasukan Daulah Islamiyah ternyata juga tidak hanya bersandar pada zakat, infak dan shadaqah. Jika dibandingkan dengan pos pemasukan dari harta kepemilikan umum, pos peneriman dari sektor zakat nilainya tidak seberapa. Jadi amat dangkal pandangan orang yang menganggap bahwa pemasukan Daulah Islam hanya berasal dari zakat, dan zakat dapat memecahkan problem kemiskinan kaum muslimin.
Berarti pemasukannya akan sangat besar dong?
Ya. Harta-harta milik umum, tidak boleh dimiliki negara, swasta, apalagi asing. Negara hanya mengelola tapi tidak memiliki. Oleh karena itu bisa dibayangkan kemakmuran yang akan dinikmati warga negara yang menerapkan sistem Islam, baik muslim maupun non muslim. Pertambangan minyak, gas alam, emas, perak, tambaga, nikel, uranium, chrom, mangan, besi, timah, dan lain-lain dikuasai negara dan digunakan untuk membuat fasilitas-fasilitas untuk warga negaranya, seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis. Begitu juga hasil hutan, danau, sungai, laut, pantai dan lain-lain yang saat ini dikapling-kapling oleh kapitalis dalam negeri dan asing.
Bisa dijelaskan tentang pemasukan berupa fai`, jizyah dan kharaj, Ustadz?
Oh itu pemasukan akibat langsung dari peperangan jihad fi sabilillah. Artinya jika negara melakukan jihad fi sabilillah membbebaskan negeri-negeri kafir harbi, daulah Islam akan semakin kaya dengan pendapatan dari fai`, jizyah dan kharaj. Sejarah membuktikan tatkala Daulah Islamiyah banyak melakukan pembebasan-pembebasan, kesejahteraan dikecap oleh warga negara daulah Islamiyah.
Berarti kuncinya adalah kita melepaskan diri dari cara berpikir kapitalistik dan mengambil cara Islam. Begitu ustadz?
Betul sekali.[]