Sebelum sholat haruslah wudhu
Jangan berlebih gunakan air agar tak sia-sia
Menuntut Ilmu hukumnya fardhu
Biasakan anak senang belajar sejak muda usia
Oke PYB, jumpa lagi dengan …..dalam rubric HOME SCHOOLING. Home schooling kami hadirkan sebagai alternative pendidikan berkualitas dalam keluarga kita di tengah arus liberalisasi dan kapitalisasi yang semakin merusak dan mematerialistiskan dunia pendidikan.
Dalam rubric ini kita akan masih akan berbincang-bincang dengan Ustzh Ir Lathifah Musa. Beliau selain merupakan pemimpin redaksi majalah udara VOI, konsultan klinik anak muda, ternyata juga menjadi pengamat dunia anak, penulis buku-buku pendidikan anak usia dini dan sekaligus juga seorang praktisi Homeschooling dalam keluarga. Tema kita berjudul
AGAR ANAK SENANG BELAJAR
Ustadzah, banyak ibu-ibu yang mengeluhkan anaknya tidak suka belajar. Kalau belajar hanya ketika mau ulangan saja. Bagaimana ya, kenapa kok anak susah sekali disuruh belajar?
Anak-anak yang susah belajar, biasanya juga tidak terlalu peduli dengan keberhasilan dirinya. Kalau kita perhatikan di sekolah, mereka juga tidak terlalu berprestasi dalam pelajaran tersebut. Berbeda dengan anak yang berprestasi. Biasanya juga senang belajar. Ini sebenarnya persoalan motivasi. Motivasi pada anak yang sudah memiliki karakter yang baik dan kemandirian yang juga baik, biasanya lebih tinggi daripada anak-anak yang belum mandiri. Anak-anak yang tidak atau belum mandiri, motivasinya biasanya kurang. Inilah yang harus menjadi perhatian pendidik. Bagaimana membangun motivasi. Karena kalau sudah ada motivasi, insya Allah tidak sulit membuat anak senang belajar. Tidak perlu disuruh pun mereka sudah senang belajar.
Soal motivasi, sebenarnya ini tanggung jawab siapa? Terkadang orang tua menyalahkan sekolah dan guru. Sementara guru juga tidak bisa menangani seluruh murid yang berbeda-beda karakter satu dengan yang lain?
Karena orang tua adalah yang bertanggungjawab pertama kali pada anak, maka orang tualah yang seharusnya paling berperan membangun motivasi. Islam menetapkan bahwa orang tua yang paling bertanggung jawab pada anak. “Kullu mauludin yuuladu alal ftrah, fa abawaahu yuhawwidaanihi aw yunashshiraanihi aw yumajjisaanihi.” Kemudian di dalam al Qur’an disebutkan: ” Yaa ayyuhalladziina aamanuu quu anfusakum wa ahlikum naaraa.” Untuk itu orang tua harus memotivasi anak agar senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan. Agar anak senang melakukan sesuatu memang harus dimotivasi, dan motivasi yang terbaik adalah kecintaan kepada Allah dan melakukannya semata-mata untuk meraih keridhoan Allah. Mengajarkannya. Sehingga penanaman tentang kecintaan kepada Allah dan RasulNya serta Surga sejak kecil harus diperhatikan oleh orang tua.
Bagaimana menanamkan motivasi pada anak kecil?
Pendekatannya bisa dengan berceruta, dengan lagu atau hafalan-hafalan yang mudah, Sebagai contoh misalnya: Anak TK diajari hadits: Khairukum man ta’allamal qur’an wa allamahu: Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al Qur’an dan yang mengajarkannya. TIdak sulit mengarahkan anak, ketika anak telah hafal hadits ini. Kemudian mereka belajar al Qur’an karena termotivasi. Hadits-hadits tentang belajar juga mudah untuk dihafal anak. Seperti Tholabul ilmi faridhatun ala kulli muslimin.
Ada orang tua yang memotivasi anak dengan hadiah, bagaimana dengan yang seperti ini?
Memang terkadang pada usia tertentu, anak perlu mendapatkan rewards atau penghargaan ketika mereka berhasil melakukan kebaikan-kebaikan yang diajarkan. Anak senang sekali dengan hadiah-hadiah. Dalam hal ini penghargaan atas keberhasilan anak memang perlu. Sehingga anak merasa dia telah berhasil mencapai prestasi yang diminta orang tuanya dan akan memacunya untuk semakin meningkatkan kemampuannya. Misalnya orang tua memberikan penghargaan hadiah-hadiah kecil yang disukai anak. Tetapi rewards berbeda dengan motivasi. Ketika anak melakukan suatu kebaikan, itu dilakukannya dengan motivasi yang baik. Kemudian hadiah, itu persoalan lain. Anak harus memahaminya sebagai bentuk rizki. Misalnya, Alhamdulillah Allah sudah memberi karunia berupa kepandaian tentang sutau ilmu. Alhamdulillah karena kepandaian itu mendapat hadiah dari ayah atau ibu. Ini yang harus selalu ditanamkan. Jadi jangan sampai anak termotivasi karena hadiah atau penghargaan. Sehingga kalau tidak ada hadiah maka dia tidak mau melakukannya. Atau kalau dia merasa sudah jenuh dengan hadiah tertentu, maka anak sendiri yang menetapkan kenaikan hadiahnya. Penyampaian tentang konsep motivasi, kemudian bagaimana menyikapi hadiah atau penghargaan ini harus ditanamkan berulang-ulang. Sehingga anak tidak terlalu kecewa ketika dia tidak mendapatka hadiah.
Apakah ada penanganan lain agar anak suka belajar? Karena kadang-kadang motivasi itu bisa naik-turun seperti apa yang juga dialami oleh orang dewasa?
Belajar itu selain memerlukan motivasi, juga memerlukan kedisiplinan. Kedisiplinan anak tumbuh juga dari orang tuanya. Kedisiplinan juga tumbuh dari kebiasaan. Berarti orang tua yang harus mengkondisikan agar anak disiplin. Suka belajar belum berarti disiplin. Karena bisa jadi tergantung mood. Tapi ketika orang disiplin dengan motivasi, maka dia akan melakukan kebiasaan itu dengan sukarela. Dengan demikian orang tua yang harus mendisiplinkan anak. Orang tua yang harus memantau apakah anak mengalami perkembangan kemampuan atau tidak. Disiplin itu akan menyenangkan bila dibiasakan sejak kecil. Anak yang terbiasa disiplin belajar, pada saat motivasinya sudah menguat maka dia akan menganggap belajar sebagai hal yang menyenangkan. Berbeda dengan yang tidak dibiasakan sejak kecil. Dia akan menganggap belajar itu sesuatu yang berat, sulit dan mengurangi waktu bermain.
Bagaimana agar menanamkan rasa senang belajar itu juga dengan cara yang menyenangkan?
Orang tua yang harus mengkondisikan. Buatlah suasana belajar yang menyenangkan. Tempat belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan. Kalau kelasnya tidak menarik, kaku, hanya terdiri dari meja-kursi saja, maka anak juga mudah jenuh. Sehingga harus dibuat agar anak senang dengan tempat belajarnya. Misalnya dia menghias sendiri kamar belajarnya, dia menghias sendiri meja belajarnya, dia mengatur sendiri kamarnya. Ini akan membuat anak senang belajar. Belajar juga tidak harus di meja dan kamar belajar. Setiap saat anak harus dikondisikan untuk selalu belajar. Terkadang belajar langsung dia alam lebih menyenangkan dan lebih cepat membuat anak faham. Belajar pada anak kecil bisa dengan lagu dan puisi. Ini lebih menyenangkan daropada hafalan. Sebagai contoh anak kecil belajar wudhu dengan lagu. Saya pernah memperhatikan, anak ini nyanyi dulu ketika mau wudhu. Ketika dia lupa di tengah-tengah wudhu, maka dia ingat-ingat sambil nyanyi. Selanjutnya lama kelamaan dia hafal dan tidak perlu nyanyi lagi. Ketika sudah bisa tanpa menyanyi kita harus memberinya penghargaan. Karena dia sudah berusaha menghafal urutan wudhu walaupun sambil menyanyi.[]