Gelombang Korea Style

Pembaca yang budiman, saat ini gelombang Korea Style sepertinya sedang mewabah di Indonesia. Mulai dari busana, gaya rambut hingga musik. Mengapa anak muda Indonesia begitu demam dengan Korean Style? Kita akan membahas tentang hal itu bersama  Ustzh. Ir Lathifah Musa. Beliau adalah Pemimpin Redaksi Majalah Udara Voice of Islam.

Ustadzah, apa benar Indonesia sedang dilanda gelombang Korea style?

Ya, bisa dibilang begitu. Budaya pop Korea sedang menerjang Indonesia. Lihat saja anak-anak muda yang sedang gandrung dengan aksi boyband/girlband, yang betul-betul asli meniru korea style. Anak-anak muda sekarang sangat tahu bagaimana artis dan penyanyi korea. Seperti Shi Min Chul, super junior Park Jung Min, The Boss, Girls  Generation, X5, N-Sonic dll. Penampilan mereka di panggung membuat histeris anak-anak muda. Indonesia bisa dibilang sedang diserbu K-Pop atau Korean Wave. Mulai dari drama romantic korea sampai girlband/boyband. Penampilan    mereka biasanya imut-imut, kulit putih mulus seperti porselen, wajah dipoles cerah, rambut diikat ekor kuda dengan ujung bergelombang, pakai stocking dipadu sepatu ceper, rok, blus atau jas selutut. Ini untuk yang perempuan. Yang pria, biasanya karakter dingin, tak acuh, dengan style korea seperti yang ada di drama-drama romantis.  

Mengapa Indonesia begitu demam Korea?

Indonesia bisa dibilang ikut-ikutan demam korea. Apalagi industri hiburan di Indonesia hanya mengikuti arus apapun yang penting uang. Akhirnya industry hiburan di Indonesia juga ramai-ramai membuat film dan boyband/girlband Indonesia rasa korea. Misalnya film Hello Goodbye produksi falcon Pictures yang dibintangi oleh Atiqoh Hasiholan (ikon Lux) dengan Rio dewanto serta Eru seorang penyanyi terkenal korea. Film ini mengambil lokasi di Kota Busan, Korea Selatan. Demikian juga munculnya boyband/girlband seperti Princessu, Cherrybelle, 7icon, Super9boyz, Fame, 6 Stars, Soulmate dll. Musiknya pop. Ada juga yang tidak mengambil aliran pop tapi hanya berpenampilan korea, seperti Ayu Ting Ting. Dia menyebut musiknya Korean-Dut.
Semuanya melihat pertimbangan utamanya adalah pasar. Ingin menggaet anak-anak muda Indonesia yang sedang keranjingan korea.

Apakah memang saat ini Korea sedang menyasar Indonesia?

Ya, Indonesia adalah pasar yang besar bagi korea selatan. Budaya pop ini sebenarnya hanya puncak dari berbagai macam produk korea yang masuk Indonesia, mulai dari mobil, peralatan elektronik hingga makanan.
Fenomena ini tidak terjadi dengan sendirinya. Pemerintah korea melalui kementrian budaya korea selatan pada tahun 2000 mengeluarkan ”cultural policy” yang mendukung industri kreatif negara. Industri film dibuat untuk mengenalkan budaya korea ke dunia luar. Kebijakan pemerintah  yaitu memberlakukan pajak rendah bagi film lokal dan bantuan dana u memproduksi film yang mengusung budaya korea.

Apakah dampak dari demam korea di Indonesia?

Yang jelas adalah budaya liberalismenya. Kita melihat karakter-karakter anak muda korea yang rapuh. Menyenangi hal-hal yang bersifat pop. Pergaulan bebas berbalut perilaku imut-imut. Seolah mereka masih kanak-kanak yang tak punya salah. Tampil cantik ala  korea tentunya mengumbar aurat. Tetapi media massa menyebutnya elegan dan tidak kampungan. Anak-anak muda korea seperti tidak puas dengan penampilan yang ada. Walhasil yang termasuk marak di korea sendiri adalah industri permak tubuh. Bagaimana tampil cantik, langsing, kulit putih semulus porselen, warna rambut cerah dll. Berdasarkan pengamatan, profil anak muda korea sangat rapuh. Tidak sedikit berita ada artis muda bunuh diri. Persoalan cinta, patah hati dll seolah dibesar-besarkan. Tentu ini berpengaruh pada generasi muda yang menjadikan korean style sebagai kiblatnya.

Bagaimana mengantisipasi dampak negatif dari budaya-budaya liberal yang melanda Indonesia?

Jelaskan bagaimana Islam sebagai landasan kehidupan. Jelaskan bagaimana Islam mengatur cara hidup, seperti cara bergaul, cara berpakaian, cara bertingkah laku. Jelaskan bagaimana pandangan Islam tentang cara bertingkah laku orang-orang kafir yang rapuh dan menipu. Sebenarnya hanya dengan mempelajari Islam, anak-anak muda akan memahami bahwa gelombang korea tidak layak ditiru. Umat Islam hanya akan mulia dengan Islam. Terkadang manusia hanya menilai berdasarkan penampilan luar. Padahal penampilan luar seringkali menipu. Seluruh komponen masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa kita ini jangan mau hanya menjadi pasar asing. Itupun pengaruhnya buruk bagi kita. Harus ada kebijakan yang mampu mencegah gelombang budaya pop yang merusak.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *