“Berrak Obama”

Oleh Umar Abdullah

Itulah yang terdengar dari mulut seorang teman ketika menyebut nama Barrack Obama dengan aksen keinggris-inggrisan atau keamerika-amerikaan. Seketika saya tertawa. Teman saya itu seorang musisi. Dulu ia sangat bangga dengan Amerika Serikat dan sangat ingin ke Amerika untuk belajar musik di Amerika. Mungkin sisa-sisa kemampuan bahasa Inggrisnya digunakan untuk menyebut Barrack Obama dengan ”Berrak Obama”.

Ya, ada dua nama yang dalam minggu ini banyak terdengar menjelang kedatangan presiden AS itu. Dua nama itu: Obama dan HTI. HTI menjadi pihak yang paling (walaupun bukan satu-satunya) menentang kedatangan Obama. Sementara banyak pihak, baik pemerintah, ormas, partai, apalagi kelompok liberal, menyambut gembira kedatangan Obama. Dalam hal ini HTI memang layak dikasih acungan dua jempol.

Mungkin sebagai puncak kontroversi itu adalah tayangan debat antara Muhammad Ismail Yusanto dari HTI dengan Ulil Abshar Abdalla yang entah mewakili siapa. Acara ini disiarkan langsung oleh TV One pada malam Kamis 17 Maret 2010, satu hari sebelum saya mendengar berita pembatalan Obama ke Indonesia. Perdebatannya sebenarnya lumayan ramai, walaupun diselingi kelucuan ketika ada seorang peserta debat yang macet ngomongnya seperti kehabisan kata-kata. Tapi yang paling menggusarkan saya adalah perkataan Ulil yang seolah-olah mengkoreksi apa yang diucapkan Ismail berkenaan dengan status agama Abu Sufyan bin Harb pemimpin Makkah. Ulil mengatakan bahwa Rasulullah saw berkata, ”Barangsiapa berlindung ke Ka’bah maka ia aman dan barangsiapa masuk rumah Abu Sufyan maka ia aman.” padahal saat itu Abu Sufyan belum masuk Islam. Saya langsung berteriak (di rumah saya sendiri), ”ULIL BERBOHONG!! Ketika Rasulullah saw mengatakan ’Barangsiapa berlindung ke Ka’bah maka ia aman, dan barangsiapa masuk rumah Abu Sufyan maka ia aman’, hal itu dikatakan oleh Rasulullah saw setelah Abu Sufyan masuk Islam. Saat itu Abu Sufyan diantar dan ditemani oleh Abbas bin Abdul Muththalib!” Namun apa daya, teriakan saya itu hanya terdengar oleh istri saya yang juga nonton TV di sebelah saya. Sebenarnya saya berharap Ismail akan membantah pernyataan Ulil ini. Tapi entah kenapa ternyata itu tidak dilakukan. Dari para peserta HTI juga tidak ada satu pun yang membantah untuk membongkar penipuan sejarah yang dilakukan Ulil ini.

Sesungguhnya gaya penipuan semacam ini sudah sangat sering dilakukan oleh  kaum liberal. Mereka ingin memanfaatkan kelemahan kaum muslimin dalam tsaqafah-tsaqafah Islam tertentu, khususnya dalam hal sejarah. Sekaligus mereka ingin menampilkan diri seolah-olah mereka itulah yang sangat tahu sejarah. Padahal mereka hanya ingin menipu untuk jastifikasi (pembenaran) argumentasinya. Salah satu contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Ulil. Ulil ingin menipu Ismail, peserta dari HTI, juga seluruh penonton. Dan nampaknya ia berhasil. Walaupun dia tertohok juga karena ternyata Ismail mementahkan data dia tentang negara-negara pelanggar HAM dengan data yang dikeluarkan oleh Amnesti Internasional.

Tapi nampaknya Ulil sudah semakin rusak (dan kasar). Dengan bangganya ia membela Amerika, dan dengan sikap tertawa menghina, Ulil menuding-nuding wajah Ismail. Ya Allah, dalam hati saya bergumam, Ulil ini muslim apa bukan ya? Sedemikian bangganya ia dengan Amerika. Dan sedemikian bencinya ia dengan HTI dan negeri-negeri Islam. Berbagai argumen dikeluarkan Ulil untuk membela Amerika (dan Obama). Teringat saya dengan kata ”berrak obama”. Teringat saya dengan kerbau Kyai Slamet yang beraknya diperebutkan orang, katanya untuk jimat. Saya hanya bisa membayangkan, jangan-jangan kalau bertemu, Ulil pun akan bangga berebut foto bersama dengan ”berrak obama”.[]

2 Comments

  1. Aku sebenarnya susah tertawa dan pengennya nggak ketawa, tapi karena lucu jadi terpaksa ketawa.:))

  2. hihihi….berrak …
    keren banget nieh nama tapi…jijik kyak orangnya yg munafik….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *